BURANGAN - Peluang menjadi guru di Kabupaten Buton Utara (Butor), Sulawesi Tenggara, cukup besar. Sebab, daerah ini masih kekurangan sekitar 400 guru. Perbandingan jumlah guru dengan peserta didik dianggap sangat tidak relevan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Butur, Fahrul Muhammad mengatakan, 400 guru yang dibutuhkan itu hanya kategori guru kelas. Belum lagi jika dihitung jumlah ideal guru untuk SMP, SMA dan sederajat.
"Idealnya dalam satu rombongan belajar, harus dipegang oleh satu orang guru kelas, di luar dari guru mata pelajaran. Tetapi yang terjadi, banyak guru yang harus bekerja keras merangkap guru kelas dan guru mata pelajaran," ungkapnya.
Dia mengatakan, berdasarkan pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) Butur tahun 2013, pelaksanaan pembangunan pendidikan di Butur dari tahun ke tahun terus meningkat. Indikator yang dapat mengukur tingkat perkembangan pendidikan tersebut yakni jumlah sekolah, guru, dan murid. Secara rinci BPS mengurai jumlah guru yang mengajar pada tahun 2013 mencapai 1.459 orang. Terdiri dari 657 guru SD, 425 guru SMP, dan 377 guru SMA.
Sedangkan jumlah siswa pada tingkat SD sebanyak 9.623 orang, SMP mencapai 4.048 orang, dan SMA sebanyak 3.123 orang. Untuk satuan penyelenggara pendidikan, SD sebanyak 74 unit, SMP 39 unit, dan 21 SMA.
Kondisi tenaga pengajar di Butur, lanjut Fahrul, bukan hanya kekurangan guru kelas, tapi juga guru mata pelajaran tertentu. Sehingga untuk menyiasati kekurangan guru agar proses belajar mengajar tetap berlangsung, pihak sekolah diperintahkan untuk mendatangkan guru dari sekolah lain, khusus pengajar di Butur.
"Terpaksa kita lakukan itu, apalagi di pelosok. Daripada ketinggalan pembelajaran, lebih baik menghadirkan guru dari sekolah lain. Terkait honor mereka, nanti diambilkan dari dana bantuan operasional sekolah (BOS) sesuai ketentuan yang berlaku," terang Fahrul.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Butur, Fahrul Muhammad mengatakan, 400 guru yang dibutuhkan itu hanya kategori guru kelas. Belum lagi jika dihitung jumlah ideal guru untuk SMP, SMA dan sederajat.
"Idealnya dalam satu rombongan belajar, harus dipegang oleh satu orang guru kelas, di luar dari guru mata pelajaran. Tetapi yang terjadi, banyak guru yang harus bekerja keras merangkap guru kelas dan guru mata pelajaran," ungkapnya.
Dia mengatakan, berdasarkan pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) Butur tahun 2013, pelaksanaan pembangunan pendidikan di Butur dari tahun ke tahun terus meningkat. Indikator yang dapat mengukur tingkat perkembangan pendidikan tersebut yakni jumlah sekolah, guru, dan murid. Secara rinci BPS mengurai jumlah guru yang mengajar pada tahun 2013 mencapai 1.459 orang. Terdiri dari 657 guru SD, 425 guru SMP, dan 377 guru SMA.
Sedangkan jumlah siswa pada tingkat SD sebanyak 9.623 orang, SMP mencapai 4.048 orang, dan SMA sebanyak 3.123 orang. Untuk satuan penyelenggara pendidikan, SD sebanyak 74 unit, SMP 39 unit, dan 21 SMA.
Kondisi tenaga pengajar di Butur, lanjut Fahrul, bukan hanya kekurangan guru kelas, tapi juga guru mata pelajaran tertentu. Sehingga untuk menyiasati kekurangan guru agar proses belajar mengajar tetap berlangsung, pihak sekolah diperintahkan untuk mendatangkan guru dari sekolah lain, khusus pengajar di Butur.
"Terpaksa kita lakukan itu, apalagi di pelosok. Daripada ketinggalan pembelajaran, lebih baik menghadirkan guru dari sekolah lain. Terkait honor mereka, nanti diambilkan dari dana bantuan operasional sekolah (BOS) sesuai ketentuan yang berlaku," terang Fahrul.
Sumber: JPNN
0 Response to "Daerah Ini Masih Kekurangan Ratusan Guru"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr