Standar
Kompetensi : 1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil
kehidupan.
Kompetensi Dasar :1.1 Mendeskripsikan komponen kimiawi sel , struktur
dan fungsi sel sebagai unit terkecil
kehidupan
Indikator Pencapaian :
·
Menjelaskan
konsep sel.
·
Menjelaskan
sejarah perkembangan sel
·
Menjelaskan
struktur bagian sel
·
Menjelaskan
fungsi bagian sel
#######################################################################
#######################################################################
Sel merupakan suatu protoplasma
pembangun kehidupan. Sel merupakan unit struktural dan unit fungsional
kehidupan. Sel merupakan satu kesatuan kehidupan. Pada dasarnya, semua bentuk
kehidupan di bumi disusun oleh sel. Mereka ada yang di kenal sebagai organisme
uniseluler (bersel satu) dan ada pula yang berupa organisme multi seluler
(bersel banyak). Pada organisme multiseluler, setiap sel tidak berdiri sendiri,
melainkan bersatu menjadi bagian yang lebih besar. Dengan adanya pembagian
kerja, sel-sel yang berbeda mampu melakukan tugas yang bersifat khusus.
2.
Sejarah perkembangan Sel
Beberapa
saintis turut memberikan konstribusi terhadap konsep sel. Antoni Van
Leeuwenhoek (1632-1723), ahli mikroskop berkebangsaan Belanda merupakan orang
pertama yang membuat dan menggunakan mikroskop untuk mempelajari berbagai objek
biologi. Melalui mikroskopnya ia bisa melihat benda-benda mikroskopis yang
bergerak di dalam air kolam. Sifat keingintahuannya telah mendorongnya untuk
mempelajari benda-benda lainnya. Misalnya mempelajari darah, semen (cairan
mani), feses dan email gigi. Anntoni Van Leeuwenhoek merupakan orang pertama
yang melihat sel-sel tunggal dan mengakuinya sebagai satuan-satuan kehidupan.
Saat itu ia tidak menyebutnya sebagai sel melainkan sebagai hewan-hewan kecil,
yang ia lihat bergerak-gerak di dalam air.
Istilah sel pertama kali di perkenalkan oleh Robert
Hooke (1635-1703), ilmuan berkebangsaan inggris yang ternyata juga tertarik
dengan Leeuwenhoek tentang dunia mikroskopis. Untuk itu ia memilih mempelajari
sayatan tipis dari gabus, suatu jaringan yang berasal dari kayu pohon oak. Ia
melihat suatu massa persegi berupa kotak-kotak kosong, yang mengingatkannya
pada suatu bentuk sekat-sekat ruang atau kamar sehingga ia menyebutnya dengan
istilah sel (cellula = kamar). Penggunaaan istilah sel tersebut berlangsung
pada tahun 1666 (sebagian mencatatnya tahun 1665).
Gambar 1 : penampang irisan jaringan tumbuhan yang ditemukan oleh
Robert Hooke
|
Pada tahun 1838, Mathias Jakob Schleiden, seorang
ahli botani menyatakan bahwa semua tumbuhan tersusun atas satuan-satuan kecil
seluler. Pada tahun 1839, pendapat yang sama juga di kemukakan oleh Theodor
Schwann, seorang ahli zoologi yang menyatakan bahwa semua hewan terdiri atas
sel-sel. Schleiden dan Sechwann, keduanya berkebangsaan Jerman merumuskan suatu
generalisasi yang kemudian berkembang menjadi teori sel. Mereka mengemukakan
bahwa semua tubuh tumbuhan dan hewan tersusun atas sel-sel. Sel adalah unit
terkecil struktural dan fungsional dari semua organisme. Selanjutnya, Rudolf
Virchow (1858) melengkapi rumusan teori sel tersebut dengan temuannya, bahwa
setiap sel berasal dari sel-sel yang telah ada sebelumnya, omnis cellula e cellula.
Segera
setelah istilah sel di kenal, di kemukakan pula bahwa bagian penting dari sel
adalah bagian dalam dari dinding sel (isi sel). Isi sel terdiri atas materi
hidup yang di kenal dengan istilah protoplasma, berarti zat pertama yang di
bentuk. Istilah protoplasma ini pertama kali di perkenalkan pada tahun 1839
oleh J. Purkinye, seorang ahli fisiologi.
Seiring
dengan perkembangan mikroskop cahaya dan mikroskop elektron, serta teknik
pewarnaan yang lebih maju maka terungkap dalam protoplasma terdapat beberapa
struktur yang biasa di sebut organel. Tugas utama organel berhubungan dengan
struktur organel tersebut.
1.
Struktur
bagian sel
Sel merupakan satuan terkecil penyusun makhluk hidup,baik itu hewan
makro maupun mikro. Sel pada makhluk hidup yang satu berbeda dengan makhluk
hidup yang lain. Namun sel harus terdiri atas 3 komponen utama yang harus ada,
yaitu:
a. Membran
Plasma
b. Protoplasma
c. Materi
genetik
a.
Membran
Plasma
Pada sel hewan, membran plasma merupakan lapisan
paling luar yang membatasi sitoplasma dengan lingkungan sekitarnya, sedangkan
pada sel tumbuhan terletak di antara dinding sel dan isi sel sitoplasma. Dengan
teknik penyelidikan yang modern, dapat diketahui bahwa membran plasma
(lipoprotein)terdiri atas dua lapis lipida dan protein yang letaknya tersebar
tak beraturan. Lipida pada membran plasma terutama berupa fosfolipida
(lipidayang bersenyawa dengan fosfat), glikolipida (lipida yang bersenyawa
dengan karbohidrat) dan sterol misalnya kolesterol. Setiap molekul lipida
terdiri atas bagian kepala berupa fosfat yang bersifat hidrofilik (mampu
mengikat molekul air), dan bagian ekor berupa lemak yang bersifat hidrofobik
(menolak molekul air). Molekul protein, baik yang terletak pada permukaan luar
maupun permukaan dalam disebut protein perifer dan bersifat hidrofilik,
molekul protein yang menembus dari permukaan luar sampai ke permukaan dalam
disebut protein integral. Bagian protein integral yang terbenam di dalam lapisan
lipida bersifat hidrofobik.
Ahli biologi sel menggambarkan bahwa protein pada
membran merupakan benda padat yang berada pada cairan lemak, seperti botol
kosong yang mengapung di atas danau, keduanya selalu bergerak dinamis, yang
kemudian dinamakan Fluid Mosaic Model. Adanya senyawa karbohidrat yang
terikat pada molekul protein akan menambah sifat hidrofilik pada kedua sisi
permukaan membran, hal ini menyebabkan membran plasma bersifat selektif. Ada
molekul-molekul yang dapat melewati membran dari luar ke dalam sel, atau hanya
dapat melewati membran dari dalam ke luar ataupun sebaliknya. Membran sel,
selain berfungsi sebagai batas antarsel, juga memiliki beberapa fungsi lain,
sebagai berikut:
a.
Sebagai proteksi, yaitu
melindungi agar isi sel tidak keluar.
b.
Sebagai reseptor (penerima
rangsang) dari luar, seperti hormon, bahan kimia, rangsangan mekanik, dan
rangsangan listrik.
c.
Sebagai tempat transpor zat,
yaitu mengatur lalu lintas berbagai macam zat karena membran sel bersifat
selektif permiabel, dengan cara ini membran sel mempertahankan bentuk, ukuran,
dan reaksi-reaksi kimia.
b.
Protoplasma
Protoplasma merupakan senyawa heterogen mencakup sitoplasma yang
bagian tepinya terdiferensiasi menjadi selaput tipis yang disebut selaput
(membran) plasma, dan nukleoplasma. Komponen
penyusun dasar protoplasma adalah air (H2O) yang jumlahnya berkisar antara 70 -
90 % dari berat individu, terdapatnya dalam bentuk bebas atau terikat. Selain
air juga terdapt zat organik maupun zat anorganik. unsur-unsur C, H, O dan N merupakan
bagian yang terbesar di dalam protoplasma. Ketiga unsur C, H dan O merupakan
unsur pembentuk senyawa kimia yang bermacam-macam dengan ukuran molekul yang
besar. Di dalam protoplasma unsur-unsur ada yang berupa unsur anorganik. Dalam
protoplasma unsur anorganik dalam bentuk sebagai berikut:
1. Dalam bentuk garam, misalnya: natrium klorida (NaCl), kalium
nitrat (KNO3), kalsium sulfat (CaSO4).
2. Dalam bentuk asam, misalnya: asam klorida (HCl), asam nitrat
(HNO3), asam karbonat (H2CO3).
3. Dalam bentuk basa, misalnya: natrium hidroksida (NaOH),
kalium hidroksida (KOH).
Senyawa organik di dalam protoplasma tersusun oleh unsur C, H,
dan O. Senyawa organik terdiri dari: karbohidrat, lemak dan protein yang
merupakan sumber energi di dalam
protoplasma. Di dalam protoplasma terdapat organel-organel
penyusun tubuh sel.
a.
Materi
genetik
Materi genetik merupakan substansi pembawa informasi genetik. Materi genetik pada organisme prokariotik seperti bakteri terdapat pada nekleoid bahkan ada pada plasmid. Sementara itu pada organisme eukariotik berada pada nukleus. Nukleus merupakan bagian dari protoplasma.
Nukleus atau inti sel merupakan organel yang terbesar
di dalam sel, terdapat di semua sel eukariotik (sel yang materi intinya
terbungkus membran). Pada umumnya sel mengandung satu nukleus, tetapi pada
beberapa organisme ada yang lebih dari satu. Bentuk inti sel biasanya bulat,
lonjong atau tidak beraturan, dengan garis tengah ± 10 nm dan panjang ± 20 nm,
terletak di sekitar bagian tengah sel. Nukleus dibungkus oleh dua lapis membran
lipoprotein yang masingmasing dipisahkan oleh celah sebesar 20 - 30 nm. Membran
luar yang berbatasan dengan sitoplasma berhubungan langsung dengan retikulum
endoplasma dan akhirnya ke membran plasma. Pada membran inti terdapat pori-pori
yang memungkinkan pertukaran zat antara nukleus dan sitoplasma, misalnya RNA dan
protein. Matriks di dalam nukleus disebut nukleoplasma, di dalamnya terkandung
berbagai macam enzim, protein, kromosom, dan nukleolus (anak inti). Komponen
utama penyusun kromosom ialah protein dasar yang disebut histon dan DNA (asam
dioksi ribonukleat). DNA merupakan substansi genetika yang mampu melakukan
replikasi (mengganda) pada saat sel berkembang biak (membelah diri). Pada saat
sel tidak sedang membelah, kromosom tampak seperti benang-benang halus yang
panjang dan disebut kromatin. Jumlah kromosom pada sel berbagai spesies
bervariasi, tetapi jumlah tersebut cenderung tetap pada setiap spesies.
Nukleolus (anak inti) berbentuk bulat, terdapat di dalam nukleoplasma dan hanya
tampak setelah berakhirnya proses pembelahan sel. Nukleolus mempunyai peran
dalam sintesis RNA, ribosom yang akan dikeluarkan dari inti ke sitoplasma.
Sumber:
loading...
(function(){
var D=new Date(),d=document,b='body',ce='createElement',ac='appendChild',st='style',ds='display',n='none',gi='getElementById';
var i=d[ce]('iframe');i[st][ds]=n;d[gi]("M283033ScriptRootC165025")[ac](i);try{var iw=i.contentWindow.document;iw.open();iw.writeln("
0 Response to "Struktur dan Fungsi Sel Sebagai Unit Terkecil Kehidupan"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr