Anak-anak dan Permainan Zaman

Permainan Anak-anak Sekarang

Sekilas saya coba membandingkan permainan masa saya kecil dulu dengan permainan anak-anak zaman sekarang. Saya bilang anak-anak zaman sekarang sudah hilang kreatifitas dan lebih cendrung konsumtif mengadopsi permainan anak-anak barat. Bagaimana tidak, sekarang mereka cenderung nongkrong di warnet menghabiskan uang jajanan, bukannya ditabung tapi habis buat rental game online atau beli voucher online. 

Pada saat sekarang ini, hampir tidak saya temukan lagi anak-anak yang suka main permainan tradisional, boleh dibilang permainan tersebut terancam punah oleh globalisasi. Dimana kini permainan kelereng, layang-layang,  gasing, kotak rokok, gambar, karet gelang, meriam bambu dan permainan tradisional yang dulu sering saya mainkan?, masih adakah? atau permainan tersebut beberapa puluh tahun lagi akan tinggal kenangan dan sejarah yang akan diceritakan kepada anak cucu.

Saya sangat suka sekali menyaksikan sebuah acara di stasiun TV swasta yang mempopulerkan permainan tradisional dengan tingkah lucu anak-anak yang mengundang memori masa lalu. Sebut saja acara "Si Bolang". Acara tersebut merupakan sebuah potret kehidupan anak-anak yang sangat cocok dengan masa perkembangannya, yakni bermain. Bermain dengan alam merupakan suatu pembelajaran edukatif yang dapat meningkatkan pengetahuan kognitif, afektif dan psikomotor anak. Belajar dari alam dengan menggunkan permainan-permainan tentu akan meningkatkan penalaran si anak. Kenapa bisa begini? dan kenapa bisa begitu? Si anak akan mencoba mencari tahu bukan hanya sekedar duduk dan mengkonsumsi bulat-bulat permainan yang sesungguhnya belum cocok dengan tingkat perkembangannya. 

Dalam kurikulum kita sekarang, yakni kurikum 2013 sianak ditunutut belajar dengan memahami suatu peristiwa, bukannya menghapal, mengamati dan belajar bernalar, bertanya dan mempraktekan serta berkomunikasi. dimana semua itu bertujuan untuk membentuk anak yang aktif dan inovatif.  Semua itu harus diwujudkan sedini mungkin tidak hanya dilingkungan sekolah saja, tetapi bisa diwujudkan dilingkungan sosialnya ditengah-tengah masyarakat. 

Tweet