Ambil sebuah gelas atau
bejana, bagi dua ruangannya dengan menggunakan selembar selopan atau kertas
saring. Isilah ruang I dengan cairan glukosa atau molekul atau ion yang
konsentrasinya dapat diukur. Isi ruang ke II dengan air murni, kemudian selang
beberapa menit ambillah contoh cairan dari tiap-tiap ruang lalu diukur
konsentrasi glukosa dari masing-masing contoh itu. Konsentrasi pada ruang I
akan turun secara berangsur-angsur dan konsentrasi pada ruang II akan
berangsur-angsur naik dan akhirnya pada suatu saat konsentrasi pada kedua ruang
jadi sama dan selanjutnya tetap sama seperti pada gambar di bawah ini.
Proses ini disebut difusi
Difusi dapat terjadi karena
gerakan acak kontiniu sebagai ciri khas semua molekul yang tidak terikat dalam
suatu zat padat. Tiap molekul bergerak secara lurus sampai bertabrakan dengan
molekul lainnya.
Pada contoh di atas molekul
glukosa bertabrakan dengan molekul gula lain dan dengan molekul air atau
molekul selulosa yang terdapat dalam selopan. Waktu ruang itu mula-mula diisi,
gerakan acak molekul-molekul glukosa itu menyebabkan banyak terjadi tabrakan
dengan membran selopan. Karena membran selopan tersebut mempunyai pori yang
cukup besar, sehingga molekul-molekul glukosa dari ruang I dapat menembusnya
dan masuk ke dalam ruangan II. Jika konsentrasi glukosa di ruang II naik
melebihi konsentrasi glukosa di ruang I, dapat diduga bahwa molekul glukosa itu
akan kembali ke ruang I. Hal ini memang akan terjadi terus selama masih
terdapat perbedaan konsentrasi larutan atau gradien konsentrasi antara ruang I
dan ruang II.
Bila konsentrasi larutan pada
ruang I dan ruang II sudah sama berarti konsentrasi larutan antara ruang I dan
II sudah seimbang. Pada saat sudah tercapai keseimbangan konsentrasi ini
pemindahan molekul glukosa dari ruang I ke ruang II tidak akan terjadi lagi.
Kecepatan
difusi zat melalui membran sel tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi
tetapi juga pada muatan dan daya larut dalam lipid dari partikel-partikel
tersebut. Pada umumnya zat-zat yang larut dalam lipid yaitu molekul hidrofobik
lebih mudah berdifusi melalui membran dari pada molekul hidrofilik.
Syamsurizal
BIOLOGI UMUM
FMIPA UNP 2008
FMIPA UNP 2008
Pustaka
- Suhana, 1989. Teknik Mikroskopi. Jakarta: UI
- Kimball, John W. 1990. Biologi. Jilid 1. (Terjemahan Siti Soetarmi) hal. 59-108. Jakarta: Erlangga.
- Issoegianti. 1993. Biologi Sel. Jakarta: Depdikbud.
0 Response to "Difusi"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr