KA Sumbar |
"Rencananya juga akan diintegrasikan jalur kereta api dari utara ke selatan. Rencananya proyek senilai Rp 64 triliun tersebut dibangun dari kawasan ekonomi khusus (KEK) Sei Mangke di Sumatera Utara yang saat ini sudah mulai dikerjakan," ujar Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwi Atmoko saat Focus Group Discusion (FGD) dengan Dinas Perhubungan Sumbar dan kabupaten/kota di Aula Kantor Dishub Sumbar, Rabu (26/11).
Dia memaparkan, pembangunannya akan dilakukan bertahap menggunakan APBN dan diharapkan ada keterlibatan investasi swasta.
Kata dia, secara keseluruhan total panjang rel kereta api yang akan diaktifkan lagi (reaktivasi, red) di Sumatera saat ini mencapai 1.869 km. Dari jumlah tersebut, katanya, sepanjang 1.348 km masih beroperasi, sisanya 512 km tidak beroperasi. Kereta api Trans Sumatera akan dilayani 145 lokomotif dan 1.435 unit kereta untuk mengangkut penumpang 48 juta orang per tahun.
Untuk kebutuhan sarana perkeretapian tersebut, lanjut dia, akan dipenuhi secara periodik. Kurun 2011-2015, sebanyak 30 lokomotif dan 285 kereta. Kurun 2016-2020 sebanyak 50 lokomotif dan 470 kereta. Periode 2021-2025 sebanyak 85 lokomotif dan 815 kereta, dan 2025-2030 sebanyak 145 lokomotif dan 1.435 kereta.
Sementara untuk Sumbar, dia mengaku akan melakukan reaktivasi jalur KA sudah ada sebelumnya. "Namun lebih dulu kami akan buat master plan-nya dengan memetakan kondisi jalur yang ada, termasuk apa kendala di lapangan untuk lima tahun ke depan," kata Hermanto.
Dari pemetaan itu, nantinya juga akan diketahui jalur KA mana saja yang prioritas akan dibuka. "Yang menjadi prioritas adalah pembukaan jalur KA antara Sumbar dengan Riau," katanya.
Dia mengaku, pada 2011 lalu pihaknya mendapat tugas dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Perhubungan untuk segera menghubungkan jalur kereta api yang ada di Pekanbaru, Riau dengan Muaro Kelaban, Sumbar yang merupakan bagian dari Kereta Trans Sumatera.
"Untuk merealisasikan proyek itu, kami menelusuri jalur-jalur yang ada, karena waktu zaman Jepang itu banyak trek-trek yang sudah dibuka. Selanjutnya memperbaiki rel dan bantalannya," jelas Hermanto.
Khusus KA bandara yang saat ini belum juga tuntas, menurutnya pada 2015 sudah mulai diaktifkan. Pembangunan jembatan antara Duku dengan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dibangun Desember ini.
Pada Januari 2015 juga sudah disepakati pembangunan stasiun railbus di BIM. "Untuk itu, kami sudah ada kesepakatan dengan pihak Angkasa Pura II BIM terkait penempatan stasiun railbus tersebut," terang dia.
Dijelaskan Hermanto, proyek kereta Trans Sumatera tersebut akan menghubungkan Lampung hingga Aceh sepanjang 2.168 km. Jalur KA lintas Sumatera ini akan menghubungkan jalur KA yang sudah ada, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Lampung menjadi jaringan jalur KA yang saling terhubung.
Kepala Dinas Perhubungan Sumbar Amran mengatakan, Dishub Sumbar punya peta pengembangan jalur KA yang hampir sama dimiliki Kemenhub. Meski begitu dia tetap menginformasikan rencana kereta Trans Sumatera itu kepada kabupaten dan kota yang nantinya masuk program reaktivasi ini.
"Di Sumbar, asset jalur KA sepanjang 278 kilometer. Dari jumlah itu banyak jalur yang mati. Padahal kalau jalur itu diaktifkan kembali, punya potensi pengembangan angkutan barang dan penumpang di Sumbar," terang Amran.
Misalnya, kata Amran, untuk jalur KA dari Muaro Kelaban-Padang, punya potensi angkutan batu bara 4,4 juta ton per tahun. Di samping jalur dari kabupaten dan kota lainnya di Sumbar.
Sementara secara keseluruhan dari potensi angkutan di jalur itu apabila digabungkan dengan angkutan penumpang dan produk hasil bumi lainnya, maka bisa mencapai 6 juta ton per tahun.
Guna lebih meyakinkan pihak Dirjen Kemenhub, Arman juga menyampaikan bahwa program optimalisasi jalur KA di Sumbar sudah dicantumkan dalam dokumen tindak lanjut pengembangan jaringan jalur KA Sumbar di RPJMD.
"Alasan Sumbar ingin juga mengaktifkan kembali jalur kereta api ke berbagai daerah itu untuk mempermudah akses pasar dalam pemasaran produk perkebunan di Sumbar, sehingga menjamin efisiensi biaya," terang dia.
Sedangkan Direktur Lalu Lintas dan Angkutan KA Kemenhub Prasetyo menjelaskan, pemerintah membuat kereta Trans Sumatera itu untuk menekan biaya logistik di Indonesia.
"Selama ini, biaya logistik di Indonesia masih tinggi di Asia dan Asia Tenggara. Rata-rata sekitar 25 persen dari total cost angkutan yang ada. Sementara di Thailand negara yang terendah cost logistiknya yakni sekitar 12 persen. Karena menggunakan angkutan kereta api ketimbang angkutan darat lainnya," paparnya.
Melihat tingginya biaya logistik nasional itu, maka pemerintah menginstruksikan efesiensi. "Maka mau tak mau, upaya penekanan biaya logistik itu harus menggunakan jalur KA, termasuk juga sebagai angkutan penumpang," tegasnya.
Dia juga menyebutkan untuk pengembangan jalur KA sudah disiapkan pemerintah. Khusus untuk Sumbar, masuk pada koridor 8, sedangkan Sumatera secara keseluruhan ada 15 koridor. "Pengembangan jalur KA ini juga bakal mendukung pengembangan sekrtor pariwisata Sumbar," katanya.
Vice President PT KAI Divre II Sumbar, Zulkarnain mengungkapkan, selama ini PT KAI Sumbar hanya melayani angkutan barang milik PT Semen Padang, dari Indarung-Bukit Putus-Teluk Bayur. Jaraknya hanya 16 kilometer. Kemudian melayani angkutan penumpang ke Kota Pariaman dengan jarak tempuh 60 km.
Dia mengaku dua jalur itu belum mampu menutupi sebagian kecil biaya operasional KAI Sumbar. "Makanya dengan adanya rencana pemerintah membuka kereta Trans Sumatera, KAI Sumbar merasa bersyukur," ungkapnya.
Dengan program itu, sejumlah jalur yang dulunya mati bakal diaktifkan kembali. Misalnya jalur dari Stasiun Kota Pariaman menuju Naras dan Sungai Limau. Kemudian Padang-Muaro Kelaban Sawahlunto melewati Padangpanjang dan jalur KA Padang-Pekanbaru, Riau melewati Padangpariaman-Sicincin-Lembah Anai-Padangpanjang-Bukittinggi -Payakumbuh hingga selanjutnya Bangkinang Riau.
"Untuk penambahan jalur KA Pariaman ke arah Naras sepanjang 7 km, sudah ada komitmen Wali Kota Pariaman Mukhlis R untuk penambahannya. Kami sangat mengapresiasi itu," ungkap Zulkarnain.
Sementara untuk jalur KA dari Padang menuju Muaro Kelaban, Zulkarnain mengakui akan memberi nilai ekonomis pada masyarakat di sepanjang jalur maupun stasiun. Sekaligus mampu memberikan kontribusi bagi KAI.
Di sisi persiapan pengembangan program kereta Trans Sumatera, Zulkarnain mengaku dihadapkan pada masalah klasik, yakni soal pembebasan lahan KAI yang ditempati masyarakat maupun pihak lain.
Makanya melalui kesempatan bersama Dirjen Perkeretaapian itu, dia minta perhatian khusus Dirjen, dengan harapan target kereta Trans Sumatera itu bisa direalisasikan lima tahun ke depan.
Sumber: jpnn
0 Response to "Jalur Kereta Api Sumbar-Riau Segera diaktifkan"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr