1. Kelas Bivalvia.
Kijing, kerang, kepah, remis dan sebagainya, umumnya disebut bivalvia karena tubuh dilindungi oleh dua cangkang. Hewan bivalvia mempunyai bentuk simetri bilateral, tetapi dalam hal ini tidak ada kaitannya dengan lokomosi yang cepat. Hewan ini kalaupun bergerak ialah dengan cara menjulurkan satu kaki tebal yang berotot di antara kedua katup. Sebagian besar bivalvia makan dengan cara menyaring partikel-partikel makanan dari air yang diisapnya dari bawah mantel
Banyak bivalvia digemari sebagai makanan. Di
samping itu, beberapa spesies kerang tertentu dapat menghasilkan mutiara. Ada
juga jenis yang merugikan seperti “cacing kapal” yang menimbulkan kerusakan
besar pada dermaga dan kapal kayu. Organisme ini sama sekali bukan seekor
cacing, tetapi suatu bivalvia yang menggunakan kedua katupnya untuk membuat
terowongan dalam kayu yang terendam air laut.
2. Kelas
Gastropoda.
Kelas besar
mollusca yang kedua meliputi semua keong dan kerabatnya yang tidak
bercangkang yaitu siput telanjang. Keoang sering disebut univalvia karena
cangkangnay yang tunggal. Cangkang ini berputar, seperti juga dengan semua
organ dalam tubuh hewan tersebut. Apda hewan dewasa tidak terdapat bidang
simetri meskipun hewan-hewan ini berkembang dari larva yang simetris
bilateral. Keong makan dengan cara menggaruk makanan dengan radula
berparut yang menyerupai lidah. Hewan ini mempunyai kepala yang jelas
dengan dua mata yang sering kali terdapat di atas tangkai. Sebagian besar
spesies keong hidup dalam air laut tetapi beberapa diantaranya juga
ditemukan dalam air tawar bahkan ada yang di darat. Yang hidup di darat
bernafas dengan menggunakan alat yang menyerupai paru-paru pada mantel.
Siput telanjang terdapat dalam air laut dan di darat. Siput telanjang
(“taman”) berwarna agak gelap tetapi slug seringkali berwarna dan bercorak
gemerlapan.
Homalocantha multicrispata |
Meskipun beberapa spesies digemari sebagai makanan,
keong tersebut menimbulkan lebih banyak kerugian makanan bagi manusia daripada
pemakaiannya sebagai makanan. Banyak keong laut, seperti juga kerang penggerek,
memakan bivalvia yang berharga sebagai barang dagangan. Tetapi yang lebih mengkhawatirkan
adalah kerusakan tanaman di berbagai tempat di dunia yang ditimbulkan oleh
keong darat. Beberapa keong juga merupakan inang perantara bagi cacing hati.
Meskipun beberapa spesies keong dapat menimbulkan kerugian besar, tetapi hewan
ini secara keseluruhan patut dihargai oleh karena cangkangnya yang indah
beraneka ragam yang terdapat di pantai, membawa kesenangan bagi orang awam dan
bagi kolektor cangkang.
3. Kelas Chepalopoda.
Berbagai spesies gurita dan cumi-cumi dan juga nautilus beruang termasuk dalam kelas Cephalopoda. Semua organisme ini mempunyai kepala yang besar, yang telah berkembang biak dengan mata menonjol dan dikelilingi oleh lingkaran tangan (delapan pada gurita dan sepuluh pada cumi-cumi) yang membantu dalam lokomosi dan penangkapan mangsa. Hewan ini hanya terdapat di air laut. Mereka mempunyai mata yang mirip dan berfungsi seperti mata vertebrata (seperti kita), organ-organ ini adalah analog, bukan homolog dan terjadi sebagai akibat evolusi konvergen. Nautilus beruang mempunyai cangkang besar. Sedangkan cangkang cumi-cummi menyusut menjadi lempengan tipis di dalam mantel.gurita sama seklai tidak mempunyai cangkang.
Octopus mimus |
Moluska sefalopoda merupakan anggota filum yang
paling kompleks. Juga merupakan hewan terbesar dari seluruh invertebrata.
Terdapat catatan tentang gurita yang panjangnya 9 meter dan cumi-cumi yang
panjangnya 20 meter. Cumi-cumi mempunyai cara bergerak dan mempertahankan diri
yang aneh. Mereka dapat bergerak dengan cepat dengan menyemprotkan air dengan
kuat dari bawah mantel. Dalam keadaan bahaya, cumi-cumi menambah gerakan dorong
seperti jet ini dengan mengeluarkan cairan tinta hitam dalam air dan dengan
demikian mengalihkan perhatian musuh. Baik gurita maupun cumi-cumi merupakan
bahan makanan penting manusia di beberapa bagian dunia.
Oleh:
Syamsurizal
BIOLOGI UMUM
FMIPA UNP 2008
FMIPA UNP 2008
Pustaka
- Suhana, 1989. Teknik Mikroskopi. Jakarta: UI
- Kimball, John W. 1990. Biologi. Jilid 1. (Terjemahan Siti Soetarmi) hal. 59-108. Jakarta: Erlangga.
- Issoegianti. 1993. Biologi Sel. Jakarta: Depdikbud.
0 Response to "Hewan Lunak (Filum Mollusca)"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr