Pekanbaru – Dalam rangka memberikan pendidikan yang layak dan berkualitas yang memang telah menjadi hak masyarakat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Riau akan melaksanakan program Sarjana Mendidik Terdepan, Terluar, Tertinggal (SM3T).
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Riau Dr Ir Dwi Agus Sumarno MM MSi, untuk mensukseskan program ini, Disdikbud Riau telah bekerjasama dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Riau (UR).
"Program SM3T di Provinsi Riau ini, kita melihat sangat perlu dan harus dilaksanakan, mengingat ada beberapa daerah kita yang kondisi pembelajaran didaerah khususnya pada Terluar dan Tertinggal, sangat memprihatinkan kita," sebut Dwi saat membuka kegiatan Lomba motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) terbuka tingkat Provinsi Riau tahun 2015, Kamis (23/4).
Dwi menceritakan, dari kunjungannya ke daerah terpencil dan tertinggal di beberapa daerah, seperti di Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Rokan Hilir dan lainnya, dijumpai kalau guru-guru yang mengajar anak-anak suku terpencil dan tertinggal itu, belum berpendidikan Sarjana.
"Proses pembelajaran yang dilaksanakan juga tidak sama dengan sekolah biasa, karena mereka yang menjadi siswa-siswi, tidak bisa diberikan peraturan sama dengan sekolah biasa, mereka bersekolah sesuka hati, dan bisa juga sambil bekerja," pungkasnya.
Melalui program SM3T tersebut, Sarjana dari FKIP akan dikontark selama Dua tahun untuk mengajar di sekolah daerah terpencil dan tertinggal, lalu para guru yang selama ini mengajar, akan dikuliahkan di Pekanbaru, dengan mendapat beasiswa penuh dari Pemerintah Provinsi Riau.
"Mereka yang akan mengajar di daerah terpencil dan tertinggal itu akan kita buatkan rumah dinas, dan akan diberi honor Rp 2.500 ribu setiap bulannya. Ketika kontrak Dua tahun habis, maka akan digantikan dengan guru baru, baru setelah guru-guru yang selama ini mengajar yang dikuliahkan tersebut menyelesaikan proses perkualiahannya, mereka yang akan kembali mengajar," jelas Dwi.
Sementara Ketua Panitia acara Ishak SH menyebut, kegiatan yang diadakan ini dalam rangka memberikan kesempatan kepada siswa SMP terbuka untuk berkompetisi dalam bidang akademi dan keterampilan, dan nantinya akan dibawa ke Jakarta dalam rangka mengikuti kegiatan yang sama.
"Kegiatan ini diikuti oleh lima kabupaten dan kota, yakni, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kuantan Singgingi dan Kota Pekanbaru. Dengan jumlah peserta, 15 orang untuk perlombaan akademis, dan 15 orang lomba keterampilan, ditambah dengan pendamping, masing-masing 2 orang dari Kabupaten/Kota," jelasnya.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Riau Dr Ir Dwi Agus Sumarno MM MSi, untuk mensukseskan program ini, Disdikbud Riau telah bekerjasama dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Riau (UR).
"Program SM3T di Provinsi Riau ini, kita melihat sangat perlu dan harus dilaksanakan, mengingat ada beberapa daerah kita yang kondisi pembelajaran didaerah khususnya pada Terluar dan Tertinggal, sangat memprihatinkan kita," sebut Dwi saat membuka kegiatan Lomba motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) terbuka tingkat Provinsi Riau tahun 2015, Kamis (23/4).
Dwi menceritakan, dari kunjungannya ke daerah terpencil dan tertinggal di beberapa daerah, seperti di Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Rokan Hilir dan lainnya, dijumpai kalau guru-guru yang mengajar anak-anak suku terpencil dan tertinggal itu, belum berpendidikan Sarjana.
"Proses pembelajaran yang dilaksanakan juga tidak sama dengan sekolah biasa, karena mereka yang menjadi siswa-siswi, tidak bisa diberikan peraturan sama dengan sekolah biasa, mereka bersekolah sesuka hati, dan bisa juga sambil bekerja," pungkasnya.
Melalui program SM3T tersebut, Sarjana dari FKIP akan dikontark selama Dua tahun untuk mengajar di sekolah daerah terpencil dan tertinggal, lalu para guru yang selama ini mengajar, akan dikuliahkan di Pekanbaru, dengan mendapat beasiswa penuh dari Pemerintah Provinsi Riau.
"Mereka yang akan mengajar di daerah terpencil dan tertinggal itu akan kita buatkan rumah dinas, dan akan diberi honor Rp 2.500 ribu setiap bulannya. Ketika kontrak Dua tahun habis, maka akan digantikan dengan guru baru, baru setelah guru-guru yang selama ini mengajar yang dikuliahkan tersebut menyelesaikan proses perkualiahannya, mereka yang akan kembali mengajar," jelas Dwi.
Sementara Ketua Panitia acara Ishak SH menyebut, kegiatan yang diadakan ini dalam rangka memberikan kesempatan kepada siswa SMP terbuka untuk berkompetisi dalam bidang akademi dan keterampilan, dan nantinya akan dibawa ke Jakarta dalam rangka mengikuti kegiatan yang sama.
"Kegiatan ini diikuti oleh lima kabupaten dan kota, yakni, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kuantan Singgingi dan Kota Pekanbaru. Dengan jumlah peserta, 15 orang untuk perlombaan akademis, dan 15 orang lomba keterampilan, ditambah dengan pendamping, masing-masing 2 orang dari Kabupaten/Kota," jelasnya.
Sumber: Infopublik
0 Response to "Disdikbud Riau Siapkan Sarjana Untuk Guru Daerah Tertinggal"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr