Rute Perjalanan kami |
Setelah tersebarnya video "Ondeh Mandeh" yang menghebohkan warga Indonesia dan masyarakat Sumbar pada khususnya. Permasalahan ini menjadi daya tarik sendiri saya untuk mengetahui informasi yang lebih dalam terhadap khasus ini.
Dalam video yang berdurasi 21 menit 37 detik tersebut, masyarakat yang menontonnya sangatlah geram atas peristiwa pengusiran wisatawan lokal dari pulau cubadak, yang jelas-jelas merupakan negeri kita sendiri.
Tanggal 25 Oktober 2014, Saya berkesempatan mengunjungi objek wisata mandeh dengan rekan-rekan seperjuangan. Kali ini kami berencana akan melakukan camping di Pulau Setan, yakni pulau yang terletak disebelah Barat Pulau Cubadak.
Untuk Pergi ke Pulau Setan, kami berencana naik perahu boat dari teluk Mandeh. Untuk sampai ke tempat ini sangatlah tidak mudah, Jalanan yang berbatu-batu tajam, berlumpur dan jurang-jurang terjal menjadi tantangan tersendiri buat kami.
Dalam perjalanan kami sempat bertemu sepasang penduduk lokal yang tinggal di kawasan Mandeh, dan bertanya, "Menurut Bapak, Bagaimana Keadaan Pulau Setan? Apakah aman buat melakukan Camping?," Tanya salah seorang rekan Saya.
"Subananyo ndak ba a doh diak, yang jaleh kalau niek lai luruh untuk liburan ndak ba a," jawab si Bapak. Tetapi pernyataan tersebut lalu disambung si istri yang berboncengan dibelakang. "Ndak usah disitu diak, patang disitu ado kejadian, ado yang maningga," Sambung ibu tersebut.
Sontak kami pun menjadi kaget dan ragu atas pernyataan si Ibu. Memang, kalau dari nama pulaunya saja sudah menakutkan, "Pulau Setan Gadang" yang berarti Pulau Setan Besar.
"Bagusnya adiak-adiak campingnya di pulau kapo-kapo saja, disitu banyak orang, jadi kalau ada apa-apa adiak-adiak bisa mintak tolong," tambah si ibu itu lagi.
Tim kami bertemu dengan penduduk lokal |
Pulau kapo-kapo? dimana pulau itu? padahal sebelumnya saya sudah pernah lihat peta, kalau tak ada nama "pulau kapo-kapo" disekitar pulau cubadak, pikir saya dalam hati.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan hingga sampai di daerah teluk Mandeh. Waw, Cukup perjalanan yang melelahkan dan membuat kendaraan kami mesinnya sampai berbau hangus. Apalagi Sebuah pespa yang di kendarai salah seorang teman kami. Diperkirakan pespa ini tak bisa lagi di kendarai untuk pulang balik ke Padang.
Sempat beristirahat sekitar satu jam dirumah salah seorang warga. Kami pun bertanya mengenai informasi Pulau Setan dan dan Kapo-Kapo.
"Kalau Adiak camping di Pulau Setan ndak ba a, lai aman disitunyo. tapi kalau nio di Pulau Kapo-Kapo rancak bana, disitu lai banyak penduduk. Pantainyo panjang sampai ka Ujuang," Kata warga.
Akhirnya, kami dan rombongan memutuskan untuk melakukan camp di pulau Kapo-kapo. "Jarak Pulau Kapo-kapo 2 kali dari jarak dari siko ka Pulau Setan. Kalau camping hari ko dipulau Kapo-Kapo, bisuak awak singgah sabanta ka pulau Setan," terang warga lagi.
Pukul 16:00 WIB, Kami pun berangkat dengan perahu angkutan warga yang diberi nama "Kapa SMP", yakni perahu bantuan dari pemerintah setempat yang dipergunakan untuk antar jemput siswa SMP yang tinggal di mandeh untuk pergi kesekolahnya yang terletak di Sungai Nyalo.
Kapal SMP, Angkutan Pelajar Di Desa Mandeh |
Perjalanan ini di mulai dari menelusuri Muara Teluk Mande. Disisi kiri dan kanan muara ini terdiri dari kawasan hutan mangrove yang cukup rimbun. Jalur ini merupakan jalur utama yang dipergunakan nelayan Mandeh untuk pergi melaut dan kegiatan membawa rombongan Wisatawan lainnya.
Ketika saya bertanya kepada warga mandeh ini tentang Video Tentang pengusiran Wisatawan Lokal oleh Bule yang ada diPulau Cubadak, Mereka berkata tidak tahu sama sekali dengan peristiwa tersebut. Ini mungkin disebabkan masyarakat disini masih terbelakang dengan akses internet dan media lainnya.
Sinyal di desa mande ini sangat tidak bagus, untuk operator populer seperti Telkomsel saja sulit. harus mencari tempat strategis agar dapat sinyal. Ketika saya melihat Sinyal di Handphone, Trafiknya jaringannya hilang dan sedang mencari jaringan..... Wah! ini sangat cepat menghabiskan baterai.
Bersambung...
Sambungan: http://pustaka.pandani.web.id/2014/10/sambungan-kisah-perjalanan-ke-pulau.html
loading...
(function(){
var D=new Date(),d=document,b='body',ce='createElement',ac='appendChild',st='style',ds='display',n='none',gi='getElementById';
var i=d[ce]('iframe');i[st][ds]=n;d[gi]("M283033ScriptRootC165025")[ac](i);try{var iw=i.contentWindow.document;iw.open();iw.writeln("
0 Response to "Kisah Perjalanan ke Pulau Setan, dan Desa Kapo-Kapo Negeri terpencil di Surga Pulau Cubadak"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr