SURABAYA - Sebanyak 90 guru dari tingkatan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) digembleng manajemen pembelajaran oleh USAID PRIORITAS. Program yang berlangsung sejak 3 Maret 2015 ini diikuti para guru dari Jawa Timur.
Menurut Koordinator USAID PRIORITAS Jatim, Silvana Erlina, manajemen pembelajaran ini menyangkut peningkatan kualitas pendidikan sekolah, baik SD maupun SMP. Kata Silvana, program ini tidak terpengaruh kepada sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 atau Kurikulum 2006.
"Guru berfungsi sebagai fasilitator untuk menerapkan pembelajaran aktif dan meningkatkan kualitas siswa menjadi lebih baik," kata Silvana, usai Pelatihan Pelatih tingkat provinsi, di Shangril La Hotel, Surabaya, kemarin.
Silvana mengatakan, dalam metode ini adalah bagaimana guru mampu memfasilitasi belajar yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari seorang siswa. Dan sebagai guru dituntut untuk lebih banyak memfasilitasi setiap kegiatan siswa. Kemudian, seorang guru memfasilitasi ide serta gagasan yang timbul dari anak didik. Sehingga, menjadikan anak tersebut mandiri.
"Anak didik dapat berpikir bebas dalam setiap gagasan, namun tetap bertanggung jawab," katanya.
Dalam pelatihan manajeman tersebut diikuti oleh 24 sekolah yang tersebar di 11 Kabupaten dan Kota Se-Jawa Timur di antaranya Lamongan, Jombang, Banyuwangi dan Kota Batu. Ke-24 sekolah itu terdiri dari 16 SD/Madrasah Ibtida'iyah serta SMP/Madrasah Tsanawiyah (Mts).
Selain menerapkan pembelajaran aktif, para peserta pelatihan juga dilatih menerapkan manajeman sekolah yang transparan, akuntabel serta partisipatif. Fokus pelatihan ini adalah bagaimana sekolah dapat mengembangkan sistem pendukung yang dapat mendorong terlaksananya pembelajaran yang aktif.
"Bentuknya melalui sinergi kepala sekolah, guru, komite sekolah serta pengawas sekolah. Pelatihan ini berakhir pada 16 Maret mendatang," katanya.
Menurut Koordinator USAID PRIORITAS Jatim, Silvana Erlina, manajemen pembelajaran ini menyangkut peningkatan kualitas pendidikan sekolah, baik SD maupun SMP. Kata Silvana, program ini tidak terpengaruh kepada sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 atau Kurikulum 2006.
"Guru berfungsi sebagai fasilitator untuk menerapkan pembelajaran aktif dan meningkatkan kualitas siswa menjadi lebih baik," kata Silvana, usai Pelatihan Pelatih tingkat provinsi, di Shangril La Hotel, Surabaya, kemarin.
Silvana mengatakan, dalam metode ini adalah bagaimana guru mampu memfasilitasi belajar yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari seorang siswa. Dan sebagai guru dituntut untuk lebih banyak memfasilitasi setiap kegiatan siswa. Kemudian, seorang guru memfasilitasi ide serta gagasan yang timbul dari anak didik. Sehingga, menjadikan anak tersebut mandiri.
"Anak didik dapat berpikir bebas dalam setiap gagasan, namun tetap bertanggung jawab," katanya.
Dalam pelatihan manajeman tersebut diikuti oleh 24 sekolah yang tersebar di 11 Kabupaten dan Kota Se-Jawa Timur di antaranya Lamongan, Jombang, Banyuwangi dan Kota Batu. Ke-24 sekolah itu terdiri dari 16 SD/Madrasah Ibtida'iyah serta SMP/Madrasah Tsanawiyah (Mts).
Selain menerapkan pembelajaran aktif, para peserta pelatihan juga dilatih menerapkan manajeman sekolah yang transparan, akuntabel serta partisipatif. Fokus pelatihan ini adalah bagaimana sekolah dapat mengembangkan sistem pendukung yang dapat mendorong terlaksananya pembelajaran yang aktif.
"Bentuknya melalui sinergi kepala sekolah, guru, komite sekolah serta pengawas sekolah. Pelatihan ini berakhir pada 16 Maret mendatang," katanya.
Sumber: OKEZONE
0 Response to "90 Guru di Jatim Digembleng Manajemen Pembelajaran"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr