Slameto (2003: 2)
mengatakan, bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Hamalik (2008: 27)
menyatakan, bahwa “belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kela-kuan”.
Lufri (2007: 2):
Prinsip dasar pembelajaran adalah mengembangkan potensi anak didik (kognitif, afektif, psikomotor atau dalam paradigma baru dikenal istilah kecerdasan intelektual, emosional, spiritual dan skill) secara optimal. Untuk itu perlu dirancang strategi pembelajaran (1) bagaimana guru mengajar, mendidik dan melatih secara tepat, (2) bagaimana guru memotivasi anak didik supaya belajar dan mengembangkan potensinya secara optimal, (3) bagaimana anak didik memiliki akhlak mulia, (4) faktor apa saja yang harus diperhatikan untuk mencapai keberhasilan belajar anak didik, (5) bagaimana guru menjadi teladan dalam berprilaku dan (6) bagaimana seharusnya peran guru dalam pembelajaran.
Sardiman (2001: 98)
bahwa “seorang anak itu dikatakan berfikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berfikir.”
Winkel (1999: 302)
menyatakan bahwa proses belajar merupakan suatu aktivitas fisik atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan serta nilai sikap.
Menurut Ahmadi (1990:6),
Aktivitas di atas memiliki definisi, yaitu:
- Aktivitas fisik adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badannya, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif.
- Aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak- banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh perananan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu aktif untuk mendapatkan hasil pengajaran yang optimal, sekaligus mengikuti proses pembelajaran secara aktif ia mendengarkan, mengamati, menyelidiki, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan yang lainnya dan sebagainya.
Sardiman (2006:99),
pada dasarnya aktivitas siswa dapat berupa:
Hamalik (1999: 91),
- Aktivitas dalam melihat (visual activities), seperti membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.
- aktivitas dalam berbicara (oral activities), seperti merumuskan, bertanya, menanggapi, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi dan presentasi.
- aktivitas dalam menulis (writing activities), seperti menulis cerita, meringkas, membuat laporan, mengisi atau membuat angket, menyalin.
- aktivitas dalam mendengarkan (listening activities), seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik dan pidato.
- aktivitas dalam menggambar (drawing activities), seperti menggambar, membuat grafik, membuat diagram, peta.
- aktivitas dalam bergerak (motor activities), seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model reparasi, bermain, berkebun, beternak.
- aktivitas dalam bersikap (mental activities), seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
- aktivitas dalam emosi (emotional activities), seperti menaruh minat, merasa bosan, bersemangat, berani, tegang dan gugup.
Hamalik (1999: 91),
Aktivitas dalam belajar memiliki banyak manfaat, diantaranya yaitu:
Menurut Riyanto (2009: 161):
a. siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
b. bila siswa sendiri yang berbuat, akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa.
c. memupuk kerja sama yang harmonis antara siswa yang dapat memperlancar kerja kelompok.
d. siswa belajar dan bekerja berdasarkan minat, kemampuan sendiri sehingga bermanfaat dalam pelayanan perbedaan individual.
e. memupuk disiplin dan suasana belajar siswa yang demokratis dan kekeluargaan, musyawarah dan mufakat.
f. membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat serta hubungan antara guru dan orang tua siswa yang bermanfaat untuk pendidikan siswa.
g. pembelajaran dan kegiatan belajar dilaksanakan secara realistis dan konkrit yang dapat mengembangkan sifat berfikir kritis siswa sehingga kegiatan belajar menjadi hidup.
Menurut Riyanto (2009: 161):
“Pembelajaran kontekstual adalah suatu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.”
0 Response to "Kutipan: Belajar dan Pembelajaran"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr