PADANG - Fenomena batu akik memberi keuntungan bagi para pedagang batu akik di Padang, Sumatera Barat. Bahkan, rata-rata pedagang batu akik bisa meraup pendapatan sebesar Rp4 juta per hari.
Seperti yang dialami Rika (34) bersama suaminya Adi yang menjual batu akik di Jalan Imam Bonjol, Padang, Sumatera Barat. Dalam sehari saja pasangan suami-istri ini mengantongi pedapatan senilai Rp4 juta.
Di depan warung gerobaknya berjajar baskom yang berisi berbagai jenis batu akik, mulai batu Lumut Sungai Dareh, Batu Anggur Surian, Batu Lumut Suliki, sampai Batu Cimpago, Sulaiman, Limau Manis, Widuri yang berasal dari Pesisir Selatan. Tak ketinggalan Batu Badar Pasaman, Pancawarna, Solar Pasaman, dan Lumut Pasaman.
“Batu-batu ini dari Sumatera Barat yang kita jual. Ada yang dijual barang jadi atau yang sudah diasah, dan ada yang masih belum diasah. Kalau sudah barang jadi ini nilai paling tinggi itu mencapai Rp20 juta. Seperti Batu Lumut Sungai Dareh, motifnya pucuk pisang dan kumbang jati harganya tinggi,” ujarnya ketika ditemui di lokasi usahanya, Selasa (10/3/2015).
Untuk kelas Batu Lumut Sungai Dareh ini paling murah Rp5 juta. Sedangkan untuk batu akik yang belum diolah harganya mulai Rp75 ribu sampai Rp300 ribu, bergantung bentuk warna dan motifnya. Tapi Rika mengakui batu paling laris di pasaran ini adalah Batu Lumut Sungai Dareh.
“Itu paling banyak dicari, setelah itu Batu Lumut Suliki,” katanya.
Rika dan suaminya Adi ini telah menggeluti usahanya sejak November 2014. Dia mendirikan lapak di depan sebuah toko di Imam Bonjol. Sejak booming batu akik tersebut dia coba mengubah keberuntunganya.
“Dulu saya bekerja sebagai penjual minum di sekitar daerah ini juga, suami saya menjual ikan di Pasar Raya Padang. Ayah saya juga seorang penjual batu akik bermana Jamaluddin dari sana kami mencoba untuk menjual batu akik,” tuturnya.
Memang keberuntungan bersama dia, sejak dia buka lapak batu akik tersebut saat ini sudah ada empat pekerja yang mengasah tukang batu akik.
“Kalau rata-rata kita mendapatkan sehari itu sebanyak Rp4 juta, tapi kalau lagi ramai bisa lebih. Pendapatan itu nanti kita putar lagi untuk membeli batu dari penambang batu akik, kadang juga kita membeli sesama penjual batu akik disini, itu pun kalau cantik, kalau sesama kita harganya ada Rp300 ribu saja,” ujarnya.
Batu akik yang dijual di lapaknya itu semuanya berasal dari Sumatera Barat. Kalau dari Solok itu ada dua jenis batu akik, Batu Lumut Sungai Dareh bercirikan warna hijau di dalam ada totol dan bahkan seperti air serta Batu Anggur Surian berwarna ungu mudah seperti buah anggur.
Dari Kabupaten Pesisir Selatan batu khasnya itu ada beberapa bentuk, Batu Cimpago, Sulaiman, Limau Manis, Widuri yang berasal dari Pesisir Selatan. Harganya juga tidak kalah mahalnya kalau apalagi kalau Batu Cimpago memiliki gambar unik ada naga, ular, manusia, harimau, rumah.
“Jika ada gambar yang menarik harganya batu ini bisa mencapai Rp15 juta sampai Rp20 juta. Sebenarnya harga tersebut tidak ditetapkan bergantung kecintaan saja,” ujar Rika.
Seperti yang dialami Rika (34) bersama suaminya Adi yang menjual batu akik di Jalan Imam Bonjol, Padang, Sumatera Barat. Dalam sehari saja pasangan suami-istri ini mengantongi pedapatan senilai Rp4 juta.
Di depan warung gerobaknya berjajar baskom yang berisi berbagai jenis batu akik, mulai batu Lumut Sungai Dareh, Batu Anggur Surian, Batu Lumut Suliki, sampai Batu Cimpago, Sulaiman, Limau Manis, Widuri yang berasal dari Pesisir Selatan. Tak ketinggalan Batu Badar Pasaman, Pancawarna, Solar Pasaman, dan Lumut Pasaman.
“Batu-batu ini dari Sumatera Barat yang kita jual. Ada yang dijual barang jadi atau yang sudah diasah, dan ada yang masih belum diasah. Kalau sudah barang jadi ini nilai paling tinggi itu mencapai Rp20 juta. Seperti Batu Lumut Sungai Dareh, motifnya pucuk pisang dan kumbang jati harganya tinggi,” ujarnya ketika ditemui di lokasi usahanya, Selasa (10/3/2015).
Untuk kelas Batu Lumut Sungai Dareh ini paling murah Rp5 juta. Sedangkan untuk batu akik yang belum diolah harganya mulai Rp75 ribu sampai Rp300 ribu, bergantung bentuk warna dan motifnya. Tapi Rika mengakui batu paling laris di pasaran ini adalah Batu Lumut Sungai Dareh.
“Itu paling banyak dicari, setelah itu Batu Lumut Suliki,” katanya.
Rika dan suaminya Adi ini telah menggeluti usahanya sejak November 2014. Dia mendirikan lapak di depan sebuah toko di Imam Bonjol. Sejak booming batu akik tersebut dia coba mengubah keberuntunganya.
“Dulu saya bekerja sebagai penjual minum di sekitar daerah ini juga, suami saya menjual ikan di Pasar Raya Padang. Ayah saya juga seorang penjual batu akik bermana Jamaluddin dari sana kami mencoba untuk menjual batu akik,” tuturnya.
Memang keberuntungan bersama dia, sejak dia buka lapak batu akik tersebut saat ini sudah ada empat pekerja yang mengasah tukang batu akik.
“Kalau rata-rata kita mendapatkan sehari itu sebanyak Rp4 juta, tapi kalau lagi ramai bisa lebih. Pendapatan itu nanti kita putar lagi untuk membeli batu dari penambang batu akik, kadang juga kita membeli sesama penjual batu akik disini, itu pun kalau cantik, kalau sesama kita harganya ada Rp300 ribu saja,” ujarnya.
Batu akik yang dijual di lapaknya itu semuanya berasal dari Sumatera Barat. Kalau dari Solok itu ada dua jenis batu akik, Batu Lumut Sungai Dareh bercirikan warna hijau di dalam ada totol dan bahkan seperti air serta Batu Anggur Surian berwarna ungu mudah seperti buah anggur.
Dari Kabupaten Pesisir Selatan batu khasnya itu ada beberapa bentuk, Batu Cimpago, Sulaiman, Limau Manis, Widuri yang berasal dari Pesisir Selatan. Harganya juga tidak kalah mahalnya kalau apalagi kalau Batu Cimpago memiliki gambar unik ada naga, ular, manusia, harimau, rumah.
“Jika ada gambar yang menarik harganya batu ini bisa mencapai Rp15 juta sampai Rp20 juta. Sebenarnya harga tersebut tidak ditetapkan bergantung kecintaan saja,” ujar Rika.
Sumber: okezone
0 Response to "Wah! Penjual Batu Akik Bisa Kantongi Rp4 Juta/Hari"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr