Standar Kompetensi :
1.
Memahami struktur
dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
Kompetensi
Dasar :
1.1 Mendeskripsikan komponen kimiawi sel,
truktur, dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
Indikator:
1.
Menjelaskan komponen kimiawi sel
############################################################################
KOMPONEN KIMIAWI SEL
Protoplasma merupakan suatu massa yang memiliki tanda-tanda hidup.
Protoplasma memiliki sifat-sifat dan tanda-tanda struktural, kimiawi, maupun
fisikokimiawi, yang serupa untuk semua sel. Perbandingan zat-zat penyusun dan
zat-zat yang dihasilkan dapat berbeda-beda. Dari analisis kimia diperoleh hasil
bahwa protoplasma terdiri dari air, protein, lipida, karbohidrat (sakarida),
dan garam-garam mineral. Di bawah ini dikemukakan tabel tentang senyawa-senyawa
penyusun sel (protoplasma) tumbuhan dan hewan.
Tabel 2. Senyawa-senyawa Penyusun
Protoplasma
Senyawa sel
|
Protoplas sel hewan
(dalam %)
|
Protoplasma sel tumbuhan
(dalam %)
|
Air
|
60,0
|
75,0
|
Senyawa organic
|
35,7
|
22,5
|
Protein dan as.
Nukleat
|
17,8
|
4
|
Lipida
|
11,7
|
0,5
|
Sakarida
|
6,2
|
18
|
Senyawa anorganik
|
4,2
|
2,5
|
1.
Air
Di dalam
sel, air dikelompokkan menjadi tiga kelompok; yaitu: Pertama; air intramolekuler, yaitu molekul air
yang merupakan bagian dari molekul-molekul protein, sekitar 4 % dari air
selular. Kedua; air terikat,
merupakan molekul-molekul air yang terikat pada protoplasma dan memerlukan
tenaga cukup besar untuk memisahkannya.
Ketiga; air bebas, merupakan
air yang terdapat di dalam vakuola. Air intramolekular tidak dapat dihilangkan
tanpa merusak protoplasma.
Air berperan sangat penting pada
kehidupan sel maupun kehidupan semua organisme. Air merupakan pelarut dan
pengangkut senyawa-senyawa yang diperlukan sel maupun limbah yang harus
dibuang. Air juga merupakan agensia reaksi-reaksi enzimatis.
Di dalam air bebas, terlarut berbagai jenis
senyawa kimia, antara lain: Pertama; senyawa-senyawa yang mengandung Ca, Na, k,
Mg, Fe, dan lain-lain. Kedua; senyawa-senyawa organik yang terlarut. Ketiga;
gas-gas terlarut berupa O2, CO2, dan N2 yang
berasal dari udara.
2.
Protein
Komponen lain dari protoplasma yang sangat penting adalah protein.
Senyawa ini terdiri dari unsur-unsur: karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.
Molekul-molekul protein merupakan molekul pekerja. Mereka berperan sebagai
katalisator berbagai reaksi kimia, memberi kekakuan struktural, memantau
permiabilitas selaput (membran), mengatur kadar metabolit yang diperlukan,
mengakibatkan gerakan, dan memantau kegiatan gen. Bahan baku protein adalah
molekul-molekul asam amino, karena
mengandung gugus karboksil dan gugus amin.
Jenis
protein antara lain Fibrosa, misalnya kolagen, fibrin, aktin, miosin, dan
sebagainya, serta protein globular, misalnya haemoglobin, mioglobin, enzim dan
sebagainya. Selain itu protein digolongkan pula menjadi protein struktural dan
protein dinamis.
Protein struktural berperan sebagai penunjang atau penyokong. Protein
ini terdapat pada membran, di dalam sel, maupun di luar sel. Protein yang
terdapat di dalam sel disebut protein struktural intrasel. Protein-protein ini
membentuk kerangka mekanik sel dan disebut kerangka sel atau sitoskelet. Mereka
terdiri dari protein tubulin, aktin, pektin, dan lain-lain. Protein struktural
yang terdapat di luar sel disebut protein struktural ekstrasel, dijumpai pada
organisme multisel, contohnya adalah
kolagen pada kulit, tulang rawan dan tulang sejati, keratin pada kuku, rambut,
dan sebagainya.
Protein dinamis merupakan protein yang terlibat langsung dalam
metabolisme sel, mudah terurai dan terakit kembali. Protein ini mencakup
enzim-enzim yang merupakan katalisator pada metabolisme intrasel maupun
ekstrasel, hormon, insulin, FSH, LH, tirosen, dan sebagainya serta pigmen
darah: hemoglobin dan hemiosianin.
3.
Lipida
Lipida
mencakup asam lemak, lemak netral, fosfolipida, terpen dan steroid. Asam lemak
memiliki dua daerah: Pertama; Rantai hidrokarbon yang bersifat hidrofobik,
tidak terlarut di dalam air, dan kurang reaktif, Kedua; Gugus asam karboksilat
yang mengion di dalam larutan, terlarut di dalam air, dan mudah beraksi
membentuk ester. Asam lemak merupakan sumber zat makanan. Mereka disimpan di
dalam sitoplasma berupa tetes-tetes gliserida yang terdiri dari tiga rantai
asam lemak, yang masing-masing terikat pada gliserol. Selain sebagai sumber zat makanan dan tenaga,
peranan asam lemak yang terpenting adalah sebagai penyusun selaput (membran)
plasma. Selaput tipis ini sebagian besar terdiri dari fosfolipida. Setiap
molekul fosfolipida memiliki ekor hidrofobik yang terdiri dari dua buah rantai
asam lemak, dan gugus kepala yang bersifat polar dan hidrofilik.
Molekul-molekul fosfolipida bersifat seperti detergen. Tetesan fosfolipida pada
tetesan air akan membentuk lapisan tipis di permukaan air tersebut. Selaput
(membran) plasma terdiri dari lapisan
molekul-molekul fosfolipida dengan ekor mengarah ke dalam membran, sedangkan
kepalanya mengarah ke luar membran. Dua buah lapisan fosfolipida dapat
berkaitan ekor dengan ekor membentuk dwilapisan fosfolipida yang merupakan
struktur dasar selaput (membran) plasma.
4.
Karbohidrat (Sakarida)
Karbohidrat seringkali disebut sakarida, karena terdiri
dari rangkaian molekul-molekul gula yang disebut monosakarida. Beberapa molekul
monosakarida mengandung unsur nitrogen dan sulfur. Dua buah monosakarida yang
saling berkaitan disebut disakarida,
trisakarida terdiri dari tiga buah monosakarida. Empat sampai enam
monosakarida yang saling berikatan membentuk oligosakarida, dan lebih dari enam
monosakarida atau gabungan monosakarida, disakarida, dan oligosakarida
membentuk polisakarida.
Polisakarida yang juga disebut glikan
merupakan untaian monosakarida yang sangat panjang. Untaian ini dapat lurus
maupun bercabang-cabang. Polisakarida digolongkan menjadi polisakarida
struktural dan polisakarida nutrien. Beberapa contoh polisakarida struktural
adalah selulosa pembentuk dinding sel tumbuhan, asam hialuronat sebagai salah
satu komponen substansi antara sel pada jaringan ikat, glikolipida,
glikoprotein, dan sebagainya. Beberapa contoh polisakarida nutrien adalah
amilum, terdapat di dalam sel tumbuhan dan bakteria, glikogen di dalam sel
hewan dan paramilum di dalam beberapa jenis protozoa.
5.
Nukleotida dan Asam nukleat
Komponen
lain dari protoplasma yang sangat penting adalah nukleotida dan asam nukleat.
Satu molekul nukleotida terdiri dari sebuah basa berbentuk cincin yang
mengandung nitrogen, gula dari 5 unsur karbon berupa ribosa atau deoksiribosa,
dan gugus fosfat yang terikat pada gula.
Basa nitrogen dapat berasal dari kelompok purin, yaitu guanin dan adenin
maupun kelompok pirimidin yaitu sitosin, timin, dan urasil. Nukleotida yang
berperan sebagai pembawa tenaga antara lain AMP, ADP, dan ATP. Untaian sejumlah
nukleotida membentuk asam nukleat. Asam nukleat dinamakan Asam Deoksiribo
Nukleat (ADN) jika gugus gulanya terdiri dari deoksiribosa dan Asam Ribo
Nukleat (ARN) bila gugus gulanya adalah ribosa. Asam nukleat merupakan senyawa
yang sangat penting, terutama ADN sebagai pembawa sifat
menurun.
6.
Garam-garam mineral
Garam-garam
mineral di dalam sel dapat berbentuk molekul maupun terikat dengan molekul lain
dalam bentuk ion. Ion dari garam mineral yang penting untuk proses kehidupan
sel antara lain ion Na, K, Ca, Fe, Mn, dan lain-lain.
Sumber:
loading...
(function(){
var D=new Date(),d=document,b='body',ce='createElement',ac='appendChild',st='style',ds='display',n='none',gi='getElementById';
var i=d[ce]('iframe');i[st][ds]=n;d[gi]("M283033ScriptRootC165025")[ac](i);try{var iw=i.contentWindow.document;iw.open();iw.writeln("
0 Response to "Komponen Kimiawi Sel"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr