Dengan mengutip beberapa pandangan, Panjaitan (1993: 23) mengemukakan
tentang pengertian pemberian balikan sebagai berikut:
a.
Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa
tentang hasil kerjanya dalam mengerjakan tes atau latihan (‘Cardelle dan Corno,
1985: 162-173).
b.
Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada peserta
didik sampai sejauh mana ia telah mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan (Dawdan Gage, 1967: 181-188).
c.
Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa
seberapa jauh ia talah memahami isi pembelajaran sesuai dengan tes dan latihan
yang diberikan guru kepadanya (Kulik dan Kulik, 1988: 79-97).
d.
Pemberian balikan adalah suatu komunikasi antara guru dan
siswa dalam hal memudahkan siswa memperbaiki kekurangannya dalam proses
pembelajaran (Measn, dkk, 1978: 373-387).
e.
Pemberian balikan adalah pemberian informasi kepada siswa
tentang pemahamannya dalam mengerjakan tes atau latihan setelah menyelesaikan
suatu topik atau satu sub pokok bahasan yang diberikan guru setelah selang
waktu tertentu (Rochim dan Thomson, 1985: 368-372).
f.
Pemberian balikan adalah salah satu cara untuk memudahkan siswa
belajar, yaitu memberi informsi kepada siswa tentang hasil kerjanya dalam
mengerjakan tes atau latihan (Anderson dan Faust, 1973: 271-295).
g.
Pemberian balikan adalah merupakan interaksi antara guru dan
siswa yang digunakan sebagai korekasi terhadap jawaban siswa dalam mengerjakan
tes atau latihan agar siswa tahu apakah jawabannya dalam mengerjakan tes atau
latihan menjawab soal-soal itu benar atau salah (Hill, 1980).
h.
Benne, dkk, (1975) menyatakan bahwa dengan pemberian balikan
siswa akan mengetahui kesalahan/kekurangan dan penilain serta komentar yang
diberikan oleh guru tentang tampilannya dalam mengerjakan tes atau latihan
dengan maksud agar memudahkan siswa dalam memperbaikinya.
i.
Pemberian balikan adalah informasi yang diberikan kepada
siswa setalah ia memberikan respon atas tes atau latihan yang diberikan guru
setelah melakukan proses pembelajaran sesuai denga program yang dirancang oleh
guru (Skodmore, dkk. 1979: 89).
Berdasarkan makna pengertian pemberian balikan dalam pembelajaran, secara
teoritis seperti yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Pemberian balikan adalah informsi atau pemberitahuan guru kepada siswa
baik secara lisan atau tertulis terhadap salah benarnya jawaban siswa dari
hasil dalam mengerjakan tes atau latihan setelah selesai mengikuti program
pembelajaran yang dirumuskan oleh guru dengan tujuan agar siswa terangsang atau
termotivasi untuk berusaha merespon mencari pembetulan.
2. Langkah Pemberian Balikan
Menurut Panjaitan
(1993: 24) ada dua cara pemberian balikan, sebagia berikut:
a.
Pemberian Balikan Secara Simbol
Pemberian balikan secara simbol adalah pemberian informasi guru kepada
siswa secara tertulis yang dituangkan pada lembar jawaban hasil kerja siswa
dalam mengerjakan tes atau latihan, dengan memberikan tanda benar (B) pada
jawaban yang benar, dan memberikan tanda salah (S) pada jawaban yang salah
tanpa memberikan keterangan apapun.
Tanda-tanda tersebut sebagai simbol apakah pekerjaan siswa benar atau
salah.
b.
Pemberian Balikan Secara Ekspositorik
Pemberian balikan secara ekspositorik, adalah pemberian informasi guru
kepada siswa secara tertulis yang dituangkan pada lembar jawaban hasil kerja
siswa dalam mengerjakan tes atau latihan, yaitu dengan memberikan tanda benar
(B) pada jawaban yang benar, dan memberikan tanda salah (S) pada jawaban yang
salah dan sekaligus memberi penjelasan singkat/terperinci atas kesalahannya dan
petunjuk perbaikan serta buku sumber acuannya agar siswa dapat memperbaiki
kekurangannya dan kesalahannya yang telah diperbuatnya.
Catatan yang diberikan oleh guru (pada umumnya untuk jawaban yang salah)
dapat diberikan dengan jelas atau petunjuk lain yang dapat membantu siswa
memperbaiki pekerjaannya yang salah.
Pembelajaran dengan cara memberikan balikan baik secara simbol maupun
secara ekspositorik dari guru kepada siswa agar memudahkan siswa untuk
memperbaiki kesalahan yang telah diperbuatnya dan diprediksi dapat berpengaruh
positif terhadap peningkatan perolehan hasil belajar.
3. Kebijaksanaan Pemberian Balikan
Pemberian balikan
dalam bentuk informasi atau pemberitahuan dari guru kepada siswa tentang
kekurangan-kekurangannya atau tentang kesalahan-kesalahannya terhadap hasil
kerjanya dalam menjawab tes atau latihan setelah selesai mengikuti eksperimen
dalam pembelajaran, yang pengaruhnya dapat menimbulkan reaksi minimal tiga
kemungkinan pada diri siswa.
Kemungkinan yang timbul dalam pemberian balikan dapat menjadikan siswa
apatis, patah semangat, atau patah hati, dan menjadi pendorong semangat
belajar. Hal demikian tergantung kebijaksaan atau kepandaian akal budi sang
guru dalam memberikan balikan. Cara pemberi balikan dapat bersifat positif dan
dapat negative. (Jarolimek dan Foster, 1978; Panjaitan, 1993: 27).
Pemberian balikan yang bersifat positif dikandung maksud informasi atau
pemberitahuan terhadap kesalahan-kesalahan atau kekurangan-kekurangan yang
diperbuat oleh siswa, baik yang lisan maupun yang tertulis pada lembar jawaban
siswa hsil pengerjaan tes atau latihan seharusnya balikan yang bersifat
membangun, harus merupakan balikan yang bersifat konstruktif yaitu informasi
atau pemberitahuan yang disampaikan guru kepada siswa harus mampu memberikan
dorongan atau motivasi berhasil yang dapat membangkitkan semangat dan kerja
keras dalam diri siswa untuk lebih giat berusaha belajar memperbaiki
kekurangan-kekurangannya dan kesalahan-kesalahannya yang telah diperbuatnya.
Karenanya informasi atau pemberitahuan itu harus dilaksanakan dengan seksama,
bersifat pujian, jelas, cermat, dan spesifik, mudah dipahami siswa, sehingga
siswa tergerak jiwanya untuk berusaha memperbaikinya. Adapun sebaliknya
pemberian balikan yang bersifat negative adalah balikan yang bersifat
destruktif atau balikan yang bersifat merusak yaitu informasi atau
pemberitahuan guru kepada siswa terhadap kesalahan-kesalahan yang telah
diperbuatnya yang disampaikan dengan nada kecaman, cemoohan, penghinaan,
lebih-lebih diikuti dengan rasa emosional guru dengan marah-marah. Tindakan
yang demikian dapat menimbulkan:
-
Rasa apatis pada diri siswa, siswa menjadi masa bodoh
terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru.
-
Rasa patah hati, patah semangat pada diri siswa, sehingga
siwa menjadi tidak mau belajar lagi terhadap pelajaran yang telah diberikan
oleh guru. Guru yang bijaksana adalah guru yang selalu menggunakan akal budinya
untuk memberikan balikan yang bersifat konstruktif, dan selalu menghindari
pemberian balikan yang bersifat destruktif atau balikan yang bersifat merusak
terhadap hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan tes atau latihan. Pemberian
balikan harus mampu mendorong siswa untuk lebih bersemangat lagi dalam
meningkatkan belajarnya.
0 Response to "Pemberian Balikan"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr