PENGUMUMAN: Terhitung sejak tanggal 2 April 2016, pustaka.pandani.web.id tidak lagi kami update! kerena seluruh update terbaru kami dialihkan kesitus pak.pandani.web.id. Harap dimakulumi.

Inilah Sejarah Singkat Tabuik Pariaman dan Prosesi Adatnya.

Tabuik Pariaman
Menurut sejarah , tabuik berasal dari orang india yang bergabung dalam pasukan "islam thamil" di Bengkulu (1826) dibawah kedaulatan "Thomas Stanmford Rafles" (inggris).

setelah perjanjian London (17 maret 1829). Bengkulu dikuasai Belanda dan Inggris menguasai Singapura, hal itu menyebabkan pasukan islam thamil Beng­kulu akhirnya menyebar, diantaranya ada yang sampai ke Pariaman.

Di Pariaman tradisi merayakan tabuik tetap mereka adakan dengan mengelar ritual-ritual mengenang kisah kematian tragis Hasan dan Hosein (cucu nabi Muhammad SAW) dalam perang Karbala. maka sejak saat itu pulalah perayaan tabuik mulai membudya dan terus digelar hingga menjadi budaya masyarakat pariaman.

Adapun sakral pada prosesi tabuik pada hakekatnya adalah memperingati Hasan dan Hosein yang mati mengenaskan atas kekejaman raja Zalim.

Alkisah diriwayatkan bahwa atas kebesaran Allah SWT, secara tiba-tiba je­zanah Hosein diangkat ke langit men­g­gunakan "Bouraq" sejenis hewan berbadan seperti kuda dan berkepala seperti manusia serta mempunyai syap yang lebar dengan mengusung peti (jenazah) dipundaknya berhias payung mahkota warna-warni. Itulah yang dinamakan dengan "tabuik."

Selanjutnya perkembangan ritual pesta budaya tabuik Piaman dalam beberapa dekade lebih ditujukan bagi penunjang potensi kepariwisataan di Sumatera Barat, khususnya Pariaman.

Prosesi Budaya

Membuat Daraga


Beberapa hari sebelum prosesi tabuik dimulai terlebih dahulu masing-masing rumah tabuik mendirikan sebuah tempat yang dilingkari dengan bahan alami (pim­piang) empat persegi dan didalam nya diberi tanda sebagai kiasan bercorak makam yang dinamakan dengan ”daraga.” Fungsi dari daraga adalah sebagai pusat dan tempat alat ritual,merupakan tempat pelaksanaan maatam.

1. Mengambil tanah (tanggal 1 muharram)

Aktivitas pengambilan tanah dilakukan pada petang hari tanggal 1 muharam ,dilakukan dengansuatu arak-arakan yang dimeriahkan dengan gendang tasa. Me­ngambil tanah dilaksanakan oleh dua kelompok tabuik yaitu kelompok “tabuik pasar” dan “tabuik Subarang”, masing-masing kelompok mengambil tanah pada tempat (anak sungai) yang berbeda dan berlawanan arah, tabuik pasar di desa pauh, sedangkan tabuik subarang di alai-gelombang yang berjarak ±600 meter dari daraga(rumah tabuik). Pengambilan tanah dilakukan oleh seorang laki-laki dengan berpakaian jubah putih melambangkan kejujuran hosen. Tanah tersebut diusung ke “daraga” sebagai symbol kuburan hosen.

2. Menebang batang pisang (tanggal 5 muharram)


Menebang batang pisang adalah cerminan dari ketajaman pedang yang digunakan dalam perang menuntut balas atas kematian hosen.oleh seorang pria dengan berpakaian silat. Batang pisang ditebang putus sekali pancung.

3. Peristiwa maatam (tanggal 7 muharam)

Prosesi maatam dilaksanakan setelah shalat dzuhur oleh orang(keluarga) penghuni rumah tabuik. Secara beriringan mereka berjalan mengelilingi daraga sambil membawa peralatan ritual tabuik (jari-jari,sorban,pedang hosen dll) sambil menangis meratap-ratap. Hal ini sebagai pertanda kesedihan yang dalam atas kematian hosen, sedangkan daraga adalah hakekat dari kuburan hosen.

4. Maarak jari-jari (tanggal 7 muharam)

Maarak panja merupaka kegiatan membawa tiruan jari-jari tangan hosein yang tercincang, untuk diinformasikan kepada khalayak ramai bukti kekejaman raja zalim.

Peristiwa tersebut dimeriahkan dengan “hoyak tabuik lenong” yaitu sebuah tabuik berukuran kecil yang diletakkan diatas kepala seorang laki-laki sambil diiringi bunyi gandang tasa.

5. Maarak saroban (petang tanggal 8 muharam)


Peristiwa maarak saroban bertujuan untuk menginformasikan kepada anggota masyarakat akan halnya penutup kepala (sorban) hosen yang terbunuh dalam perang karbala. Hampir serupa dengan peristiwa maarak panja, bahwa kagiatan ini juga diiringi dengan membawa miniature tabuik lenong serta didiringi gemuruh bunyi gendang tasa sambil sorak sorai.

6. Tabuik naik pangkat (dini hari tanggal 10 muharam)

Pada dini hari menjelang fajar, dua bagian tabuik yang telah siap dibagun, di pondok pembuatan tabuik mulai disatukan menjadi tabuik utuh. Peristiwa ini dinamakan dengan tabuik naik pangkat, selajutnya seiring matahari terbit, tabuik diusung ke arena (jalan) dan ditampilkan dan hoyak sepanjang hari tanggal 10 muharam.

7. Pesta hoyak tabuik (tanggal 10 muharam)
Sepanjang hari tanggal 10 muharam mulai pada pukul 09.00 wib dua tabuik pasar dan tabuik subarang disuguhkan ketengah pengunjung pesta hoyak tabuik sebagai hakekat peristiwa perang karbala dalam islam. Acara hyak tabuik akan berlangsung hingga sore hari secara lambat laun tabuik diusung menuju pinggir pantai seiring turunnya matahari.

8. Tabuik dibuang kelaut(petang tanggal 10 muharam)

Tepat pukul 18.00 wib senja hari, tatkala “sunset” memancarkan sinar merah tem­baga akhirnya masing –masing tabuik dilemparkan ke laut oleh kedua kelompok anak nagari pasa dan subarang ditengah kerumunan para pengunjung yang hanyut oleh rasa haru. Maka selesai lah prosesi pesta budaya tabuik.



0 Response to "Inilah Sejarah Singkat Tabuik Pariaman dan Prosesi Adatnya."

Post a Comment

Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,


Salam

Irfan Dani, S. Pd.Gr