Metode pembelajaran penemuan konsep menurut Widoko (2001) didefinisikan
suatu stategi pengajaran induktif dengan tujuan membantu siswa segala tingkatan
umur mempelajari konsep-konsep dan keterampilan berfikir yang analitis praktis.
Sedangkan menurut Hasanah (1998) model penemuan konsep dan suatu model
pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir induktif.
Kemampuan analisis dan mengembangkan konsep.pada pengajaran diawali dengan
pemberian contoh dan non-contoh diakhiri dengan kesimpulan yang diberikan
siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tentang Klaus Meier, Tennyson dan Cochareila
dalam Widoko (2001) tentang pembelajaran penemuan konsep merupakan model yang
menggunakan contoh-contoh positif dan contoh negatif untuk menggambarkan
konsep-konsep tersebut lebih mudah.
Desain dari model ini, pertama kali diperkenalkan oleh Joice dan Weil
(1972) yang mendasari penelitian Jerome Bruiner dan koleganya yang menemukan
pengaruh variabel-variabel terhadap proses belajar konsep.
Pada penelitian ini konsep yang digunakan adalah konsep listrik statik,
dengan menampilkan contoh dan non-contoh yang disertai karakteristiknya,
sebagai misal untuk konsep listrik statik; contoh positif batang plastik yang
dogosokkan dengan kain wol akan bermuatan negatif mempunyai karakteristik benda
menerima elektron dari benda lain atau terjadi perpindahan elektron dari kain
wol menuju ke batang plastik.
Dari uraian contoh dan non-contoh beserta karakteristiknya siswa
diharapkan dapat menemukan definisi dari tiap konsep dan memahami konsep
tersebut, sehingga pada akhirnya dapat memberikan contoh secara
mandiri dari konsep tersebut.
Sintaks metode pembelajaran penemuan konsep adalah sebagai berikut:
Phase I :
Presentation of example
(menampilkan contoh-contoh).
Pada phase ini guru menjelaskan bagamana
aktivitas dimulai dengan memberikan kepada siswa contoh dan bukan contoh.
Ketika guru menampilkan contoh positif dan contoh negatif untuk tiap-tiap
konsep disertai dengan karakteristiknya di dalam LKS penemuan konsep. Pada
penelitian ini konsep yang dipilih adalah konsep listrik statik dengan contoh
positif batang plastik yang digosokkan dengan kain woll akan bermuatan negatif.
Phase II : Analysis
of hypothesis (menganalisis hipotesa)
Pada
phase ini dimulai ketika siswa membuat hipotesis tentang nama suatu konsep,
membandingkan karakteristik dari contoh positif dan negatif listrik statik,
maka siswa diminta untuk menuliskan hipotesis tentang listrik statik, guru
memberikan contoh tambahan dan yang bukan contoh kemudian menganalisis
hipotesis sampai semua hipotesis didapatkan. Dari beberapa hipotesis listrik
statik yang didapat dari siswa kemudian menguji hipotesis tersebut lewat contoh
dan non-contoh sehingga deperoleh satu hipotesis yang benar.
Phase III : Clouser
(Penutup)
Pada
phase ini guru bertanya kepada siswa untuk mengidentifikasi sifat-sifat dari
konsep dan menyatakan dari konsep tersebut beserta karakteristiknya.
Phase IV : Application
(Aplikasi)
Pada
phase ini untuk memperkuat pengertian murid akan konsep tentang listrik statik,
guru memberikan contoh tambahan dari mereka sendiri.
Seorang guru
dalam menerapkan model pembelajaran konsep diharapkan dapat:
a. Mengerti isi mata pelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran
konsep, sehingga dapat mengidentifikasikan materi pelajaran itu apakan cocok
dengan pengajaran menggunakan model pembelajaran pemenuan konsep.
b. Menyeleksi contoh-contoh, sehingga ketika diberikan tujuan
pembelajaran maka akan memperoleh daftar contoh-contoh yang akan memberikan
gambaran secara efektif dari suatu konsep.
c. Mengerti urutan dari
contoh-contoh untuk memaksimalkan murid-murid secara praktis dengan
keterampilan berfikir
Manfaat dari metode pembelajaran penemuan konsep antara lain:
a. Meningkatkan keterampilan
berfikir
a.
Membantu siswa untuk menemukan dan memahami konsep dengan
memperhatikan obyek, ide atau kejadian-kejadian.
0 Response to "Metode pembelajaran penemuan konsep "
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr