Ujian CPNS Bogor Peserta melihat hasil perolehan nilai di layar monitor saat pelaksanaan ujian Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kota Bogor di SMKN 3, Jalan Pajajaran, Bogor, Jabar, Selasa (14/10). Pelaksanaan ujian tes masuk CPNS Kota Bogor dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) yang terkoneksi secara on-line dengan Kemenpan RI ini diikuti 1.064 peserta yang lulus verifikasi untuk mengisi 74 formasi yang terdiri dari tenaga teknis, tenaga pendidik dan tenaga kesehatan.
Cibinong - Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Eko Sutrisno menyatakan bahwa tes calon pegawai negeri sipil dengan menggunakan sistem berbasis komputer atau "computer assisted test" (CAT) akan berlangsung lebih adil dan bersih.
"Masyarakat bisa memonitor melalui layar, siapa-siapa saja yang mendapat hasil paling tinggi. Jadi tidak mungkin ada titip menitip atau menaikkan hasil tes," katanya di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Saat meninjau tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) dengan menggunakan sistem CAT yang dipusatkan di Gedung Tegar Beriman, Komplek Pemerintah Kabupaten Bogor, Kecamatan Cibinong, ia menjamin soal tes yang ada pada CAT tidak mungkin untuk dikopi atau pun bocor sehingga merugikan masyarakat.
"Kami sediakan hampir 12 ribu soal yang tiap gelombang tes akan terus beruba-ubah, tetapi memiliki kesamaan bobot," katanya menegaskan.
Sementara itu, saat mendampingi Kepala BKN Eko Sutrisno, Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Bogor Aty Guniarwaty menjelaskan bahwa peserta dibagi dalam 11 hari ujian.
Setiap harinya, kata dia, ada 450 orang yang dijadwalkan akan ujian secara bergantian dan setiap gelombang sebanyak 90 orang akan mengerjakan soal yang berbeda-beda.
Ia menjelaskan peserta akan diberi waktu 1,5 jam untuk menjawab 100 soal, di mana setiap peserta yang masuk untuk mengerjakan tes akan berbeda soalnya.
"Sehingga tidak ada soal dengan paket A, B apalagi C," katanya.
Ia menambahkan peserta diminta untuk menjawab tiga kelompok soal, yaitu tes wawasan kebangsaan (TWK), tes intelegensi umum (TIU), dan tes karakteristik pribadi (TKP).
Setiap peserta, katanya, harus memenuhi "passing grade" (nilai ambang batas kelulusan ujian dari seorang peserta ujian CPNS) minimal, yakni untuk TWK 70, TIU 75, dan TKP 176.
"Kalau kurang dari passing grade dianggap tidak memenuhi syarat. Tapi, penentuan kelulusan ada pada tahapan berikutnya di pusat, dan apabila ada nilai yang sama pasti akan dilihat dari TWK, TIU dan TKP dengan sistem ranking," katanya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Adang Suptandar membuka secara resmi kegiatan tes CPNS dengan menggunakan sistem CAT yang dipusatkan di Gedung Tegar Beriman, Komplek Pemkab Bogor.
Ia mengatakan tes CNS pada 2014 dengan sistem CAT dinilai lebih efisien.
Menurut dia, sistem CAT dengan perangkat lunak dan alat bantu komputer memungkinkan terpenuhinya standar minimal kompetensi dasar bagi pelamar CPNS dalam mewujudkan profesionalisme PNS.
Ia mengatakan, bagi Kabupaten Bogor penggunaan sistem ini memberikan harapan terjaringnya CPNS yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan kebutuhan riil organisasi perangkat daerah yang dipersayaratkan dalam formasi CPNS.
Cibinong - Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Eko Sutrisno menyatakan bahwa tes calon pegawai negeri sipil dengan menggunakan sistem berbasis komputer atau "computer assisted test" (CAT) akan berlangsung lebih adil dan bersih.
"Masyarakat bisa memonitor melalui layar, siapa-siapa saja yang mendapat hasil paling tinggi. Jadi tidak mungkin ada titip menitip atau menaikkan hasil tes," katanya di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Saat meninjau tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) dengan menggunakan sistem CAT yang dipusatkan di Gedung Tegar Beriman, Komplek Pemerintah Kabupaten Bogor, Kecamatan Cibinong, ia menjamin soal tes yang ada pada CAT tidak mungkin untuk dikopi atau pun bocor sehingga merugikan masyarakat.
"Kami sediakan hampir 12 ribu soal yang tiap gelombang tes akan terus beruba-ubah, tetapi memiliki kesamaan bobot," katanya menegaskan.
Sementara itu, saat mendampingi Kepala BKN Eko Sutrisno, Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Bogor Aty Guniarwaty menjelaskan bahwa peserta dibagi dalam 11 hari ujian.
Setiap harinya, kata dia, ada 450 orang yang dijadwalkan akan ujian secara bergantian dan setiap gelombang sebanyak 90 orang akan mengerjakan soal yang berbeda-beda.
Ia menjelaskan peserta akan diberi waktu 1,5 jam untuk menjawab 100 soal, di mana setiap peserta yang masuk untuk mengerjakan tes akan berbeda soalnya.
"Sehingga tidak ada soal dengan paket A, B apalagi C," katanya.
Ia menambahkan peserta diminta untuk menjawab tiga kelompok soal, yaitu tes wawasan kebangsaan (TWK), tes intelegensi umum (TIU), dan tes karakteristik pribadi (TKP).
Setiap peserta, katanya, harus memenuhi "passing grade" (nilai ambang batas kelulusan ujian dari seorang peserta ujian CPNS) minimal, yakni untuk TWK 70, TIU 75, dan TKP 176.
"Kalau kurang dari passing grade dianggap tidak memenuhi syarat. Tapi, penentuan kelulusan ada pada tahapan berikutnya di pusat, dan apabila ada nilai yang sama pasti akan dilihat dari TWK, TIU dan TKP dengan sistem ranking," katanya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Adang Suptandar membuka secara resmi kegiatan tes CPNS dengan menggunakan sistem CAT yang dipusatkan di Gedung Tegar Beriman, Komplek Pemkab Bogor.
Ia mengatakan tes CNS pada 2014 dengan sistem CAT dinilai lebih efisien.
Menurut dia, sistem CAT dengan perangkat lunak dan alat bantu komputer memungkinkan terpenuhinya standar minimal kompetensi dasar bagi pelamar CPNS dalam mewujudkan profesionalisme PNS.
Ia mengatakan, bagi Kabupaten Bogor penggunaan sistem ini memberikan harapan terjaringnya CPNS yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan kebutuhan riil organisasi perangkat daerah yang dipersayaratkan dalam formasi CPNS.
Sumber: antaranews
0 Response to "Tes CPNS sistem CAT dinilai lebih adil"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr