PENGUMUMAN: Terhitung sejak tanggal 2 April 2016, pustaka.pandani.web.id tidak lagi kami update! kerena seluruh update terbaru kami dialihkan kesitus pak.pandani.web.id. Harap dimakulumi.

PROBLEMATIKA PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN KE DALAM KURIKULUM DAN PENANAMAN NILAI-NILAI CINTA LINGKUNGAN DI SEKOLAH



Oleh: Suarman, M. Pd


A.    Pendahuluan
1.      Latar Belakang Masalah
 Perubahan iklim global pada prinsipnya disebabkan oleh naiknya gas-gas karbondioksida, gas metan, dan gas-gas lain pada beberapa dekade ini. Gas-gas tersebut secara normal yang berada dalam jumlah kecildi atmosfer dapat meneruskan cahaya matahari sehingga menghangatkan permukaan bumi. Namun, gas-gas tersebut beserta uap air menahan pantulan energi panas dari bumi sehingga memperlambat pengeluaran panas bumi ke angkasa. Gas-gas ini dikenal dengan sebutan gas-gas rumah kaca karena mereka berfungsi seperti kaca yang meneruskan cahaya matahari tetapi menangkap energi panas dari dalamnya. Semakin tebal konsentrasi gasnya, semakin banyak panas bumiyang tertahan di permukaan sehingga meningkatkan suhu udara yang dekat dengan permukaan bumi (Jatna Supriatna dalam Fachrudin M. Mangunjaya, 2008).
Efek rumah kaca menurut Jatna Supriatna, sangat penting dalam memelihara kehidupan, tanpa adanya efek ini maka suhu permukaan bumi akan turun drastis. Sayangnya bahwa selama 100 tahun terakhir ini, tingkat gas-gas tersebut meningkat tajam disebabkan oleh penggunaan sumber energi fosil seperti minyak bumi, batubara dan gas alam mengalami kenaikan. Di samping itu adanya penggundulan hutan dan pembakaran hutan untuk tanah pertanian. Apabila suhu ini berubah di kawasan laut yang luas seperti di kawasan Pasifik, akibatnya akan terlihatdi kawasa-kawasan sekitarnya seperti Asia Tenggara, Pasifik dan sampai Amerika Selatan.
Di sisi lain, fenomena perubahan lingkungan pada akhir-akhir ini menjadi suatu kejadian yang menyetak pemikiran kita. Beberapa kejadian musibah di negeri ini yang diakibatkan menurunnya kualitas lingkungan menyebabkan kita berpikir kebelakang dan menghubungkan kejadian tersebut dengan proses pendidikan selama ini. Musibah hutan gundul menyebabkan erosi yang mengakibatkan banyak korban dikarenakan longsoran ke daerah pemukiman padat penduduk, permasalahan polusi udara di kota besar dikarenakan banyaknya penggunaan kendaraan bermotor, sikap penduduk yang masih membuang sampah sembarangan dan masih banyak penyimpangan perilaku yang dapat menurunkan kualitas lingkungan. 
Permasalahan diatas membuat kita berpikir apakah kepedulian masyarakat akan lingkungan sedang mengalami krisis, apakah selama ini pendidikan yang mengupayakan peningkatan kepedulian masyakat masih kurang atau kurang optimum. Hal tersebut yang menyebabkan kita harus berpikir bagaimana upaya-upaya yang perlu di tempuh agar masyarakat dapat meningkat kepeduliaannya terhadap lingkungan.
Kita sebagai orang yang bergerak dalam dunia pendidikan berupaya melalui bidang yang kita tekuni bagaimana mengatasi permasalahan lingkungan hidup yang dari hari ke hari kualitasnya semakin menurun. Salah satu pemikiran kita adalah bagaimana memberikan pendidikan kepada masyarakat mengenai pendidikan lingkungan hidup.
Berdasarkan definisi, pendidikan lingkungan merupakan suatu proses yang bertujuan membentuk perilaku, nilai dan kebiasaan untuk menghargai lingkungan hidup. Dengan definisi diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pendidikan lingkungan hidup harus diberikan sejak dini kepada anak-anak kita, dan yang paling penting pendidikan lingkungan hidup harus berdasarkan pengalaman langsung bersentuhan dengan lingkungan hidup sehingga diharapkan pengalaman langsung tersebut dapat membentuk perilaku, nilai dan kebiasaan untuk menghargai lingkungan (Wahyu Surakusumah, 2010).
Selanjutnya menurut Wahyu (2010), bila kita potret anak-anak sekarang cenderung memiliki kesempatan yang sangat terbatas bersentuhan langsung dengan lingkungan hidup, kita bisa lihat anak-anak kita seolah-olah mempunyai dunia sendiri, ketika mereka beristirahat mereka ada di rumah asyik menonton TV, ketika berekreasi lebih senang berada di mall dengan berbagai macam permainan, ketika pergi kesekolah mereka naik kendaraan , ketika di sekolah mereka cenderung ada di dalam kelas sehingga anak-anak tersebut terisolasi. Dengan melihat kondisi tersebut anak-anak sangat kritis dalam hal bersentuhan langsung dengan lingkungan hidup dan hal tersebut dapat menyebabkan pengaruh negatif terhadap perkembangan perilaku dan kebiasaan untuk memandang lingkungan hidup sebagai hal yang perlu dipelihara dan dipertahankan keberadaannya.

2.      Rumusan Masalah

Cukup banyak usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk pengembangan pendidikan lingkungan hidup di Indonesia. Akan tetapi pendidikan lingkungan hidup yang dilakukan lebih dominan dalam kegiatan pendidikan non formal, sedangkan pada pendidikan formal belum mendapatkan tempat yang layak. Permasalahan yang muncul ketika mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup ke dalam kurikulum belum ada model pembelajaran yang dapat diterapkan, sehingga pelaksanaan pengintegrasian pendidikan lingkungan hidup ke dalam kurikulum di sekolah seolah menemui jalan buntu. Makalah ini hadir untuk mengungkapkan bagaimana sebaiknya pengintegrasian pendidikan lingkungan hidup ke dalam kurikulum sehingga penanaman nilai-nilai cinta lingkungan di sekolah dapat terwujud seperti yang kita harapkan. Dalam makalah ini akan dibahas sejarah perkembangan pendidikan lingkungan hidup di Indonesia, bagaimana sebaiknya desain dan pengembangan kurikulum agar tujuan pendidikan nasional dapat terwujud. Di samping itu akan dibahas pula bagaimana merancang program pengembangan sekolah berwawasan lingkungan.  

0 Response to "PROBLEMATIKA PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN KE DALAM KURIKULUM DAN PENANAMAN NILAI-NILAI CINTA LINGKUNGAN DI SEKOLAH"

Post a Comment

Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,


Salam

Irfan Dani, S. Pd.Gr