Ilustrasi |
Aksi mogok dilakukan para sopir dikarenakan sepinya penumpang semenjak Pemerintah Kota menerapkan aturan untuk seluruh angkutan darat supaya menurunkan dan menaikan penumpang di Terminal Jati Pariaman.
“Kita melakukan aksi mogok ini karena sewa/penumpang selalu komplain setiap di turunkan tidak di muara lagi, sehingganya banyak para pelanggan harian yang naik bus saja, karena memang selain menghemat waktu biayapun tidak banyak yang dikeluarkan. Jadi secara tidak langsung merugikan para sopir Angdes karena kurangnya pendapatan mereka, padahal kebutuhan harian rumah tangga dan setoran tetap seperti yang biasa,” ujar Buyung Ramli, Koordinator aksi mogok.
Para sopir juga mengancam, jika tuntutan mereka untuk masuk kembali ke jalur biasa/terminal muaro tidak dikabulkan, mereka berjanji akan melakukan aksi yang lebih besar lagi. “Tidak ada artinya kami masuk ke Terminal Jati, hanya buang-buang waktu dan biaya saja. Dan perlu diketahui, yang meramaikan aktifitas di Kota ini adalah masyarakat Kabupaten, jadi Pemko tidaklah perlu mengambil kebijakan yang merugikan sebelah pihak seperti saat ini,” pungkas Buyung.
Jika bicara masalah toleransi, lanjutnya, dengan diberikan izin masuk ke Terminal Jati, sebaiknya pihak terkait perlu berkaca kembali, adanya Kota karena Kabupaten. Dan satu lagi bahwa hampir 80% dari 495 Angdes di Kabupaten ini, merupakan penyumbang PAD dari sektor pajak untuk Kota Pariaman,” ucap Buyung dengan nada tinggi.
Sedangkan Ketua Koppar (Koperasi Angkutan Pariaman), Rinaldi, mengatakan, dari izin trayek Angdes Padang Pariaman, masih berlaku untuk masuk ke terminal muaro/pusat Kota.
“Sebetulnya kita sudah merasa jenuh dengan aksi mogok yang seperti ini, karena sudah keempat kalinya di lakukan para sopir semenjak kota berdiri, jadi kami minta jalur Angdes ini di kembalikan seperti yang semula. Disamping para sopir tidak dirugikan para penumpang juga merasa diuntungkan, coba kita lihat saat ini berapa banyaknya para pedagang, pelajar dan PNS yang ada di wilayah kota terlantar dan telat masuk kerja, yang akhirnya juga merugikan kedua belah pihak,” pungkas nya.
Jika tuntutan para sopir tidak digubris, mereka tetap akan melanjutkan aksi secara damai. “Karena kota di bentuk dan dibangun oleh kita juga, jadi sangat kita harapkan perhatian dari Pemko dan memikirkan nasib para sopir Angdes kedepannya, kemudian kepada Anggota DPR RI dan Presiden untuk melihat juga ke bawah nasib rakyatnya,” tutup Rinaldi.
Terkait aksi mogok, pihak Dishub Kabupaten dan Kota, Koppar dan Organda telah mengadakan pembicaraan terbuka dengan seluruh peserta aksi mogok ditempat kejadian, dan hasil musyawarah mufakat tersebut akan dibawa lagi ke Pemko Pariaman.
Sumber: Haluan
0 Response to "Tolak masuk ke terminal, Puluhan Sopir Angdes Pariaman Gelar Aksi Mogok"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr