AMBON - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Barat Daya terus melakukan pencarian terhadap satu korban kapal tenggelam di perairan desa Luang Barat Kecamatan Mdona Hiera, Rabu (25/3).
Pencarian terhadap satu korban hilang yang diketahui bernama Muhamad Isnaini ini dilakukan BPBD dibantu warga setempat sambil menyisir wilayah perairan lokasi tempat tenggelamnya kapal naas tersebut.
Pelaksana Tugas BPBD Maluku Barat Daya, Jhon Pattinama kepada Kabar Timur saat dihubungi dari Ambon menjelaskan korban Muhamad Isnaini adalah seorang guru yang ikut dalam program Sarjana Mengajar di Wilayah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (SM3T) oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Korban sendiri telah empat bulan mengabdi di desa terpencil di kabupaten yang berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste tersebut,”Korban yang saat ini dicari itu bernama Muahamad Isnaini, dia seorang guru yang ikut dalam program SM3T dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,”terang Jhon.
Dia mengatakan, korban bersama sembilan penumpang lainnya bertolak dari dusun Ilmarna menuju Pulau Kelapa di desa Luang Barat dengan menumpangi sebuah kapal tradisional. Para penumpang kapal ini sedianya akan menuju kapal perintis Sabuk Nusantara 43 yang berlabuh diwilayah itu untuk selanjutnya menuju Ambon.
“Jadi korban ini juga ikut menumpangi kapal itu. tujuh penumpang selamat sedangkan dua meninggal dan korban sendiri masih hilang dan sementara dicari,”katanya.
Menurutnya kecelakaan laut yang memakan korban jiwa itu lebih disebabkan karena gelombang laut yang tinggi dan cuaca yang sangat buruk di wilayah perairan tersebut,”Jadi memang musibah ini terjadi karena gelombang yang sangat tingi dan cuaca yang buruk,”sebutnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya sebuah kapal tradisional yang mengangkut sejumlah penumpang tenggelam di perairan desa Luang Barat Kecamatan Mdona Hiera pada Senin (23/3) malam saat hendak menuju Moa. Para penumpang ini tenggelam bersama kapal yang ditumpanginya setelah dihantam gelombang tinggi dan diterpa angin yang kencang di perairan desa tersebut.
Akibat musibah itu dua penumpang dinyatakan meninggal dunia salah satunya teridentifikasi bernama Poly Palpialy, sedangkan satu penumpang lain dinyatakan hilang.
Salah seorang warga desa setempat bernama Tagayus Hayer yang dihubungi Kabar Timur juga membenarkan jika para penumpang kapal itu akan berangkat ke Ambon dengan menggunakan kapal sabuk nusantara yang saat itu berlabuh di perairan tersebut.
“Mereka menuju Moa untuk naik KM Sabuk Nusantara 43 yang akan berangkat menuju Ambon. Tapi dalam perjalanan kapal motor yang ditumpangi dihantam gelombang,” ujarnya.
Menurutnya proses pencarian korban hilang sempat dilakukan oleh pemerintah dibantu warga setempat namun terpaksa dihentikan untuk sementara karena cuaca sangat buruk. Dia pun mengecam sikap nakhoda kapal Sabuk Nusantara 43 yang tidak melakukan pencarian korban, sesaat setelah kapal tradisional yang ditumpangi para korban tenggelam.
“Warga sudah meminta tolong nakhoda kapal untuk membantu mencari korban tenggelam, tapi tidak dihiraukan. Kapal malah berlayar dari Lakor-Moa dan ke Kupang, NTT,” ungkapnya.
Ia berharap, Pemerintah Kabupaten MBD melalui instansi terkait membantu melakukan pencarian terhadap salah seorang korban yang hilang dalam kejadian tersebut.
Pencarian terhadap satu korban hilang yang diketahui bernama Muhamad Isnaini ini dilakukan BPBD dibantu warga setempat sambil menyisir wilayah perairan lokasi tempat tenggelamnya kapal naas tersebut.
Pelaksana Tugas BPBD Maluku Barat Daya, Jhon Pattinama kepada Kabar Timur saat dihubungi dari Ambon menjelaskan korban Muhamad Isnaini adalah seorang guru yang ikut dalam program Sarjana Mengajar di Wilayah Terluar, Terdepan dan Tertinggal (SM3T) oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Korban sendiri telah empat bulan mengabdi di desa terpencil di kabupaten yang berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste tersebut,”Korban yang saat ini dicari itu bernama Muahamad Isnaini, dia seorang guru yang ikut dalam program SM3T dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,”terang Jhon.
Dia mengatakan, korban bersama sembilan penumpang lainnya bertolak dari dusun Ilmarna menuju Pulau Kelapa di desa Luang Barat dengan menumpangi sebuah kapal tradisional. Para penumpang kapal ini sedianya akan menuju kapal perintis Sabuk Nusantara 43 yang berlabuh diwilayah itu untuk selanjutnya menuju Ambon.
“Jadi korban ini juga ikut menumpangi kapal itu. tujuh penumpang selamat sedangkan dua meninggal dan korban sendiri masih hilang dan sementara dicari,”katanya.
Menurutnya kecelakaan laut yang memakan korban jiwa itu lebih disebabkan karena gelombang laut yang tinggi dan cuaca yang sangat buruk di wilayah perairan tersebut,”Jadi memang musibah ini terjadi karena gelombang yang sangat tingi dan cuaca yang buruk,”sebutnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya sebuah kapal tradisional yang mengangkut sejumlah penumpang tenggelam di perairan desa Luang Barat Kecamatan Mdona Hiera pada Senin (23/3) malam saat hendak menuju Moa. Para penumpang ini tenggelam bersama kapal yang ditumpanginya setelah dihantam gelombang tinggi dan diterpa angin yang kencang di perairan desa tersebut.
Akibat musibah itu dua penumpang dinyatakan meninggal dunia salah satunya teridentifikasi bernama Poly Palpialy, sedangkan satu penumpang lain dinyatakan hilang.
Salah seorang warga desa setempat bernama Tagayus Hayer yang dihubungi Kabar Timur juga membenarkan jika para penumpang kapal itu akan berangkat ke Ambon dengan menggunakan kapal sabuk nusantara yang saat itu berlabuh di perairan tersebut.
“Mereka menuju Moa untuk naik KM Sabuk Nusantara 43 yang akan berangkat menuju Ambon. Tapi dalam perjalanan kapal motor yang ditumpangi dihantam gelombang,” ujarnya.
Menurutnya proses pencarian korban hilang sempat dilakukan oleh pemerintah dibantu warga setempat namun terpaksa dihentikan untuk sementara karena cuaca sangat buruk. Dia pun mengecam sikap nakhoda kapal Sabuk Nusantara 43 yang tidak melakukan pencarian korban, sesaat setelah kapal tradisional yang ditumpangi para korban tenggelam.
“Warga sudah meminta tolong nakhoda kapal untuk membantu mencari korban tenggelam, tapi tidak dihiraukan. Kapal malah berlayar dari Lakor-Moa dan ke Kupang, NTT,” ungkapnya.
Ia berharap, Pemerintah Kabupaten MBD melalui instansi terkait membantu melakukan pencarian terhadap salah seorang korban yang hilang dalam kejadian tersebut.
Sumber: kabartimur
0 Response to "Muhamad Isnainim, Guru SM-3T hilang dihantam Gelombang"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr