A. Transport Melewati Membran
Adanya
lapisan fosfolipid bilayer di sekitar sel menjadikan suatu penghalang yang
efektif bagi sel, khususnya terkait pergerakan molekul-molekul yang terlarut
air dan juga beberapa ion. Terdapat dua
mekanisme dasar dimana tarnsport melewati membran dapat dimungkinkan dan
menjadi penting, yaitu transport pasif dan transport aktif (Gambar 3).
Transport pasif dapat berupa difusi, osmosis, dan difusi yang difasilitasi.
1.
Difusi dan Difusi yang difasilitasi
Jika kita membuka botol
parfum di suatu ruangan, beberapa saat kemudian molekul-molekul parfum
akan tersebar ke seluruh bagian ruangan (dan akan terdeteksi ketika
molekul-molekul parfum tersebut mengenahi reseptor yang ada di hidung kita).
Hal ini akan terjadi juga bahkan pada air yang kelihatannya tenang. Proses ini
disebut dengan difusi. Difusi dapat
didefinisikan sebagai suatu pergerakan molekul (atau ion) dari daerah yang
konsentrasinya tinggi menuju ke daerah yang konsentrasinya rendah. Molekul akan
bergerak mengikuti suatu arah gradien konsentrasi. Sebagai akibat dari proses
difusi adalah keadaan yang setimbang dimana mereka tersebar secara merata dalam
suatu volume/ruang tertentu.
Bebera senyawa memiliki molekul atau ion yang dapat
melewati suatu membran dengan cara difusi. Kecepatan suatu senyawa untuk dapat
berdifusi melewati suatu membran dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah :
a.
Perbedaan konsentrasi
Jika antar dua sisi terdapat perbedaan
konsentrasi, semakin besar perbedaan
konsentrasi antar dua daerah, semakin
tinggi kecepatan perpindahan molekul sehingga dicapai kondisi
kesetimbangan antar dua sisi tersebut.
b.
Temperatur
Pada temperatur yang tinggi, molekul atau ion
memiliki energi kinetik yang lebih tinggi dibandingkan pada kondisi temperatur
yang lebih rendah, sehingga mereka dapat bergerak lebih cepat dan proses difusi
berjalan lebih cepat.
c.
Luas permukaan proses difusi
Semakin lebar permukaan tempat difusi berlangsung,
maka semakin banyak molekul atau ions dapat melewatinya pada saat yang
bersamaan, dan karenanya proses difusi menjadi semakin cepat.
d.
Sifat molekul atau ion
Molekul-molekul besar memerlukan lebih banyak
energi untuk memungkinkan mereka bergerak dibandingkan molekul-molekul kecil.
Oleh karena itu, molekul yang besar memerlukan waktu yang lebih lama untuk
berdifusi dibandingkan molekul-molekul yang lebih kecil. Demikian juga dengan
molekul-molekul yang non-polar akan berdifusi lebih mudah melalui membran sel
dibandingkan molekul-molekul yang polar akibat mereka terlarut di dalam ekor
fosfolipid yang bersifat non-polar.
Tahukah kalian, bahwa gas-gas yang ada pada sistem
pernafasan seperti oksigen, karbon dioksida dapat melewati membran dengan cara
difusi. Mereka merupakan molekul tanpa muatan dan bersifat non-polar sehingga
dapat melewati lapisan fosfolipid bilayer secara langsung dengan mudah. Molekul
air, adalah sangat polar dan dapat bergerak secara difusi secara cepat melewati
lapisan fosfolipid bilayer karena mereka berukuran cukup kecil. Namun demikian,
molekul polar yang besar seperti glukosa dan asam amino tidak dapat berdifusi
melewati lapisan fosfolipid bilayer, seperti halnya juga ion-ion Na+ atau Cl-.
Molekul atau Ion-ion ini hanya dapat
melewati membran dengan cara melewati terowongan yang bersifat hydrophilic yang
dapat dibangun oleh suatu protein. Proses difusi ini dikenal dengan difusi
terfasilitasi. Kata fasilitasi dalam hal ini berarti “membuat lebih mudah” atau
“membuat lebih memungkinkan” yang difungsikan oleh protein yang berfungsi
sebagai terowongan.
Membran plasma
berisi banyak jenis terowongan protein (protein channel) yang berbeda. Satu
protein memungkinkan satu jenis ion/molekul untuk melewatinya. Pergerakan dari
molekul/ion secara keseluruhan dengan menggunakan mekanisme merupakan suatu
pergerakan pasif.
2.
Osmosis
Osmosis merupakan suatu peristiwa difusi khusus yang
hanya melibatkan molekul air. Untuk itu, tidak ada salahnya jika kita mengingat
kembali bahwa suatu larutan terdiri atas solute (zat terlarut) dan solvent
(pelarut).Contoh, pada larutan gula, yang merupakan solute adalah gula dan yang
merupakan solvent adalah air. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 4 yang
menunjukkan larutan yang dipisahkan dengan sebagian membran permeabel sehingga
memungkinkan hanya sebagian molekul yang mampu melewati membran tersebut,
seperti halnya yang terjadi pada membran sel hidup.
3.
Transport Aktif
Coba kita bayangkan mana yang lebih banyak menghabiskan
bahan bakar, kendaraan yang melaju pada jalan yang menanjak atau kendaraan yang
melaju pada jalan yang menurun? Sudah pasti kendaraan yang melaju pada jalan
yang menanjak akan lebih banyak menghabiskan bahan bakar karena gerakannya
melawan gravitasi, sehingga memerlukan energy yang lebih banyak. Demikian
halnya dengan pergerakan molekul-molekul terlarut yang melawan gradient
konsentrasi, yaitu molekul-molekul yang bergerak dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi. Untuk dapat melawan gradient konsentrasi molekul-molekul
tersebut memerlukan energy dalam bentuk ATP. Pergerakan molekul melawan
gradient konsentrasi ini biasanya difasilitasi oleh protein yang terintegrasi
pada membran plasma (Gambar 3). Peristiwa seperti ini disebut transport aktif.
Transport aktif dapat didefinisikan sebagai transportasi molekul-molekul
melewati membrane dengan bantuan energy.
4.
Bulk Transport
Difusi, osmosis, dan transport aktif adalah mekanisme
transportasi dengan hanya melihat pergerakan individual molekul atau ion.
Bagaimanakah transportasi melalui membran untuk molekul-molekul yang membentuk
agregat, misalnya pada peristiwa penghancuran bakteri oleh sel-sel darah putih
atau ketika Amoeba memasukan makanannya ke dalam tubuhnya yang hanya terdiri
adari satu sel? Peristiwa transportasi molekul-molekul yang membentuk agregat
material besar ke dalam atau ke luar sel disebut dengan bulk transport. Bulk
transport terdiri dari dua jenis, yaitu endocytosis dan exocytosis. Endocytosis
adalah masuknya agregat material besar ke dalam sel, sedangkan exocytosis
merupakan peristiwa sebaliknya. Endocytosis dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
phagocytosis apabila material yang dimasukan ke dalam sel berupa padatan
(Gambar 5) dan pinocytosis apabila material yang dimasukan ke dalam sel berupa
cairan.
Daftar
Pustaka
Biggs, A., K. Gregg, W. C.
Hagins, C. Kapicka, L. Lundgren, P. Rillero, 2002. Biology, the Dynamics of Life. Glencoe McGraw-Hill: New York.
Fosket D.E., 1994, Plant Growth and Development. A Molecular Approach, Academic Press,
Toronto.
Jones, M., Fosbery, R., Taylor, D., Gregory, J. et al. 2007. Biology As-A Level. Cambridge : Cambridge University Press, pp. 53-63.
Johnson, D. W. & Johnson, R. T. 2002. Meaningful
Assessment. A Manageable and Cooperative
Process. Boston: Allyn & Bacon.
Sumber:
loading...
(function(){
var D=new Date(),d=document,b='body',ce='createElement',ac='appendChild',st='style',ds='display',n='none',gi='getElementById';
var i=d[ce]('iframe');i[st][ds]=n;d[gi]("M283033ScriptRootC165025")[ac](i);try{var iw=i.contentWindow.document;iw.open();iw.writeln("
0 Response to "Transport Melewati Membran"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr