PENGUMUMAN: Terhitung sejak tanggal 2 April 2016, pustaka.pandani.web.id tidak lagi kami update! kerena seluruh update terbaru kami dialihkan kesitus pak.pandani.web.id. Harap dimakulumi.

Shelter Tsunami Diresmikan, Harga Rumah Langsung Naik

Syukur Alhamdulillah, dua bangunan shelter tempat evakuasi sementara (TES) di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang sudah diresmikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif, Kamis (23/4). Shelter tersebut sebagai upaya mitigasi bencana tsunami yang menurut para ahli berpeluang terjadi di Kota Padang dan daerah-daerah pesisir lainnya di sepanjang pantai Sumatera Barat. Dua shelter itu dibangun menggunakan dana APBN pada pos BNPB.

Bangunan Shelter TES Koto Tangah I berada di Kelurahan Parupuk Tabing, berlantai lima, setinggi 22 meter, luas 2.500 meter persegi, dilengkapi vasilitas dapur umum dan Mandi Cuci Kakus (MCK), berdaya tampung 4.500 jiwa dengan radius 0,5-1 kilometer dan menelan biaya Rp22 miliar. Shelter TES Koto Tangah II, berlantai lima, setinggi 22 meter, luas 2.500 meter persegi, juga dilengkapi vasilitas dapur umum dan MCK, berdaya tampung 5.000 jiwa dalam radius 0,5 - 1 kilometer dan menelan biaya Rp17,5 miliar.

Masyarakat sekitar shelter sebelumnya juga sudah diberikan latihan dan sosialisasi mitigasi bencana tsunami. Ketika bencana itu benar-benar tiba, warga sekitar bisa menyelamatkan diri segera dengan naik ke bangunan yang kokoh menjulang tinggi tersebut. Konstruksi bangunan shelter tersebut memiliki ketahanan hingga gempa berkekuatan 10 skala richter. Masyarakat Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, khususnya yang tinggal di kawasan sepanjang pantai menyambut peresmian dua shelter itu dengan suka cita.

Keberadaan shelter ini ternyata mampu meningkatkan gairah, harapan hidup dan rasa tenang masyarakat sekitar. Karena pascagempa 30 September 2009 masyarakat yang berdomisili di jalur merah atau kawasan pantai selalu dihantui rasa takut akan datangnya musibah gempa besar yang diikuti tsunami. Karena sewaktu-waktu ancaman gempa maha dahsyat yang berasal dari patahan Mentawai yang berpotensi menyebabkan tsunami bisa saja terjadi.

Pascagempa 2009, ratusan rumah di sepanjang pantai Kecamatan Koto Tangah ditinggal oleh penghuninya, baik pengontrak maupun pemiliknya. Nyali mereka ciut dengan berbagai informasi yang menyatakan kawasan pantai Sumbar berpotensi terkena tsunami ketika terjadi gempa besar akibat terjadinya pergeseran patahan di laut Mentawai. Apalagi info itu itu juga menyatakan bahwa ancaman kekuatan gempa dan musibah tsunami yang berpotensi melanda pantai Sumbar lebih dahsyat dari gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh.

Begitu dua shelter utama itu dibangun dan sudah selesai, bahkan sudah diresmikan langsung oleh Kepala BNPB Syamsul Maarif, semangat masyarakat sekitar seperti kembali lagi hingga seperti semula. Berbagai nilai positif diperoleh warga sekitar dari shelter tersebut. Pertama, warga bisa menggunakan shelter untuk menyelamatkan diri ketika memang terjadi ancaman bencana gempa dahsyat dan tsunami. Kedua, warga juga bisa memanfaatkan bangunan shelter untuk rapat-rapat, pesta perkawinan, syukuran dan kegiatan-kegiatan kemasyakatan lainnya.

Sebagai dampak dari keberadaan shelter tersebut harga rumah warga pada radius lebih kurang 1 km menjadi terdongkrak naik. Padahal setelah gempa 2009 harga rumah dan property lainnya di kawasan itu terjun bebas. Kalau pun sudah ada kenaikan secara berangsur-angsur, tapi tidak significant. Karena sudah kembali lagi rasa tenang, aman dan nyaman, banyak juga pemilik rumah yang telah menghuni dan memperbaiki rumah mereka lagi.


Mengingat besarnya pengaruh keberadaan shelter TES utama bagi masyarakat, maka diharapkan pemerintah kembali menganggarkan dana untuk untuk pembangunan shelter TES berikutnya pada lokasi-lokasi padat penduduk di kawasan pantai Kota Padang. Pada sisi lain diharapkan masyarakat agar memelihara/merawat gedung shelter TES dengan sebaik-baiknya. Jika terpelihara dengan baik, maka ketika musibah datang secara tiba-tiba, gedung shelter tes itu pun bisa langsung dimanfaatkan. Anak-anak yang ingin mengaksesnya mesti dibatasi dan didampingi orang tua, sehingga keberadaan shelter juga tidak berujung maut bagi warga.

Sumber: Haluan

0 Response to "Shelter Tsunami Diresmikan, Harga Rumah Langsung Naik"

Post a Comment

Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,


Salam

Irfan Dani, S. Pd.Gr