PENGUMUMAN: Terhitung sejak tanggal 2 April 2016, pustaka.pandani.web.id tidak lagi kami update! kerena seluruh update terbaru kami dialihkan kesitus pak.pandani.web.id. Harap dimakulumi.

Pendidikan Karakter


Menurut Foerster seorang pencetus pendidikan karakter yang menekankan dimensi etis-spiritual dalam proses pembentukan pribadi (1869-1966) dalam Koesoema. Ada empat ciri dasar dalam pendidikan karakter.
1.   Keteraturan interior di mana setiap tindakan diukur berdasar hierarki nilai. Nilai menjadi pedoman normatif setiap tindakan.
2.   Koherensi yang memberi keberanian, membuat seseorang teguh pada prinsip, tidak mudah terombang-ambing pada situasi baru atau takut risiko. Koherensi merupakan dasar yang membangun rasa percaya satu sama lain. Tidak adanya koherensi meruntuhkan kredibilitas seseorang.
3.   Otonomi. Di situ seseorang menginternalisasikan aturan dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat lewat penilaian atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh atau desakan pihak lain.
4.   Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna mengingini apa yang dipandang baik. Dan kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas komitmen yang dipilih.

Kematangan keempat karakter ini, lanjut Foerster, memungkinkan manusia melewati tahap individualitas menuju personalitas. Orang-orang modern sering mencampuradukkan antara individualitas dan personalitas,   antara aku alami dan aku rohani, antara independensi eksterior dan interior. Karakter inilah yang menentukan norma seorang pribadi dalam segala tindakannya.

Makna pendidikan karakter adalah sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menilai baik-buruk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari (Diknas, 2010). Karakter yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, harus dimiliki peserta didik agar mampu menghadapi tantangan hidup pada saat sekarang dan di masa yang akan datang.

Sembilan pondasi dalam pembentukan karakter menurut Pakpahan (2010) adalah sebagai berikut:
1.   Menanamkan rasa cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Ciptaannya.
2.   Tanggung jawab, disiplin dan mandiri
3.   Kejujuran
4.   Hormat dan santun
5.   Kasih sayang, peduli, dan kerjasama
6.   Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah
7.   Keadilan dan kepemimpinan
8.   Baik dan rendah hati
9.   Toleransi, cinta damai, dan persatuan.


Sembilan pondasi dalam pembentukan karakter bangsa dapat ditumbuhkembangkan melalui pendidikan pada semua jenjang dan perlu ditanamkan sejak dini mulai dari lingkungan keluarga dan masyarakat secara berkelanjutan. Dunia pendidikan diharapkan dapat berperan dalam proses pembangunan karakter bangsa. Tenaga pendidik hendaknya mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran di kelas.


[Note Pandani] 

0 Response to "Pendidikan Karakter"

Post a Comment

Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,


Salam

Irfan Dani, S. Pd.Gr