Padang Pariaman Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat mencanangkan Outbreak Response Immunization (ORI) difteri untuk mencegah penyebaran rantai penularan penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium difteriaeini.
Hal ini disebabkan karena kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kota Padang yang per 29 Januari 2014 lalu menyatakan kejadian luar biasa (KLB) difteri. "ORI di Padang Pariaman merupakan tindak cepat untuk dilakukan agar bisa mencegah terjadinya difteri," ungkap Bupati Padang Pariaman, Drs. H. Ali Mukhni di Aula Kantor Bupati Padang Pariaman, ditulis Minggu (22/2/2015).
Imunisasi tambahan difteri dilakukan pada populasi rentan di Kabupatan Padang Pariaman, yakni anak usia dua bulan hingga 15 tahun dengan total sekitar 173 ribu anak yang berada di 17 kecamatan. Pemberian imunisasi tambahan difteri wajib diikuti dalam tiga tahapan. Pertama-tama ORI 1, lalu ORI 2 dilakukan empat minggu setelah ORI 1. Selanjutnya, ORI 3 dilakukan enam bulan setelah ORI 2.
Menteri Kesehatan RI, Nila F. Moeloek pun sempat memantau langsung pemberian imunisasi tambahan, tepatnya di Posyandu Flamboyan Nagari Parit Malintang dalam rangka kunjungan KLB difteri Kota Padang. Sebelum masuk ke dalam Posyandu, Menkes ditemani Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Mohamad Subuh serta Dirjen Bina Gizi dan KIA, Anung Sugihantono disambut meriah lewat koor dari dokter kecil. Lalu, masuk ke dalam memantau kondisi pemberian imunisasi tambahan ini.
Pencegahan terhadap penyakit difteri memang penting dilakukan karena penyakit ini bersifat menular melalui percikan air ludah dan makanan yang terkontaminasi oleh difteri. Dampak dari penyakit bisa mulai dari sesak nafas hingga kematian pada penderitanya.
Hal ini disebabkan karena kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kota Padang yang per 29 Januari 2014 lalu menyatakan kejadian luar biasa (KLB) difteri. "ORI di Padang Pariaman merupakan tindak cepat untuk dilakukan agar bisa mencegah terjadinya difteri," ungkap Bupati Padang Pariaman, Drs. H. Ali Mukhni di Aula Kantor Bupati Padang Pariaman, ditulis Minggu (22/2/2015).
Imunisasi tambahan difteri dilakukan pada populasi rentan di Kabupatan Padang Pariaman, yakni anak usia dua bulan hingga 15 tahun dengan total sekitar 173 ribu anak yang berada di 17 kecamatan. Pemberian imunisasi tambahan difteri wajib diikuti dalam tiga tahapan. Pertama-tama ORI 1, lalu ORI 2 dilakukan empat minggu setelah ORI 1. Selanjutnya, ORI 3 dilakukan enam bulan setelah ORI 2.
Menteri Kesehatan RI, Nila F. Moeloek pun sempat memantau langsung pemberian imunisasi tambahan, tepatnya di Posyandu Flamboyan Nagari Parit Malintang dalam rangka kunjungan KLB difteri Kota Padang. Sebelum masuk ke dalam Posyandu, Menkes ditemani Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Mohamad Subuh serta Dirjen Bina Gizi dan KIA, Anung Sugihantono disambut meriah lewat koor dari dokter kecil. Lalu, masuk ke dalam memantau kondisi pemberian imunisasi tambahan ini.
Pencegahan terhadap penyakit difteri memang penting dilakukan karena penyakit ini bersifat menular melalui percikan air ludah dan makanan yang terkontaminasi oleh difteri. Dampak dari penyakit bisa mulai dari sesak nafas hingga kematian pada penderitanya.
Sumber: Liputan6
0 Response to "Cegah Difteri, Padang Pariaman Canangkan Outbreak Response Immunization (ORI)"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr