Penggemar batu akik |
Batu akik lumuik Suliki beragam jenis, sedikitnya ada 19 jenis yang sudah diproduksi pengrajin batu akik. Di antaranya, jenis Suto, logam, mayang taurai, lumut merah, lumuik hijau, lumuik pandan, kerawang, bekasi, lumuik kuning, anggur, batuang serumpun dan lain. Sedangkan bahan baku Lumuik Suliki, ditambang di kawasan perbukitan Ulu Bonda Padang Loweh oleh sekitar ratusan penambang yang berasal dari sejumlah jorong di Kenagarian Suliki.
“Tidak mudah mendapatkan batu sebagai bahan batu akik, ada kalanya lima hari mencari batu di anak sungai di celah celah perbukitan. Namun mereka tak jarang pulang dengan tangan hampa. Hanya para penambang yang gigih, tekun dan ulet berpotensi mendapatkan bahan baku batu akik,”ungkap salah seorang
penambang sekaligus pengrajin batu akik Suliki, Darmayulis yang dihubungi di tempat usahanya Mudik Liki, Rabu kemarin.
Walau begitu masyarakat tidak patah semangat. Mereka terus mencoba peruntungan karena berpeluang meraih pendapatan tambahan, sehingga memperlancar roda perekonomian masyarakat setempat. Buktinya, kata Darmayulis masyarakat penambang batu, kalau lagi beruntung mampu membawa pulang bahan batu seberat 15 hingga 25 kg sekali melakukan penambangan.
Batu bahan akik itu sekarang laris dibeli peminat batu perhiasan dan para pedagang pengumpul. Selain untuk perhiasan batu akik, batu juga juga digunakan sebagai koleksi. Batu bahan akik tersebut, dijual dengan harga bervariasi tergantung motif serta mutunya. Minimal harga batu bahan akik itu seharga Rp200.000 hingga Rp400 ribu per kgnya tergantung mutu batu yang diperoleh.
Batu akik lumuik yang sudah jadi keluaran Suliki ada tiga jenis batu yang super seperti suto, logam dan mayang taurai. Ketiga jenis batu tersebut dijual pengrajin Rp5 juta per buah. Batu akik suto misalnya mampu berobah robah warna, sedangkan di dalam batu akik kekuningan berwarna emas, lagipula airnya hijau. Begitu juga dengan mayang taurai kilatnya memukau peminat.
“Sebetulnya harga batu akik lebih ditentukan kelas dan mutunya, tiga jenis batu diatas dinilai bermutu baik, dengan kekerasan yang memadai, sehingga harganya tinggi, “ungkap Ketua Kelompok Permata Lumuik Pengrajin Suliki itu, ketika berbincang dengan Haluan didampingi penambang batu lainnya, Nofriko Haryanto dan Joni.
Batu lumuik Suliki terkenal sejak pergolakan PRRI tahun 1959, yang pertama menemukan dan mengasah batu akik untuk perhiasan di kawasan Suliki, adalah pemuka masyarakat setempat yakni, bernama Saidi dan Dt.Unggeh (alm). Keduanya menemukan batu perhiasan itu ketika mengungsi Hulu Bonda Padang Loweh dan menemukan kristal batu perhiasan, sejak itu batu lumuik Suliki mulai mengapung kepermukaan dan menjadi pembicaraan masyarakat sampai sekarang.
Seorang penggemar batu lumuik Suliki Afrizal secara terpisah mengaku meminati batu akik Suliki, sejak beberapa tahun lalu. Ketika itu, ia disuguhi batu akik Lumuik Suliki berwarna kuning, setalah dipakainya menyatakan langsung tertarik dengan batu akik itu. Setelah itu ia ikut menambang batu ke sungai sungai kecil di kawasan perbukitan sampai sekarang. “Lumayan,” ujarnya.
Menurut Afrizal, bila dapat batu yang bermutu baik seperti Suto, logam dan mayang taurai, ia bisa lega karena harganya tinggi. Walau mencari batu untuk dijual tidak setiap hari diperoleh. Kalau ada pesanan lebih dari pengrajin maupun masyarakat penggemar batu akik, barulah pencarian lebih diofensifkan. “Namun tidak mudah. Tak jarang pada lahan yang digali sedalam 8 meter tidak ditemukan bahan batu akik. Akhirnya mereka pulang dengan tangan hampa,”ujarnya.
Sekarang ini mencari batu bahan akik lebih sulit, mengingat pemilik tanah ulayat kurang setuju dengan tambang batu yang merusak lahannya. Karena itu, para penambang akan melakukan kesepakatan dengan pemilik ulayat dengan syarat dan ketentuan. Jika tidak maka pemilik ulayat tak mau lagi mengizinkan para penambang batu mengolah lahannya. Walau begitu, katanya suatu penghasilan bagi penduduk yang mau berusaha.
“Permintaan batu akik lumuik Suliki yang bermutu baik masih terus meningkat sampai saat ini. Karenanya, batu akik lumuik Suliki bermutu baik, sudah merambah ke berbagai kota kota besar di Indonesia, karena banyak peminat,” ungkap salah seorang pengumpul batu lumuik Suliki Edlen Syarkawi yang dihubungi kemarin sebelum ia berangkat ke Jakarta untuk membeli ikek batu (biasanya cincin).
Diakuinya, batu akik Lumuik Suliki teristimewa, batu akik yang bermutu sedang saja mampu dijual cepat minimal Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per buah. Sedangkan yang bermutu baik tentu harganya berlipat lipat dari itu.
Yang jelas batu lumuik Suliki hendaknya mampu dipatenkan Pemkab Limapuluh Kota, supaya jangan diklaim oleh daerah lain. Selain itu para pengrajin diberikan pembinaan dan bantuan peralatan, begitu juga dengan penambang bahan batu akik harus ada sosialisasi dan pengarahan dari SKPD terkait.
Sementara Joni salah seorang pencinta batu akik menuturkan, banyaknya penggemar batu akik yang datang ke pengrajin batu akik di Suliki, tak hanya kalangan masyarakat umum, tapi juga kalangan pejabat, perusahaan swasta, kontarktor untuk membeli bahan mentah dan batu akik yang sudah jadi. Karena batu keluaran Kecamatan Suliki itu banyak corak dan warnanya, selain itu punya motif tersendiri. Tak heran bila masyarakat menikmati hasil jerih payah sebagai pengrajin batu akik dan penambang batu.
Kini lebih dari 100 kepala keluarga yang menekuni kerajinan batu akik dan penambang batu di kawasan Kecamatan Suliki, banyak pula rumah tangga yang baru berusaha disektor tersebut Sehingga ekonomi masyarakat bergairah, karena satu batu akik yang selesai diasah memperoleh hasil Rp 20 ribu. Seorang pengrajin bisa menyelesaikan pekerjaannya membentuk batu menjadi cincin 1 hingga 1,5 jam, mereka sekarang ini kewalahan karena pesanan yang masuk banyak.
Di kawasan Suliki banyak masyarakat jorong yang mengumpulkan bahan batu akik, di antaranya Mudik Liki, Pabatungan, Kurai, Sauik dan lain. Setiap batu bermacam harganya tergantung mampu menawar. Pemilik menetapkan harga batu jauh lebih tinggi dari semestinya. Namun kepintaran pembeli menawar harga supaya memperoleh harga yang standar atau dengan kepantasan dan kepatutan.
Sumber: Haluan
0 Response to "Wah, ternyata Batu Lumuik Suliki Terkenal Sejak Zaman PRRI"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr