Jakarta - Seorang guru peserta program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) dari Universitas Negeri Surabaya, Mohammad Isnaeni, meninggal dalam kecelakaan laut saat bertugas di Pulau Luang, pulau terluar berbatasan dengan Australia dan Timor Leste.
Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Supriadi Rustad dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (27/3), mengatakan tim program SM3T saat ini tengah berkabung atas musibah ini, dan berupaya membesarkan hati keluarga Isnaeni yang saat ini telah berada di tempat kejadian sejak pagi.
Ditjen Dikti, lanjutnya, menyampaikan duka yang mendalam atas meninggalnya salah satu putra terbaik bangsa dalam pengabdiannya mencerdaskan anak Indonesia di pelosok negeri, di salah satu pulau terluar bagian timur Indonesia.
Pengabdian Mohammad Isnaeni, ia mengatakan, terekam jelas hingga penghabisan usianya. Bangsa ini tidak akan pernah dapat membalas jasa almarhum dalam pengabdiannya.
Sebagai bentuk perhatian dan rasa simpati, pemerintah melalui Ditjen Dikti memberikan beasiswa penuh program S1/S2/S3 di dalam/luar negeri kepada salah satu anggota keluarga, membantu pengurusan asuransi jiwa, santunan, dan piagam penghargaan atas jasa dan pengabdian pendidikan Mohammad Isnaeni.
Kronologi kejadian
Selasa dini hari (24/3), perahu motor yang membawa 10 orang termasuk dua guru peserta program SM3T yang hendak kembali dari Desa Luang Barat di salah satu pulau terluar yakni Pulau Luang ke Tiakur, ibu kota Kabupaten Maluku Barat Daya, terseret arus besar dan tenggelam.
Pulau terluar ini tidak memiliki pelabuhan sehingga 10 orang yang hendak kembali ke ibu kota kabupaten yang berjarak sembilan jam perjalanan laut dari pulau tersebut harus menggunakan perahu motor menempuh jarak sekitar 500 meter menuju kapal yang labuh jangkar di perairan.
Saat menuju kapal tersebut perahu motor yang ditumpangi Mohammad Isnaeni dan rekannya Renzy Dea Anggraeni yang juga peserta SM3T dari Universitas Negeri Surabaya terhempas ombak. Dari 10 penumpang, tiga di antaranya ditemukan meninggal, termasuk Mohammad Isnaeni.
Setelah memasuki pencarian hari ketiga, Kepala Badan Penanggulangan Bencana daerah Kabupaten Maluku Barat Daya dan dua tim kecil dari Universitas Negeri Surabaya telah menemukan jenazah Isnaeni di tengah laut pada Kamis (26/3). Dan atas persetujuan keluarga jenazah Isnaeni dikebumikan di Tiakur.
Sedangkan Renzy Dea Anggraeni, rekan Isnaeni yang juga mengalami kecelakaan saat ini sedang dalam perawatan di Rumah Sakit Kabupaten Maluku Barat Daya.
Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Supriadi Rustad dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (27/3), mengatakan tim program SM3T saat ini tengah berkabung atas musibah ini, dan berupaya membesarkan hati keluarga Isnaeni yang saat ini telah berada di tempat kejadian sejak pagi.
Ditjen Dikti, lanjutnya, menyampaikan duka yang mendalam atas meninggalnya salah satu putra terbaik bangsa dalam pengabdiannya mencerdaskan anak Indonesia di pelosok negeri, di salah satu pulau terluar bagian timur Indonesia.
Pengabdian Mohammad Isnaeni, ia mengatakan, terekam jelas hingga penghabisan usianya. Bangsa ini tidak akan pernah dapat membalas jasa almarhum dalam pengabdiannya.
Sebagai bentuk perhatian dan rasa simpati, pemerintah melalui Ditjen Dikti memberikan beasiswa penuh program S1/S2/S3 di dalam/luar negeri kepada salah satu anggota keluarga, membantu pengurusan asuransi jiwa, santunan, dan piagam penghargaan atas jasa dan pengabdian pendidikan Mohammad Isnaeni.
Kronologi kejadian
Selasa dini hari (24/3), perahu motor yang membawa 10 orang termasuk dua guru peserta program SM3T yang hendak kembali dari Desa Luang Barat di salah satu pulau terluar yakni Pulau Luang ke Tiakur, ibu kota Kabupaten Maluku Barat Daya, terseret arus besar dan tenggelam.
Pulau terluar ini tidak memiliki pelabuhan sehingga 10 orang yang hendak kembali ke ibu kota kabupaten yang berjarak sembilan jam perjalanan laut dari pulau tersebut harus menggunakan perahu motor menempuh jarak sekitar 500 meter menuju kapal yang labuh jangkar di perairan.
Saat menuju kapal tersebut perahu motor yang ditumpangi Mohammad Isnaeni dan rekannya Renzy Dea Anggraeni yang juga peserta SM3T dari Universitas Negeri Surabaya terhempas ombak. Dari 10 penumpang, tiga di antaranya ditemukan meninggal, termasuk Mohammad Isnaeni.
M. Isnaini |
Sedangkan Renzy Dea Anggraeni, rekan Isnaeni yang juga mengalami kecelakaan saat ini sedang dalam perawatan di Rumah Sakit Kabupaten Maluku Barat Daya.
Sumber: Antarasumbar
0 Response to "Guru Peserta SM3T Meninggal Saat Bertugas"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr