PENGUMUMAN: Terhitung sejak tanggal 2 April 2016, pustaka.pandani.web.id tidak lagi kami update! kerena seluruh update terbaru kami dialihkan kesitus pak.pandani.web.id. Harap dimakulumi.

SM-3T Disebar, Kualitas Pendidikan di Perbatasan Meningkat

ATAMBUA - Program Sarjana Mengajar di Daerah Terpencil, Terluar, Tertinggal dari pemerintah pusat di Kabupaten Belu sejak September 2014 lalu sangat membantu sekolah-sekolah yang berada di kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.

Hal ini diungkapkan oleh Dua Kepala Sekolah perbatasan yakni SMA Mgr. Gabriel Manek, SVD Lahurus dan SMA Negeri Weluli saat Sekretaris Daerah Kabupaten Belu Drs. Petrus Bere, MM ketika meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/SMK hari ke-3, Rabu, 15 April 2015 dimasing-masing sekolah.

Kepala Sekolah SMA Mgr. Gabriel Manek, SVD Drs. Fidelis Bau mengungkapkan, dengan kehadiran guru SM3T di sekolah ini sangat membantu sekolah ini terutama dalam bidang studi kimia karena memang kami kekurangan guru di bidang studi itu.

Disampaikan juga, untuk sekarang SMA Gabriel Manek mengalami kekurangan guru, sehingga diharapkan kedepan dilakukan pemeyaan agar sistem pembagian guru yang merata disemua sekolah. “Kami sekolah yang berada di batas ini sangat kekurangan guru terutama bidang studi Fisika dan Matematika,kiranya ini menjadi perhatian pemerintah,” tutur Fidelis

Hal senada Kepala Sekolah SMA Negeri Weluli Drs. Yohanes Bau Mali, S.Pd juga mengutarakan dengan adanya guru SM3T, laboratorium IPA kami yang dulunya fakum sudah digunakan oleh siswa karena memang mereka sangat terlatih dalam bidang mereka masing-masing.

“Kehadiran program ini sangat membantu kami khususnya kami yang berada di batas” ujar Bau Mali serta menambahkan bahwa dalam pergaulannya dengan masyarakat para guru ini sangat membaur dan mengormati adat istiadat. “Mereka selalu aktif dalam segala kegiatan kemasyarakatan yang ada bahkan sampai turut serta ikut koor dalam perayaan paskah kemarin,” terang Kepsek SMA Negeri Weluli.

Sekda Belu Drs. Petrus Bere, MM menyampaikan kepada awak media terkait adanya penumpukan guru disekolah-sekolah tertentu yang berada di 3 (tiga) kecamatan kota yakni Kota Atambua, Atambua Barat dan Atambua Selatan bahwa memang terjadi demikian.

Lanjutnya, hal ini dikarenakan banyak guru-guru yang suaminya TNI/Polri sehingga ketika suami pindah maka dengan sendirinya isterinya juga ikut pindah. “Sebagai pemerintah, sangatlah tidak elok kalau kami tidak mengakomodir permintaan mereka untuk pindah sebab jika kemudian hari terjadi kasus dalam rumah tangga nanti kami yang disalahkan,” urai Sekda Bere.

Sekda Belu Drs. Petrus Bere, MM ketika meninjau pelaksanaan Ujian Nasional  tingkat SMA SMK
Sekda Belu Drs. Petrus Bere, MM ketika meninjau pelaksanaan Ujian Nasional tingkat SMA SMK

Disampaikan mantan Inspektur Inspektorat Kabupaten Belu ini bahwa memang kehadiran guru-guru SM3T sangat dirasakan di Belu ini. Dijelaskan juga, mereka ditempatkan di daerah-daerah terpencil tetapi mereka sangat kerasan, ini tentunya menjadi perhatian kita semua agar guru-guru kita mencontohi hal ini.

“Mereka yang datang dari Riau dan Bali tetapi sangat senang bertugas di daerah kita, tentunya menjadi perhatian pemerintah,” ujar Sekda Bere.

Sumber: zonalinenews

0 Response to "SM-3T Disebar, Kualitas Pendidikan di Perbatasan Meningkat"

Post a Comment

Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,


Salam

Irfan Dani, S. Pd.Gr