Melatih Lagu Wajib Nasional di SD |
Sore itu jam pelajaran seni budaya kosong, guru mata pelajaran tersebut sedang berhalangan hadir. Setelah mendapatkan izin Kepala Sekolah untuk mengisi jam kosong di kelas XI, aku bergegas lari menuju lokasi kelas itu. Beberapa saat kemudian, kutuliskan angka satu sampai tujuh yang biasanya dikenal sebagai not angka pada pelajaran seni musik. Selanjutnya, kuminta murid-muridku untuk membacanya.
“Satu, dua, tiga, empat….,” teriak beberapa orang di antara mereka dengan cukup lantang. Aku sempat terkejut mendengarkan cara baca mereka. Benarkah mereka tidak mengerti sama sekali hal dasar seperti ini? Aku mencoba berpikir keras waktu itu. Ya, kita harus siap dengan setiap kemungkinan perbedaan kemampuan akademik siswa di daerah perbatasan dan Jawa pada umumnya. Namun saat mengamati ekspresi senyum jahil mereka, aku sadar… mungkin mereka ingin sedikit relax setelah beberapa pelajaran hitung yang sangat membingungkan. Yeah, they are just kidding me! Hehe…
“Ya, sekarang lupakan sejenak pelajaran Matematika kalian, kita belajar nada dulu!” ujarku sambil tersenyum mengamati tingkah jahil mereka. Menit selanjutnya berjalan cukup lancar ketika aku mulai menerangkan beberapa jenis nada kepada mereka.
Aku memang bukan guru seni, aku adalah guru Matematika yang kebetulan suka dan mengetahui beberapa ilmu tentang nada karena pernah berkecimpung di paduan suara sekolah dan kampus. SM-3T benar-benar mengakomodasi salah satu mimpiku untuk mengajarkan Matematika dan seni musik kepada siswa-siswi daerah perbatasan. Selain mengajarkan Matematika untuk siswa-siswi SMA Negeri 9 Malinau, aku juga mengajarkan beberapa lagu wajib nasional kepada siswa-siswi SMA Negeri 9 Malinau, SMP Negeri 1 Kayan Selatan dan SD Negeri 1 Kayan Selatan.
Foto : Eko Rizqa S
Baca selengkapnya lagi di: jakartagreater.com
0 Response to "Suka Duka Melatih Lagu Wajib Nasional di Perbatasan"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr