Pariaman - Puncak pagelaran pesta budaya Tabuik Pariaman dihadiri ribuan pengunjung di lapangan merdeka Kota Pariaman yang dilanjutkan dengan proses pembuangan Tabuik ke laut, Ahad (9/11/2014) sore. Dua Tabuik, masing-masing Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang saling dihoyak oleh anak nagari sebelum dibuang ke laut menjelang matahari terbenam di pantai Gandoriah.
Puncak pagelaran Tabuik dihadiri Gubernur Sumatera Barat diwakili Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Burhasman Bur, MM, Walikota Pariaman Mukhlis Rahman, Bupati Padangpariaman Ali Mukhni, Ketua DPRD Pariaman Mardison Mahyuddin, Duta Besar Iran untuk Indonesia, Wakil Walikota Pariaman Genius Umar, pejabat di lingkungan Pemko Pariaman, perantau Pariaman dari berbagai daerah di Indonesia dan tokoh masyarakat lainnya.
Walikota Pariaman Mukhlis Rahman menyebutkan, Kota Pariaman pesta budaya Tabuik yang diselenggarakan setiap tahun diawal bulan Muharram bukan hanya sebagai identitas daerah Kota Pariaman, namun lebih dari itu. Tabuik juga merupakan investasi budaya masa depan yang dapat memaju perkembangan pariwisata Kota Pariaman.
"Kami yakin pariwisata Kota Pariaman ke depan akan lebih baik. Jika dilihat trend kunjungan wisatawan ke Kota Pariaman lima tahun terakhir menunjukkan angka yang menggembirakan. Tahun 2009 jumlah wisatawan ke Pariaman tercatat sekitar 696.999 orang, naik menjadi 793.624 pada tahun 2013. Pertumbuhan wisatawan ini tentu akan terus dapat dimaju di masa depan," kata Mukhlis.
Dikatakan Mukhlis Rahman, Kota Pariaman memiliki potensi wisata bahari yang dapat dikembangkan. Terbukti selama ini sudah mampu mendatangkan wisatawan ke Kota Pariaman. Hanya saja perlu dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat Kota Pariaman, pemerintah Propinsi Sumatera Barat maupun pemerintah pusat. "Dengan dukungan semua pihak tersebut, perkembangan pariwisata Kota Pariaman semakin cepat pertumbuhannya," tambah Mukhlis Rahman.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar Busharman mengungkapkan, Kota Pariaman sedang tumbuh menjadi kota wisata. Tabuik yang digelar setiap tahun tidak hanya iven budaya. Tabuik juga merupakan pemersatu rang Piaman.
"Melalui event Tabuik, masyarakat Pariaman harus menjadikannya sebagai inspirasi tumbuhnya berbagai kreasi yang prduktif. Misalnya kreasi muncul baju dan souvenir yang bermotifkan Tabuik. Sehingga pengunjung yang datang ke Pariaman juga dapat menikmati oleh-oleh yang bernuansa Tabuik," kata Busharman.
Artinya, kata Busharman, selain Tabuik menjadi pendorong tumbuhnya rasa persatuan sesama orang Pariaman, tetapi juga mampu menjadi penggerak ekonomi masyarakat di Pariaman. "Dengan adanya pembuangan Tabuik ke laut sebagai akhir dari prosesi Tabuik, maka seiring dengan itu harus kita buang pula rasa benci dan permusuhan sesama," kata Busharman.
Dikatakan Busharman, Kota Pariaman sudah tepat mengembangkan sektor pariwisata. Namun harus diingat, pariwisata tidak ada tanpa promosi. Promosi tidak ada tanpa iven. Pariaman sudah memiliki Tabuik sebagai iven mempromosikan pariwisatanya. Tinggal lagi bagaimana melengkapi sarana pendukung dari pariwisata itu sendiri.
Sebelumnya, Ketua Panitia Tabuik yang juga Kepala Dinas Pariwisata Kota Pariaman Yusrizal mengatakan, prosesi Tabuik tahun ini berlangsung selama 16 hari karena pelaksanaannya bertepatan pada hari Minggu. Memang cukup panjang dari yang semula hanya berlangsung 1 hingga 10 Muharram.
Selama proses Tabuik berlangsung, berbagai kegiatan dan penampilan kesenian yang tidak hanya berasal dari Kota Pariaman. Beberapa daerah lain juga berpartisipasi seperti Sanggar Binuang Sati (Tandikek, Padangpariaman), Sanggar Carano (Lubuk Alung, Padangpariaman), Dendang Taman Budaya (Padang), Must Muda (Propinsi Jambi), paket seni Kabupaten Dharmasraya, Medan, Pekanbaru dan paket seni Bengkulu.
Sumber: nu.or.id
0 Response to "Ribuan Pengunjungi Saksikan Pagelaran Tabuik di Pariaman"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr