PENGUMUMAN: Terhitung sejak tanggal 2 April 2016, pustaka.pandani.web.id tidak lagi kami update! kerena seluruh update terbaru kami dialihkan kesitus pak.pandani.web.id. Harap dimakulumi.

Gangguan pada sistem kekebalan tubuh

1. Alergi

Alergi atau hipersensivitas adalah suatu respons imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa yang masuk ke dalam tubuh. Senyawa yang dapat menimbulkan alergi disebut alergen. Alergen dapat berupa debu, serbuk sari, gigitan serangga, rambut kucing dan jenis makanan tertentu misalnya udang.

Proses terjadinya alergi diawali dengan masuknya alergen ke dalam tubuh. Alergen tersebut akan merangsang sel-sel B plasma untuk menyeksresikan antibodi IgE. Alergen yang masuk ke dalam tubuh pertama kali tidak akan menimbulkan gejala alergi. Namun, IgE yang tebentuk akan berikatan dengan mastosit. Akibatnya, ketika alergen masuk ke dalam tubuh untuk kedua kalinya alergen akan terikat pada IgE yang telah berikatan dengan mastosit. Keadaan ini mengakibatkan mastosit melepaskan histamin yang berperan dalam proses pembesaran dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah (inflamasi). Respons inflamasi ini mengakibatkan timbulnya gejala alergi, misal bersin, kulit terasa gatal, mata berair, hidung berlendir dan kesulitan bernafas. Pemberiaan antihistamin dapat menghentikan gejala alergi.

2. Autoimunitas

Autoimunitas merupakan gangguan pada sistem kekebalan tubuh saat antibodi yang di produksi justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan sel tubuh sendiri dengan sel asing. Autoimunitas dapat disebabkan oleh gagalnya proses pematangan sel T di kelenjer timus. Autoimunitas dapat mengakibatkan beberapa kelainan, yaitu:

a. Diabetes melitus, disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel-sel beta di pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon insulin. Hal ini mengakibatkan tubuh kekurangan hormon insulin sehingga kadar gula darah meningkat.

b. Myasthenia gravis, disebabkan oleh antibodi yang menyerang otot lurik. Hal ini mengakibatkan otot lurik mengalami kerusakan.

c. Addison’s disease, disebabkan oleh antibodi yang menyerang kelenjer adrenalin. Hal ini mengakibatkan berat badan menurun, kaddar gula darah menurun, mudah lelah dan pigmentasi kulit meningkat.

d. Lupus, disebabkan oleh antibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri. Pada penderita lupus, antibodi menyerang jaringan tubuh dengan dua cara berikut:
  • Antibodi menyerang jaringan tubuh secara langsung. Misal antibodi menyerang sel-selnya hancur sehingga dapat mengakibatkan anemia.
  • Antibodi akan bergabung dengan antigen dan membentuk ikatan yang disebut kompleks imun. Dalam keadaan normal, sel asing yang antigennya telah diikat oleh antibodi selanjutnya akan ditangkap dan dihancurkan oleh sel-sel fagosit. Namun pada penderita lupus, sel asing inni tidak dapat dihancurkan oleh sel-sel fagosit dengan baik. Jumlah sel fagosit ini justru semakin bertambah sambil mengeluarkan senyawa yang berperan menimbulkan inflamasi atau peradangan. Proses peradangan ini akan menimbulkan berbagai gejala penyakit lupus. Jika hal ini terjadi dalam jangka panjang, fungsi organ tubuh akan terganggu.

e. Radang sendi atau artritis reumatoid, merupakan penyakit autoimun yang mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini menyerang persendiaan, biasanya mengenai banyak sendi yang ditandai dengan radang pada membran sinovial, struktur-struktur sendi serta atrofi otot dan penipisan tulang.


3. AIDS




Struktur HIV

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus tersebut menyerang sel T pembantu yang berfungsi menstimulasi pembentukan jenis sel T lainnya dan sel B plasma. Hal ini mengakibatkan kemampuan tubuh melawan kuman penyakit menjadi berkurang.


Infeksi HIV pada sel T

Sel T pembantu menjadi target utama HIV karena pada permukaan selnya terdapat molekul CD4 sebagai reseptor. Infeksi di mulai ketika molekul glikoprotein (gp 120) yang terdapat pada permukaan HIV menempel ke reseptor CD4 pada permukaan sel T pembantu. Virus tersebut kemudian masuk ke dalam sel T pembantu secara endositosis dan memulai replikasi (memperbanyak diri). Selanjutnya virus-virus baru keluar dari sel T yang terinfeksi secara eksositosis atau secara melisiskan sel.

Jumlah sel T pada orang normal sekitar 1.000 sel/mm3 darah, sedangkan pada penderita AIDS jumlah sel T-nya hanya sekitar 200 sel/mm3. Kondisi ini mengakibatkan penderita AIDS mudah terserang berbagai penyakit seperti TBC, meningitis, kanker darah dan melemahnya ingatan sehingga dapat mengakibatkan kematian.

0 Response to "Gangguan pada sistem kekebalan tubuh"

Post a Comment

Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,


Salam

Irfan Dani, S. Pd.Gr