DEPOK - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan melakukan blusukan ke sejumlah sekolah percontohan di Kota Depok. Anies ingin melihat persiapan para siswa menghadapi ujian nasional (UN), terutama sekolah yang menerapkan computer based test (CBT).
Anies mengaku gembira karena banyak siswa yang menyambut positif penerapan UN online. "Saya apresiasi anak-anak yang mau dites dengan sistem CBT. Sistem ini lebih objektif hasilnya dan jauh dari manipulasi," kata Anies saat kunjungan ke SMA 1 Depok, Kamis (2/4).
Febrian, siswa kelas 12 IPA mengatakan, pelaksanaan ujian dengan menggunakan komputer ini sangat menyenangkan. Namun, dia awalnya mengaku sempat kebingungan dalam uji coba dan pengisian identitas.
“Awalnya saya sedikit bingung, tapi lama-lama jadi terbiasa. Jadinya asyik karena UN dengan komputer ini lebih ringan tidak perlu menghitamkan buletan lagi yang sangat menyita waktu,” ujar Febrian.
Hal yang sama diungkapkan Fauzan. Siswa kelas 12 IPA yang berencana ingin melanjutkan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung ini menilai, pelaksanaan UN CBT sangat membantu.
“Hari ini uji coba mata pelajaran Matematika. Enak kami sudah dikasih lembar untuk coret-coretan. UN CBT ini lebih efisien dan tidak melelahkan yang biasanya kami harus fokus saat menghitamkan lembar jawaban,” tutur Fauzan.
Aisyah, siswi kelas 12 IPA menyatakan, pelaksanaan UN CBT lebih efektif. Selain itu, siswa diberikan kemudahan untuk bisa mengerjakan soal yang lebih mudah terlebih dahulu.
”Jika ada soal yang belum dikerjakan ada tandanya. Pada pelaksanaannya, UN ini pun dapat meminimalisir kecurangan. Saya berharap UN CBT ini dapat terus dilanjutkan,” ucap Aisyah.
Anies mengaku gembira karena banyak siswa yang menyambut positif penerapan UN online. "Saya apresiasi anak-anak yang mau dites dengan sistem CBT. Sistem ini lebih objektif hasilnya dan jauh dari manipulasi," kata Anies saat kunjungan ke SMA 1 Depok, Kamis (2/4).
Febrian, siswa kelas 12 IPA mengatakan, pelaksanaan ujian dengan menggunakan komputer ini sangat menyenangkan. Namun, dia awalnya mengaku sempat kebingungan dalam uji coba dan pengisian identitas.
“Awalnya saya sedikit bingung, tapi lama-lama jadi terbiasa. Jadinya asyik karena UN dengan komputer ini lebih ringan tidak perlu menghitamkan buletan lagi yang sangat menyita waktu,” ujar Febrian.
Hal yang sama diungkapkan Fauzan. Siswa kelas 12 IPA yang berencana ingin melanjutkan kuliahnya di Institut Teknologi Bandung ini menilai, pelaksanaan UN CBT sangat membantu.
“Hari ini uji coba mata pelajaran Matematika. Enak kami sudah dikasih lembar untuk coret-coretan. UN CBT ini lebih efisien dan tidak melelahkan yang biasanya kami harus fokus saat menghitamkan lembar jawaban,” tutur Fauzan.
Aisyah, siswi kelas 12 IPA menyatakan, pelaksanaan UN CBT lebih efektif. Selain itu, siswa diberikan kemudahan untuk bisa mengerjakan soal yang lebih mudah terlebih dahulu.
”Jika ada soal yang belum dikerjakan ada tandanya. Pada pelaksanaannya, UN ini pun dapat meminimalisir kecurangan. Saya berharap UN CBT ini dapat terus dilanjutkan,” ucap Aisyah.
Sumber: JPNN
tap pusing juga kan?
ReplyDelete