Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya dari
Universitas Maryland
dan mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu
diselenggarakan dalam setting
kelompok kelas secara keseluruhan. Metode Think-Pair-Share
memberikan kepada para siswa untuk berpikir dan merespons serta saling bantu
satu sama lain. Sebagai contoh, seorang guru baru saja menyelesaikan suatu
sajian pendek atau para siswa telah selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya,
guru meminta kepada para siswa untuk menyadari secara lebih serius mengenai apa
yang telah dijelaskan oleh guru atau apa yang telah dibaca. Guru tersebut
memilih metode Think-Pair-Share
daripada metode Tanya jawab untuk kelompok secara keseluruhan (whole-group question and answer). Lyman
dan kawan-kawannya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Langah 1 – Berpikir (Thinking):
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa
diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu
tersebut.
2.
Langkah 2 – Bepasangan (Pairing):
Selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat
menghasilkan jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah diajukan atau
penyampaian ide bersama jika suatu soal khusus telah diidentifikasi. Biasanya
guru mengizinkan tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
3.
Langkah 3 – Berbagi (Sharing):
Pada akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau
bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka
bicarakan. Pada langkah ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling kelas
dari pasangan yang satu ke pasangan yang lain, sehingga seperempat atau separo
dari pasangan-pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor.
Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari
penghargaan kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok dengan
tingkatan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen. Setiap siswa
mengerjakan unit-unit program matematika sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A mngerjakan unit 2, si B mengerjakan
unit 5. para siswa mengikuti rangkaian kegiatan yang teratur, mulai dari
membaca lembar pembelajaran, mengerjakan lembar kerja, memeriksa apakah dia
telah menguasai keterampilan dan mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban
dan memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau
melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab
meyakinkan bahwa temannya telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab
individual dan penghargaan kelompok ada di dalam Think Pair Share ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan
oleh semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya
kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil
dilampau
0 Response to "Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr