PENGUMUMAN: Terhitung sejak tanggal 2 April 2016, pustaka.pandani.web.id tidak lagi kami update! kerena seluruh update terbaru kami dialihkan kesitus pak.pandani.web.id. Harap dimakulumi.

Asal usul Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Pagi sobat!, 
Hari ini pustaka pandani akan sedikit membahas tentang peneliatian tindakan kelas alias PTK. Mungkin Singkatan PTK tidak asing lagi ditelinga kita semua khususnya untuk para guru.  PTK memang suatu yang penting pagi guru untuk mengatasi permasalahannya dilapangan. Sekarang muncul pertanyaan di pikiran saya PTK itu asalnya dari mana? siapa kah tokoh yang memulainya? 

Ketika saya bingung???? seperti biasa saya mencoba mencari jawaban itu.
Tak harus bingung mau tanya ke profesor mana? Dosen mana? atau guru sejarah mana?.
Karena saya yakin google punya jawabannya.

Hasil penelusuran saya, di situs MKPE E-LEARNING UNJ, saya dapatkan jawaban seperti ini:

Asal Mula Istilah Penelitian tindakan Kelas
 Penelitian tindakan pertama kali dikembangakan oleh Kurt Lewin seorang Jerman pada tahun 1940 – an. Ia seorang ahli psikologi social dan eksperimental. Ia adalah seorang yang peduli terhadap masalah-masalah social dan memfokuskannya pada proses kelompok partisipatif untuk menangani konflik, krisis, dan perubahan-perubahan yang umumnya ada dalam suatu organisasi.
Lewin pertama kali mengemukakan istilah action research (penelitian tindakan) pada makalah-makalah yang ditulisnya pada tahun 1946, yang antara lain berjudul Action Research and Minority Problems, dan Characterizing action research as “a Comparative Research un the Condition and Effect of Various Forms of social action and Research Leading to social Action”. 
Ahli lainnya yang kontribusinya pada bidang penelitian ini adalah Eric Trist, seorang ahli psikiatri social. Lewin dan Trist mengaplikasikan penelitian mereka pada perubahan system yang terjadi di dalam atau antar organisasi. Mereka menekankan keprofesionalannya dan berkolaborasi dengan klien dan menguatkan peran hubungan kelompok sebagai dasar untuk pemecahan masalah. 
Selama beberapa dekade penelitian tindakan dilupakan orang karena dianggap kurang ilmiah. Namun pada pertengahan tahun 1970-an, bidang ini berkembang dan memunculkan empat aliran utama yaitu aliran tradisional, contextural (action learning), radical, dan penelitian tindakan yang berhubungan dengan pendidikan. 
Akhir-akhir ini, penelitian tindakan yang berhubungan dengan pendidikan dan bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan cara guru mengajar di kelas dikenal dengan penelitian tindakan kelas, berkembang dengan pesat, terutama di negara maju seperti Amerika serikat, Inggris, dan Australia. Di Indonesia, penelitian tindakan kelas mulai diperkenalkan pada tahun 1990-an.

Pengertian Penelitian Tindakan kelas 
Pengertian tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diajukan oleh beberapa ahli diantaranya oleh Hopkin (1993 : 1), yaitu tindakan yang dilakukan oleh Guru untuk meningkatkan dirinya atau teman sejawatnya untuk menguji asumsi-asumsi teori pendidikan di dalam praktek, atau mempunyai makna sebagai evaluasi dan implementasi keseluruhan prioritas sekolah. Guru dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas pada dasarnya memperluas peran Guru termasuk di dalamnya refleksi kritis terhadap tugas profesionalnya.dengan demikian, Guru yang melakukan penelitian di kelas atau menyangkut praktek pembelajaran, dapat meningkatkan tanggungjawab terhadap praktek yang mereka lakukan dan menciptakan lingkungan yang lebih dinamis serta menarik dalam praktek pembelajarannya.
Lewin (1947) menyatakan definisi penelitian tindakan sebagai tiga tahap proses spiral, yaitu tahap-tahap: (1) perencanaan yang meliputi penelitian pendahuluan (reconnaissance), (2) pengambilan tindakan, dan (3) pengumpulan data (fact-finding) mengenai tindakan yang dilakukan. Corey (1953)menyatakan penelitian tindakan merupakan proses ilmiah yang dilakukan oleh praktisi sebagai usaha untuk mempelajari masalah yang ditemuinya dalam melaksanakan tugas untuk pembimbingan, memperbaiki. Dan mengevaluasi keputusan dan tindakkannya. Glickman (1992) merumuskan penelitian tindakan dalam pendidikan sebagai studi yang dilakukan teman sejawat di sekolah sebagai hasil aktivitas yang dilakukannya untuk memperbaiki pembelajaran. Calhoun (1994) menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah cara yang menarik (fancy) untuk mempelajari hal-hal yang terjadi di dalam sekolah dan menentukan cara membuat sekolah yang lebih baik. 
Berdasarkan berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tentang penelitian tindakan (kelas atau pendidikan pada umumnya) di atas, pada dasarnya semua pengertian tersebut menyebutkan tindakan yang dilakukan di dalam pembelajaran, dilakukan oleh Guru dan teman sejawatnya, bertujuan untuk memperbaiki keputusan dan atau tindakan yang dilakukan sebelumnya. Penelitian tindakan juga dikenal dengan beberapa nama diataranya, penelitian participatory, inkuiri kolaborasi, penelitian emansipatory, dan action learning, yang perbedaanya terletak pada temannya. 
Secara sederhana, penelitian tindakan merupakan learning by doing, dimana sekelompok orang mengidentifikasi masalah, melakukan suatu kegiatan untuk menemukan pemecahan masalah, mengkaji upaya-upaya mereka, dan jika tidak memuaskan, mereka mencoba melakukan pemecahan masalah kembali (O’Brien, 1998:2). 
Beberapa pengertian lainnya mengenai penelitian tindakan adalah sebagai berikut :
“ Action research is a three-step spiral process of (1) planning which involves reconnaissance, (2) taking action, and (3) fact finding abaout results of the action” (kurt Lewin,1947).
“ Action research is the process by which practitionera attempt to study their problems scientifically in order to guide, correct, and evaluate their decisions and actions” (Stephen Corey, 1953).
“ Action research is a form of self reflective enquiry undertaken by participants in social (including educational) situations in order to imrove the rationality and justice of (a)their own social of educational practices. (b) their understanding of these practices. And (c) the situations in which the practices are carried out. It is most rationally empowering in cooperation with outsider” (Carr & Kemmis, 1986 dalam McNiff, 1991:2).
“ Action research in education is study conducted by colegous in a schoolsettingof the result of their activities to improve instruction” (Carl Glickman, 1992)
Dari berbagai pengertian di atas, maka penelitian tindakan dalam konteks pendidikan umumnya dan dalam konteks pembelajaran di kelas khususnya, dapat dinyatakan sebagai berikut: 
“Penelitian tindakan dalam konteks pembelajaran dikenal dengan nama Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu suatu upaya dari berbagai pihak terkait, khususnya guru sebagai pengajar, untuk meningkatkan atau memperbaiki proses belajar-mengajar ke arah tercapainya tujuan pendidikan atau pengajaran itu sendiri. Masalah penelitiannya bersumber dari lingkunaan kelas yang dirasakan sendiri oleh guru untuk diperbaiki, dievaluasi, dan akhirnya dibuat suatu keputusan sebagai solusi dan dilaksanakan suatu tindakan untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran tersebut”. 
Berdasarkan rumusan pengertian tersebut, sebenarnya penelitian tindakan itu secara alamiah sudah dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-sehari. Namun demikian, hal itu tidak secara otomatis dapat dikatakan sebagai penelitian tindakan, sebab ciri utama penelitian tindakan terletak pada perencanaan yang matang. 
Carr dan Kemmis ( 1996) memperkenalkan istilah educational action research, yang selanjutnya dikenal dengan nama classroom action research ( Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) muncul sebagai reaksi terhadap kurang pedulian peneliti pendidikan terhadap masalah-masalah nyata yang dialami oleh guru kelas. Selama ini penelitian-penelitian pendidikan kurang banyak bermanfaat, karena bersifat abstrak, teoritis, dan kurang tampak relevansinya pada dunia nyata di sekolah. Dalam penelitian pendidikan, guru kurang dilibatkan, guru seringkali dijadikan objek penelitian, dan guru yang diteliti tidak pernah mendapat umpan balik tentang berhasil tidaknya pembelajaran yang dilakukannya. Penelitian Tindakan Kelas muncul pada tahun1970-an di Inggris. Di Amerika serikat, Australia, New Zealand, dan jerman muncul sekitar tahun 1980-an. Sedangkan di Indonesia baru muncul tahun 1990-an. 
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 
Setiap penelitian ciri tertentu yang membedakannya dari jenis penelitian lainnya. Dari beberapa literature yang terbatas, penulis mengidentifikasi beberapa karakteristik Penelitian Tindakan Kelas, sebagai berikut : 
  1. Masalah yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus berasal dari persoalan praktik pembelajaran sehari-sehari yang dihadapi oleh guru. Permasalahan penelitian hendaknya bersifat kontekstual dan spesifik. 
  2. Tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki praktik-praktik pembelajaran secara langsung ketimbang menghasilkan pengetahuan baru. 
  3. PTK berlingkup mikro, dilakukan dalam lingkup kecil, bisa satu kelas atau beberapa kelas di suatu sekolah sehingga tidak terlalu menghiraukan kerepresentatifan sample, Istilah sample dan populasi tidak diperlukan dalam PTK, Karena hasilnya bukan untuk digeneralisasikan. 
  4. Hasil atau temuan PTK adalah pemahaman yang mendalam (komprehensif) mengenai kehidupan / fenomena pembelajaran di kelas. 
  5. PTK bersifat praktis dan langsung,releven untuk situasi actual dalam dunia kerja atau dunia pendidikan. 
  6. Pada PTK, peneliti (guru) tetap melaksanakan tugas mengajarnya sehari-hari di kelas, dan guru sebagai peneliti dapat melakukan perubahan-perubahan atau pemecahan masalah untuk memperbaiki pembelajaran. 
  7. PTK adalah jenis penelitian terapan yang melibatkan peneliti secara aktif dan langsung, mulai dari pembuatan rancangan penelitian, rencana tindakan, hingga pada penerapannya dengan modifikasi intervensi yang sesuai dengan perkembangan kelas. 
  8. PTK bersifat fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan dalam masa penelitian, tidak menghiraukan kontrol demi kepentiangan pelaksanaan yang lebih terfokus pada penelitian ( on the spot eksperimention) dan inovasi.
  9. PTK dapat dilaksanakan secara kolaboratif, yaitu kerjasam diantara guru dan teman sejawat, atau kepala sekolah dengan pakar pendidikan, untuk berbagi kepakaran dan pemahaman terhadap penomena yang diteliti. PTK juga dapat dilakukan secara individual ( oleh hanya seorang saja ), dan atau dalam bentuk peneliti.
  10. PTK dilaksanakan dengan langkah-langkah dengan siklus yang sistematis, dengan urutan :perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refeksi.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas 
Tujuan PTK adalah untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan profesionalisme guru, terutama untuk menerapkan teori kedalam praktik pembelajaran, memberikan pengetahuan, pemahaman dan wawasan yang akan meningkatkan kepekaan guru mengenai siswanya belajar dalam mata pelajaran tertentu (Hopkin, 1993). Sedangkan McNiff ( 1992 ) mengemukakan bahwa tujuan PTK adalah untuk perbaikan. Kata “ perbaikan “ disini mengacu pada konteks proses pembelajaran di kelas. Dari pendapat ahli-ahli tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan utama PTK adalah untuk meningkatkan atau memperbaiki praktik pembelajaran kearah yang seharusnya dilakukan oleh guru-guru dalam mengajar. 
Lebih jauh lagi, Suyanto (1996) menjelaskan bahwa PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru-guru untuk meningkatkan diri atau memperbaiki layanan pendidikan dalam konteks pembelajaran di kelas. Tujuan ini dapat dicapai apabila guru melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan persoalan pembelajaran di kelas. Tujuan dari PTK adalah terjadinya proses latihan bagi guru dalam jabatan selama proses penilitian tindakan kelas berlangsung. 
Dengan kata lain, melalu PTK guru dapat mengembangkan kemampuan professional secara terus-menerus. Jadi guru akan mendapatkan banyak pengalaman tentang eterampilan praktik pembelajaran sebagai penerapan dari suatu teori, bukan untuk mengembangkan ilmu baru.
Kegunaan Penelitian Tindakan Kelas 
Apabila guru melaksanakan tindakan PTK, guru akan banyak memperoleh manfaat. Manfaat yang diperoleh dari PTK antara lain, inovasi pembelajaran, dan peningkatan profesionalisme guru. 
1. Inovasi Pembelajaran
Dalam inovasi pembelajaran, guru perlu selalu mencoba mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar ia mampu melahirkan gaya dan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Guru setiap tahun akan selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda. Karena itu, jika guru melaksanakan PTK yang berorentasi pada persoalannya sendiri dan menghasilkan pemecahannya, maka secara tidak langsung ia terlibat dalam proses inovasi pembelajaran secara aktif. 
2. Peningkatan profesionalisme guru
McNiff ( 1992 : 9 ) menyimpulkan bahwa dalam PTK guru ditantang untuk terbuka pada pengalaman dan proses-proses baru. Dengan demikian tindakan-tindakan yang diputuskan dan dilaksanakan oleh guru dalam rangka PTK merupakan pendidikan bagi guru untuk lebih obyektif dalam melihat suatu persoalan di kelas, dalam hal ini secara tidak langsung dapat meningkatkan profesionalisme mereka dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. 
Prinsip-prinsip Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas oleh Guru
Hopkin (1992:57-59) mengemukakan enam perinsip yang harus diperhatikan oleh guru dalam melaksanakan PTK. Keenam prinsip tersebut adalah sebagai tersebut : 
  1. PTK yang dilaksanakan oleh guru hendaknya tidak menggangu tugas utama guru dalam melaksanakan proses belajar mengajarnya.
  2. Metode pengumpulan data tidak menyita waktu guru dalam mengajar.
  3. Metodologi yang digunakan harus reliable sehingga memungkinkan guru dapat mengembangkan PBM dan menerapkannya di kelas lain.
  4. Masalah yang hendak diteliti hendaknya tidak terlalu luas dan kompleks sehingga dapat dipecahkan sendiri oleh guru melalui pelaksanaan PTK.
  5. Pemecahan masalah hendaknya mengacu pada kebutuhan guru sebagai peneliti, namun tetap memperhatikan prosedur yang harus ditempuh di lingkungan kerjanya.
  6. Jika memungkinkan, PTK dilakukan untuk meningkatkan upaya pencapaian tujuan atau prioritas sekolah di masa datang.




Semoga Bermanfaat!




0 Response to "Asal usul Penelitian Tindakan Kelas (PTK) "

Post a Comment

Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,


Salam

Irfan Dani, S. Pd.Gr