Foto: uny.ac.id |
Faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi wirausaha adalah kekuatan dasar yang tumbuh atau berhasil ditumbuhkan dalam diri seseorang. Kekuatan dasar itu sederhananya merupakan rangkaian nilai yang membentuk karakterisik mentalitas wirausaha. Mentalitas merupakan serangkaian nilai positif yang dapat digali dari berbagai sumber baik dari keluarga maupun lingkungan. Dan terjadi proses pencerapan atau internalisasi nilai-nilai yang akan mewarnai proses sebagai wirausaha. Jadi, wirausaha merupakan proses pembelajaran yang terus menerus dan menguat. Demikian papar Amir Panzuri, Direktur Apikri Craft dalam acara pelatihan Soft Skill Kepimpinan dan Kewirausahaan bagi PPG-SM3T pada Sabtu (10/1/2015) di Auditorium UNY Kampus Wates.
Mentalitas wirausaha diibaratkan sebagai roda pedati. Bila roda itu bagus dan kuat ada harapan pedati itu mudah bergerak. Roda itu adalah landasan agar rumah pedati diatasnya ikut bergerak. Gerak itu kian cepat bila kuda penghelanya juga bagus , sehat dan kuat. “Dan dalam bisnis kuda itu adalah bagian pemasarannya,” lanjut Amir Panzuri.
Pembicara lainnya Dr. Endang Mulyani, M.Si. memaparkan bahwa untuk mengubah mindset dari seorang pekerja menjadi wirausaha itu tidaklah mudah. Mengubah sesuatu yang telah menjadi kebiasaan membutuhkan kerja keras dan pengorbanan apalagi menyangkut pola pikir. Hal-hal yang harus didengungkan setiap saat adalah memiliki motivasi diri untuk berani memulai, tidak takut gagal dan terus mencoba.
Pada sesi mengenai kepemimpinan, Prof. Dr. Nahiyah J. Faraz, M.Pd. memaparkan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin wajib bagi dirinya memiliki etika dalam berorganisasi dan berinteraksi dengan orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin bertanggung jawab membuat keputusan yang etik, berperilaku etik dan mengupayakan agar organisasi memahami dan menerapkan dalam kode-kode atik. Seorang pemimpin hendaklah selalu memegang prinsip-prinsip kepemimpinan yang etis seperti selalu bersikap menghargai orang lain, melayani orang lain, menunjukkan keadilan, menampilkan kejujuran, dan membangun komunitas.
Hal serupa juga disampaikan oleh Lies Endarwati, M.Si. bahwa membangun jiwa kepemimpinan harus dikelola secara kontinyu agar dapat mencapai kepemimpinan yang efektif. Kebutuhan untuk mengembangkannya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu karena tiap pemimpin memiliki gaya kepimpinan yang berbeda-beda. Tapi ada sebuah pedoman bagi pemimpin yang baik yakni memperlakukan orang lain sebagaimana ingin diperlakukan dan selalu berusaha memandang suatu keadaan dari sudut pandang orang lain.
Pada pembukaan pelatihan Wakil Rektor I, Drs. Wardan Suyanto, Ed.D menyampaikan harapannya bahwa dengan pelatihan soft skill para peserta PPG SM-3T dapat mengelola waktu dengan baik. Para pemimpin yang sukses adalah orang-orang yang disiplin terhadap waktu dan mampu mengendalikan orang lain.
Pada akhir sesi peserta dibagi menjadi 5 kelas dengan materi business plan dengan instrukutur Penny Rahmawati, M,Si., Endra Murti Sagoro, M.Sc., Supriyanto, M.M., Dr.Kokom Komariah,M.Pd., dan Tejo Nurseto, M.Pd., Setiap kelas berisi 45 peserta.
Pelatihan soft skill ini bertujuan untuk membekali para pendidik profesional pengetahuan kepemimpinan dan pelatihan kepemimpinan. Acara ini diselenggarakan selama dua hari (10--11/1/2015) dan ditutup dengan outbond oleh Pusat Studi Kreativitas UNY.
Sumber: UNY
0 Response to "UNY Adakan Pelatihan Soft Skill Kepimpinan dan Kewirausahaan bagi PPG-SM3T "
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr