JAKARTA - Berada di daerah 3T atau terdepan, terluar, dan tertinggal tentu memiliki kondisi yang jauh berbeda dengan pusat kota. Oleh karena itu, para anggota Sarjana Mengajar di daerah 3T (SM-3T) harus mempersiapkan diri untuk bisa menjalani kehidupan yang jauh berbeda dengan tempat tinggal mereka saat ini.
Seperti yang dilakukan oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang bekerjasama dengan Akademi Angkatan Udara Adisutjipto Yogyakarta untuk membekali kesiapan peserta sekaligus sebagai seleksi kesiapan fisik dan mental. Materi yang diberikan pun beragam. Mulai dari manajemen sekolah, pembinaan mental, survival, pendekatan sosial kemasyarakatan, hingga wawasan kebangsaan.
Akhir pekan lalu, sekira 200 peserta SM3T UNY mendapat pembelajaran survival dan pembinaan mental di Candi Abang, Berbah, Sleman. Pembinaan mental ini dimaksudkan untuk membangun karakter para peserta agar memiliki karakter tangguh dan peduli terhadap sesama serta memiliki jiwa survival dan tidak mudah menghadapi persoalan hidup di daerah sasaran.
Kegiatan yang dilakukan adalah membaca kompas dan praktik survival. Pada praktik survival di Candi Abang, para peserta diajari cara bertahan hidup dengan memakan apa yang ada di sekitar, termasuk cara menaklukkan dan memasak ular sebagai santapan bila tidak ada makanan lain yang memungkinkan.
Salah satu pengasuh dari TNI AU Wahyu D mengatakan, apabila ada ular melintas jangan sekali-kali bergerak. Sebab, gerakan sekecil apapun akan memancing perhatian ular. Maka, kita cukup diam dan ular akan berlalu.
“Untuk menaklukkan ular, cukup pegang buntutnya lalu diangkat. Tetapi usahakan kepala ular tetap di tanah agar kalian tidak tergigit,” ujar Wahyu, seperti dilansir dari situs UNY, Senin (25/8/2014).
Dalam kesempatan itu, Wahyu juga mengajarkan cara menyembelih ular. Dia menyatakan, kepala ular harus diiris dengan jarak sekitar 10-15 cm dari ujungnya, karena bisa ular terdapat pada area tersebut. Kepala ular yang telah terpotong jangan dibuang tetapi dikumpulkan untuk dibakar.
Tidak hanya mendapat ilmu, para peserta SM-3T juga mencicipi langsung sate ular bakar sebagai menu makan siang. Salah seorang peserta Ika Novira Fitriana yang ditempatkan di Raja Ampat Papua pun merasa antusias dengan pelatihan tersebut.
"Saya baru pertama kali mencicipi daging ular bakar. Rasa daging ular bakar ternyata mirip daging ayam," tutur Ika
Sumber: Okezone
0 Response to "Latihan Survival, Peserta SM-3T Coba Makan Ular"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr