MENRISTEK DIKTI RESMIKAN MEGA PROYEK UNP
PADANG— Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) menilai kualitas guru di Indonesia saat ini masih terbilang rendah. Ini terlihat dari sumber daya manusia yang masih rendah.
Hal ini diungkapkan Menristek Dikti Prof Dr M Nasir saat berkunjung ke Universitas Negeri Padang (UNP) Jumat (6/3) dalam acara peletakan batu pertama proyek IDB. M Nasir mengatakan, dalam Renstra Kemenristek Dikti tahun 2015 – 2019, pendidikan calon guru menjadi prioritas, sehingga Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) dituntut untuk menjadi rujukan untuk meningkatkan kualitas guru.
“Rendahnya kuliatas SDM saat ini akibat dari proses mengajar di SMA yang tidak bagus. Tidak bagusnya proses mengajar di SMA berarti dari kualitas guru yang belum baik, apabila kualias guru rendah tentu berasal dari prosesnya di perguruan tinggi, sehingga perlu dilakukan revitalisasi,” ujarnya.
Ia melanjutkan, untuk merevitalisasi ini dilakukan dengan cara memaksimalkan sekolah labor atau life school. Kemenristek Dikti juga meminta bagi universitas yang memiliki program studi keguruan harus memiliki sekolah labor yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas mahasiswa yang nantinya akan menjadi guru.
“Melalui sekolah labor ini nantinya mahasiswa yang akan mengajar dibekali cara mengajar dan bagaimana menjadi guru yang profesional. Nanti ketika mereka ke sekolah akan bisa menerapkan hal ini,” tandasnya.
Selian revitalisasi calon tenaga guru kata M Nasir, Kemenristek juga akan melakukan revitalisasi kepada LPTK yang ada agar nantinya dengan proses revitalisasi ini akan menghasilkan lulusan yang berkualitas. “Apabila kualitas LPTK baik maka nantinya di sekolah juga akan baik,” terangnya.
Untuk peningkatan kualitas ini Kemenristek Dikti akan terus melakukan evaluasi dan peningkatan setiap tahunnya. “Kita berharap dengan adanya sekolah labor atau life school yang ada di UNP ini bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas,” harapnya.
Ditambahkan M Nasir, konsep revitalisasi LPTK ini yaitu dengan cara mengembalikan bidang studi yang sebelumnya ada di IKIP dan akan dikembalikan lagi untuk bisa mencapai kualitas guru yang diinginkan. “Kita perkirakan ada 12 prodi yang dahulunya ada di IKIP yang akan kita kembalikan lagi,” terangnya. Selain itu, kata M Nasir, untuk peningkatan kualitas guru ini juga dilakukan dengan pembatasan jumlah mahasiswa, di mana untuk program pendidikan keguruan dibatasi dengan ratio 1:30. “Ini sudah kita lakukan sejak lama, ini perlu dilakukan untuk bisa mewujudkan guru yang berkualitas,” ujarnya.
Peletakan Batu Pertama dan Peresmian
Menristek Dikti M Nasir kemarin juga meletakkan batu pertama mega proyek IDB (Islamic Development Bank) yang terdiri dari tujuh item gedung. M Nasir juga meresmikan Gedung Sekolah Labor dan Kolam Renang FIK UNP yang berstandar internasional.
Proyek ini didanai melalui pinjaman IDB dengan nilai mencapai Rp180 miliar. Dana ini dipergunakan untuk membangun tujuh gedung baru milik UNP. Tujuh gedung tersebut diantaranya auditorium, bisnis center, labor terpadu, ruang kelas terpadu, rektorat dan pusat perkantoran, gedung pusat mahasiswa dan gedung pusat pelatihan guru. Pembangunan tujuh bangunan tersebut ditargetkan selesai dalam hitungan 365 hari kerja.
Menristek dan Dikti Prof M Nasir dalam pidato sambutannya mengatakan, pembangunan gedung ini merupakan salah satu bentuk usaha pemerintah dalam mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu melalui pinjaman. Seperti proyek monumental UNP ini yang berasal dari pinjaman ke IDB, dan diharapkan telah selesai pada 2016 mendatang.
PADANG— Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) menilai kualitas guru di Indonesia saat ini masih terbilang rendah. Ini terlihat dari sumber daya manusia yang masih rendah.
Hal ini diungkapkan Menristek Dikti Prof Dr M Nasir saat berkunjung ke Universitas Negeri Padang (UNP) Jumat (6/3) dalam acara peletakan batu pertama proyek IDB. M Nasir mengatakan, dalam Renstra Kemenristek Dikti tahun 2015 – 2019, pendidikan calon guru menjadi prioritas, sehingga Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) dituntut untuk menjadi rujukan untuk meningkatkan kualitas guru.
“Rendahnya kuliatas SDM saat ini akibat dari proses mengajar di SMA yang tidak bagus. Tidak bagusnya proses mengajar di SMA berarti dari kualitas guru yang belum baik, apabila kualias guru rendah tentu berasal dari prosesnya di perguruan tinggi, sehingga perlu dilakukan revitalisasi,” ujarnya.
Ia melanjutkan, untuk merevitalisasi ini dilakukan dengan cara memaksimalkan sekolah labor atau life school. Kemenristek Dikti juga meminta bagi universitas yang memiliki program studi keguruan harus memiliki sekolah labor yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas mahasiswa yang nantinya akan menjadi guru.
“Melalui sekolah labor ini nantinya mahasiswa yang akan mengajar dibekali cara mengajar dan bagaimana menjadi guru yang profesional. Nanti ketika mereka ke sekolah akan bisa menerapkan hal ini,” tandasnya.
Selian revitalisasi calon tenaga guru kata M Nasir, Kemenristek juga akan melakukan revitalisasi kepada LPTK yang ada agar nantinya dengan proses revitalisasi ini akan menghasilkan lulusan yang berkualitas. “Apabila kualitas LPTK baik maka nantinya di sekolah juga akan baik,” terangnya.
Untuk peningkatan kualitas ini Kemenristek Dikti akan terus melakukan evaluasi dan peningkatan setiap tahunnya. “Kita berharap dengan adanya sekolah labor atau life school yang ada di UNP ini bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas,” harapnya.
Ditambahkan M Nasir, konsep revitalisasi LPTK ini yaitu dengan cara mengembalikan bidang studi yang sebelumnya ada di IKIP dan akan dikembalikan lagi untuk bisa mencapai kualitas guru yang diinginkan. “Kita perkirakan ada 12 prodi yang dahulunya ada di IKIP yang akan kita kembalikan lagi,” terangnya. Selain itu, kata M Nasir, untuk peningkatan kualitas guru ini juga dilakukan dengan pembatasan jumlah mahasiswa, di mana untuk program pendidikan keguruan dibatasi dengan ratio 1:30. “Ini sudah kita lakukan sejak lama, ini perlu dilakukan untuk bisa mewujudkan guru yang berkualitas,” ujarnya.
Peletakan Batu Pertama dan Peresmian
Menristek Dikti M Nasir kemarin juga meletakkan batu pertama mega proyek IDB (Islamic Development Bank) yang terdiri dari tujuh item gedung. M Nasir juga meresmikan Gedung Sekolah Labor dan Kolam Renang FIK UNP yang berstandar internasional.
Proyek ini didanai melalui pinjaman IDB dengan nilai mencapai Rp180 miliar. Dana ini dipergunakan untuk membangun tujuh gedung baru milik UNP. Tujuh gedung tersebut diantaranya auditorium, bisnis center, labor terpadu, ruang kelas terpadu, rektorat dan pusat perkantoran, gedung pusat mahasiswa dan gedung pusat pelatihan guru. Pembangunan tujuh bangunan tersebut ditargetkan selesai dalam hitungan 365 hari kerja.
Menristek dan Dikti Prof M Nasir dalam pidato sambutannya mengatakan, pembangunan gedung ini merupakan salah satu bentuk usaha pemerintah dalam mengembangkan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu melalui pinjaman. Seperti proyek monumental UNP ini yang berasal dari pinjaman ke IDB, dan diharapkan telah selesai pada 2016 mendatang.
Sumber: Haluan
0 Response to "Kemenristek Dikti: SDM Guru Masih Rendah"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr