PENGUMUMAN: Terhitung sejak tanggal 2 April 2016, pustaka.pandani.web.id tidak lagi kami update! kerena seluruh update terbaru kami dialihkan kesitus pak.pandani.web.id. Harap dimakulumi.

Cerita tanpa judul



Maafkan ibuk,nak. Ibuk kira sudah berhasil menjadi guru yg hebat utk kalian selama ini. Tapi, ternyata belum. Ibuk masih belum mampu meraba inginnya kalian. Masih belum bisa memahami hasrat muda kalian. Masih membuat kalian menyukai apa yg ibuk inginkan, meski itu dg cara ibuk. Cara yg terkadang kalian tak suka. 

***
Nak, ibuk masih belum mampu menjajaki dunia kalian. Masih belum berani memasuki masa "remaja" kalian. Entahlah,nak. Entah apa sebenarnya yg membatasi kita saat ini. Dinding ini, ingin rasanya ibuk tebas dan hancurkan saja. Tapi, bisakah kalian menerima hadirnya ibuk di sela lonjakan hormon yg berusaha kalian redam? Nak, terkadang ingin ibuk menyingkirkan sepatu tumit tinggi ini, dan bertelanjang kaki mengikuti derap irama langkah kalian saat mengelilingi lapangan. Atau berlarian saat mendengar bel masuk dan pulang mulai berbunyi. Jangan memandang sinis begitu, nak. Bukan karena masa kecil ibuk dulu tak sebahagia masa remaja kalian saat ini. Bukan, sama sekali bukan itu. Ibuk, hanya ingin mencoba menyelami, apa sebenarnya yang kalian inginkan saat ini. Apa yang kalian butuhkan, dan bukan sekedar yang kalian inginkan. Sungguh, nak. Ini mungkin tidak mudah. Tapi, maukah kalian, mengajak ibuk serta menikmati dan memahami masa yang kalian coba lawan saat ini. Bukan ikut campur, nak. Sama sekali bukan.. Tak pernah terniat ingin membatasi impian yang berusaha kalian bangun. Ibuk cuma ingin tahu, apakah ada sedikit celah untuk ibuk bergabung guna menularkan secuil ilmu yang akan ditagih saat Ujian akhir nanti? Mereka menyebutnya dengan UN, nak. Tolong,nak. jangan menyudt ketakutan begitu. Tidak nak, ini tidak akan mengubur impian dan bakat kalian. Fase itu cuma beberapa hari, nak. Tolong, jangan mengecilkan diri kalian dengan melakukan berbagai bentuk kecurangan. Itu hanya akan membuat kalian menjadi bukan siapa-siapa.. Tidak ingatkah, saat pagi itu kita berbaris mendengar ceramah dari bapak wakil kepala tentang laknatnya perbuatan curang? Atau tidak ingatkah, sore itu saat hujan mengguyur bumi, kita mati-matian menuntaskan pelajaran tentang Massa jenis? Nak, tetap bermimpilah setinggi-tingginya. Kejar apapun yang ingin kalian taklukkan. Tapi, tolong belakangi saja segala macam bentuk ketidakjujuran.

***
Nak, kalian tidak harus menyukai IPA. Jangan paksakan diri kalian, jika memang kalian tak ingin. Nak, andai saja kalian tahu impian ibuk, saat jam pelajaran IPA kita tak harus membahas mengenai Batang, daun, bunga, atau organ-organ tubuh manusia. Ibuk tahu, ada beberapa dari kalian tidak menyukainya. Tapi kalian paksakan diri untuk mendengar semua masalah tentang genetika, persilangan dihibrid yang ruwetnya minta ampun itu. Terima kasih, nak. Terima kasih sudah menghargai ibuk saat berdiri di depan kelas kalian. Tapi, taukah kalian? Mata kalian tak bisa menutupi segala buncah keinginan itu. Menunggu saat guru kesenian masuk, agar kalian bisa mengeluarkan suara merdu yang beusaha kalian sembunyikan selama ini sambil diiringi alunan gitar. Benar nak, ibuk memang pernah berdiri di depan kelas di awal tatap muka kita, sembari menyenandungkan sebait lagu guna sedikit merilekskan suasana. Dan terlihat jelas bagaimana kecewanya kalian, saat nada yang ibuk lantunkan berhenti dan kita beralih ke persilangan monohibrid dan dihibrid. Nak, ibuk bisa saja mengajak kalian menyanyi atau bahkan menari sepanjang hari guna menyalurkan semua bakat kalian. Atau kita bisa saja bermain bulu tangkis di halaman sekolah.

***
Tapi apa boleh buat nak, kewajiban tetaplah kewajiban. Awal Mei tahun ini, pertarungan sengit yang menamai dirinya dengan sebutan UN, mau tak mau harus kalian jalani. Dan sudah jadi kewajiban ibuk juga, untuk membuat kalian semua siap "bertempur" pada momen itu. Sejenak, kita fokuskan diri dulu nak. Jangan menyerah, nak. Kalian tetap boleh menyanyi, menari, atau bermain bulu tangkis. Jangan korbankan impian itu, nak. Tolong, jangan kubur mereka bahkan sebelum mereka mekar. Kita bisa memupuknya bersama-sama. Akan ibuk bantu, semampu ibuk bisa. Akan kita sukseskan semuanya, nak. Sehingga tak akan ada yang terkorbankan nantinya. Maka dari itu, ibuk berusaha membaur dengan generasi kalian. Dan bantu ibuk, nak. Tolong, nak. Jangan tutup langkah ibuk untuk melangkah lebih maju sedikit lagi, guna memahami kalian. Agar bisa memberikan apa yang sebenarnya kalian butuhkan.





0 Response to "Cerita tanpa judul"

Post a Comment

Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,


Salam

Irfan Dani, S. Pd.Gr