Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional yang merupakan karakter bangsa yang harus dicapai disemua
jenjang pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan
rumusan mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap
satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi
dasar dalam pengembangan pendidikan karakter bangsa.
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah
“bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat,
tabiat, temperamen, watak”. Adapun pendidikan berkarakter adalah
berkepribadian, berprilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”.
Menurut Hill (Wanda Chrisiana, 2005) mengatakan, character
determines someone’s private thoughts and someone’s action done. Good character
is the inward motivation to do what is right, according to the highest standard
of behavior in every situation”. Dalam konteks ini karakter dapat diartikan
sebagai identitas diri seseorang.
Griek mengemukakan bahwa karakter dapat didefenisikan
sebagai paduan daripada segala tabiat manusia yang bersifat tetap sehingga
menjadi tanda yang khusus untuk membedakan orang yang satu dengan yang lain.
Kemudian Leonardo A.Sjiamsuri dalam bukunya Kharisma versus karakter yang
dikutip Damanik mengemukakan bahwa
karakter merupakan siapa sesungguhnya. Batasan ini menunjukkan bahwa karakter
sebagai identitas yang dimiliki seseorang yang bersifat menetap sehingga
seorang atau sesuatu itu berbeda dari yang lain.
Menurut Ekowarni (2010) pada tatanan mikro, karakter
diartikan a) kualitas dan kuantitas reaksi terhadap diri sendiri, orang lain
maupun situasi tertentu; atau b) watak, akhlak, ciri psikologis. Ciri-ciri
psikologis yang dimiliki individu pada lingkup pribadi, secara evolutif akan
berkembang menjadi ciri kelompok dan lebih luas lagi menjadi ciri sosial. Ciri
psikologis individu akan memberi warna dan corak idetitas kelompok dan pada
tatanan makro akan menjadi ciri psikologis atau karakter suatu bangsa. Pembentukan
karakter suatu bangsa berproses secara dinamis sebagai suatu fenomena
sosio-ekologis. Berdasarkan pergertian diatas, dapat dikatakan bahwa karakter
merupakan jati diri, kepribadian, dan watak yang melekat pada diri seseorang.
Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan
tentang potensi dirinya yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif,
percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat,
bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani,
dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah
pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja
keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif,
inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat,dinamis, hemat/efisiensi,
menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah,
cinta keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, dan tertib.
Individu yang berkarakter
baik atau unggul merupakan seseorang yang berusaha melakukan hal-hal
yang terbaik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa
dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi
dirinya dan disertai dengan kesadara emosi, dan motivasi yang kuat.
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian
seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan
sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani
bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang
dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu,
pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan
karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan
sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya
dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan. Artinya,
pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu
proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan
sosial,budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya
bangsa adalah Pancasila; jadi pendidikan budaya dan karakter bangsa haruslah
berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik budaya dan
karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta
didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis
dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu usaha
masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan
itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat
dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan
karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengembangan budaya dan
karakter bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di
masa mendatang. Dalam proses pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara
aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses
internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam
bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera,
serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
loading...
(function(){
var D=new Date(),d=document,b='body',ce='createElement',ac='appendChild',st='style',ds='display',n='none',gi='getElementById';
var i=d[ce]('iframe');i[st][ds]=n;d[gi]("M283033ScriptRootC165025")[ac](i);try{var iw=i.contentWindow.document;iw.open();iw.writeln("
0 Response to "Pengertian Pendidikan Berkarakter"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr