Ilustrasi |
Jakarta - Direktur Institute For Education Reform Universitas Paramadina Mohammad Abduhzen berpendapat cara guru yang gemar memberikan hukuman fisik kepada murid itu akan melukai perasaan para murid.
Mohammad menyayangkan masih banyaknya guru yang melakukan hal itu. Para guru yang berlaku demikian dinilainya tidak bisa memahami bagaimana cara mengajar yang benar.
Menurut Mohammad, apabila perilaku para guru tidak segera berubah maka perubahan kurikulum pendidikan yang mengedepankan perilaku akan sangat percuma. "Cara mengubah bangsa kita harus mengubah cara berpikirnya juga."
Mohammad menyarankan seorang guru seharusnya bisa mengidentifikasi masalah apa yang dihadapi si anak murid bila terjadi pelanggaran aturan. "Misalnya, guru itu harus paham, mengapa anak terlambat. Siapa tahu saja dia habis membantu orang tuanya berjualan di pasar," kata Mohammad mencontohkan.
Mohammad memberikan beberapa saran kepada guru. Pertama, Mohammad berharap agar para guru lebih menghargai siswa-siswanya, bahkan membuat para siswa untuk menjadi sahabat dengan sang guru.
Dalam hal memberikan hukuman dan pujian kepada anak-anak, menurut Mohammad, sang guru harus lebih baik segera menanyakan masalah yang dialami si murid, sehingga guru bisa membantu mengatasinya.
"Sesuai UU Sisdiknas Nomor 20/2003, guru harus bisa membuat suasana dan proses belajar mengajar (yang kondusif)," kata Mohammad. Selain itu Mohammad juga berharap para guru hendaknya bersifat positif. Salah satu caranya adalah bisa memberikan hukuman yang proporsional sesuai dengan kesalahan yang dibuat para murid dalam proses belajar-mengajar.
Sumber: Tempo
0 Response to "Guru Diminta Tinggalkan Kebiasaan Memberikan Hukuman Fisik ke Murid"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr