JAKARTA - Jangan berkecil hati meski tinggal dan bersekolah di pelosok Tanah Air. Kamu punya kesempatan yang sama untuk meneruskan studi hingga jenjang perguruan tinggi. Gratis!
Caranya dengan mengikuti program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik). Ketika diluncurkan pada 2012, program ini dikhususkan bagi siswa Papua dan Papua Barat. Kini, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi memperluas cakupan wilayah program ADik hingga daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) seperti Nusa Tenggara, Maluku Utara, dan Aceh.
"Afirmasi bukan sekadar program keberpihakan pemerintah untuk daerah Papua dan 3T, melainkan transformasi akademis," kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, seperti dinukil dari laman Ditjen Dikti, Selasa (10/3/2015).
Segera siapkan diri, ya! Soalnya, hanya ada kuota 900 calon penerima beasiswa ADik tersebut. Dari jumlah itu, 500 tempat akan diberikan pelajar di daerah 3T dan 400 lainnya jatah bagi siswa-siswi Provinsi Papua dan Papua Barat.
Pendaftaran program ADik akan dimulai 28 Maret. Sedangkan penetapan kelulusan peserta dilakukan PTN/politeknik pelaksana pada 1 Juni 2015.
Bagaimana proses seleksinya? Ditjen Dikti akan menggelar seleksi secara bertahap mencakup seleksi khusus ADik di provinsi terkait. Selain itu, akan ada juga SNMPTN-SBMPTN jalur afirmasi.
Nasir menegaskan, program ini tidak menurunkan standar penerimaan mahasiswa di PTN. Sebab, jelas dia, siswa yang lulus seleksi program ADik akan menjalani masa matrikulasi setidaknya satu tahun sebelum kuliah.
"Usulan matrikulasi disampaikan di awal pelaksanaan program ini. Mereka diberi kesempatan mengenal lingkungan kampus selama satu tahun untuk beradaptasi sehingga mengurangi risiko drop-out," imbuhnya.
Kenapa harus ikut matrikulasi? Menurut Nasir, meski sudah empat tahun berjalan, beberapa kampus mengaku kesulitan dalam menerima dan membina mahasiswa afirmasi.
Dalam pertemuan pimpinan perguruan tinggi pelaksana program ADik belum lama ini, terungkap umumnya kampus pelaksana program tersebut mengalami kesulitan dalam membina kultur akademis. Belum lagi adanya perlakuan khusus kepada peserta yang sering kali berbenturan dengan aturan pembelajaran di kampus.
"Meski demikian, pada tahun ketiga ada peningkatan kualitas disiplin akademis dari mahasiswa afirmasi," kata Rektor Universitas Diponegoro, Sudharto.
Sementara itu, Rektor Universitas Papua, Suriel Mofu, menjelaskan, animo siswa Papua meningkat setiap tahun. Padahal di awal program pada 2012, dia kesulitan mengajak para siswa meneruskan pendidikan ke jenjang perkuliahan.
"Tapi, sekarang mereka rebutan. Maka, saya minta kuota untuk calon peserta dari Papua dan Papua Barat jangan dikurangi. Ini bukan untuk kepentingan Papua. Seusai merampungkan pendidikan, mereka diharapkan berkarya bahkan memimpin daerah lain di luar Papua," paparnya.
Caranya dengan mengikuti program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik). Ketika diluncurkan pada 2012, program ini dikhususkan bagi siswa Papua dan Papua Barat. Kini, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi memperluas cakupan wilayah program ADik hingga daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) seperti Nusa Tenggara, Maluku Utara, dan Aceh.
"Afirmasi bukan sekadar program keberpihakan pemerintah untuk daerah Papua dan 3T, melainkan transformasi akademis," kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, seperti dinukil dari laman Ditjen Dikti, Selasa (10/3/2015).
Segera siapkan diri, ya! Soalnya, hanya ada kuota 900 calon penerima beasiswa ADik tersebut. Dari jumlah itu, 500 tempat akan diberikan pelajar di daerah 3T dan 400 lainnya jatah bagi siswa-siswi Provinsi Papua dan Papua Barat.
Pendaftaran program ADik akan dimulai 28 Maret. Sedangkan penetapan kelulusan peserta dilakukan PTN/politeknik pelaksana pada 1 Juni 2015.
Bagaimana proses seleksinya? Ditjen Dikti akan menggelar seleksi secara bertahap mencakup seleksi khusus ADik di provinsi terkait. Selain itu, akan ada juga SNMPTN-SBMPTN jalur afirmasi.
Nasir menegaskan, program ini tidak menurunkan standar penerimaan mahasiswa di PTN. Sebab, jelas dia, siswa yang lulus seleksi program ADik akan menjalani masa matrikulasi setidaknya satu tahun sebelum kuliah.
"Usulan matrikulasi disampaikan di awal pelaksanaan program ini. Mereka diberi kesempatan mengenal lingkungan kampus selama satu tahun untuk beradaptasi sehingga mengurangi risiko drop-out," imbuhnya.
Kenapa harus ikut matrikulasi? Menurut Nasir, meski sudah empat tahun berjalan, beberapa kampus mengaku kesulitan dalam menerima dan membina mahasiswa afirmasi.
Dalam pertemuan pimpinan perguruan tinggi pelaksana program ADik belum lama ini, terungkap umumnya kampus pelaksana program tersebut mengalami kesulitan dalam membina kultur akademis. Belum lagi adanya perlakuan khusus kepada peserta yang sering kali berbenturan dengan aturan pembelajaran di kampus.
"Meski demikian, pada tahun ketiga ada peningkatan kualitas disiplin akademis dari mahasiswa afirmasi," kata Rektor Universitas Diponegoro, Sudharto.
Sementara itu, Rektor Universitas Papua, Suriel Mofu, menjelaskan, animo siswa Papua meningkat setiap tahun. Padahal di awal program pada 2012, dia kesulitan mengajak para siswa meneruskan pendidikan ke jenjang perkuliahan.
"Tapi, sekarang mereka rebutan. Maka, saya minta kuota untuk calon peserta dari Papua dan Papua Barat jangan dikurangi. Ini bukan untuk kepentingan Papua. Seusai merampungkan pendidikan, mereka diharapkan berkarya bahkan memimpin daerah lain di luar Papua," paparnya.
Sumber: OKEZONE
0 Response to "Kesempatan Kuliah Gratis buat Siswa di Pelosok"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr