PENGUMUMAN: Terhitung sejak tanggal 2 April 2016, pustaka.pandani.web.id tidak lagi kami update! kerena seluruh update terbaru kami dialihkan kesitus pak.pandani.web.id. Harap dimakulumi.

Padang, apakah masih kota bingkuang?

Icon kota padang

Setiap daerah pada umumnya mempunyai icon tersendiri yang membedakannya dengan tempat yang lain. Bahkan icon tersebut dijadikan julukan ternama dari daerah tersebut. Seperti daerah di sumatera barat ini, Bukittinggi kota jam gadang, Pariaman kota tabuik. Ada juga daerah yang menjadikan makanan sebagai icon daerahnya, seperti galamai dari payakumbuh,  rinuak dari maninjau dan bilih dari singkarak. 

Taukah sobat semua, kalau kita berada di kota padang, apa yang menjadi Icon kota ini? Apakah jembatan siti Nurbaya? atau padang kota malin kundang?. Jika kita telusuri lebih jauh, dari berbagai sumber ternyata yang menjadi icon kota padang adalah Bengkuang atau bengkoang (Pachyrhizus erosus).

Icon bingkuang di samping Hotel Basko Air Tawar

Jadi Kota padang dijuluki kota bingkuang. "Padang Kota Bingkuang". Karena padang merupakan penghasil bengkoang terbesar di sumatera barat. Dan menjadi oleh-oleh utama bagi wisatawan jika berkunjung ke kota padang ini.  Taukah sobat menurut cerita dahulunya Kota Padang itu memiliki budidaya kebun beng­kuang, walaupun tidak seluruh kecamatan yang menanam beng­kuang. hanya ada empat dari sebelas kecamatan di Kota Padang yang menanam bengkuang yaitu Koto tangah, Nanggalo, Kuranji, dan Pauh. dan dahulunya sepanjang jalan Hamka Padang terdapat puluhan penjual bengkoang yang berjejer sepanjang pinggir jalan mendagangkan bengkoang kepada pengendara yang melewati jalan tersebut.

Tapi faktanya sekarang sangat jauh berbeda. di sepanjang jalan hamka jarang sekali dapat lagi kita temui pedagang bengkuang tersebut. Walaupun ada, itupun cuma satu atau dua pedang bengkoang saja. Hal ini mungkin efek dari sterilisasi trotoar jalan sepanjang depan Kampus universitas Negeri Padang (UNP). yang sering menimbulkan kemacetan akibat sempitnya jalan dan terpakainya trotoar oleh pedagang kaki lima. atau tergusurnya mereka karena lapaknya di bongkar oleh satuan polisi pamong praja (Pol PP). 

Mungkin oleh alasan itu, kini meraka pun sudah migrasi ke luar kota padang. Di sepanjang  jalan setelah dan sebelum jembatan layang duku, pariaman dapat kita temui  komunitas penjual bingkuang ini. Susunan lapak penjual bingkuang ini menjadi pemandangan yang unik yang sering dijumpai oleh wisatawan yang melewati jalan ini. Mungkin tempat ini bisa menjadi surga bagi mereka untuk menjualkan bingkuang yang merupakan icon kota padang. 

Pertanyaannya,
Apakah padang masih bisa kita sebut kota bingkuang? sedangkan penjualan terbesar bingkuang pun tidak lagi di kota padang. Mereka terusir dari kota yang menjadikan jualan mereka adalah icon kota padang itu sendiri. 
Penjual bingkuan simpang duku


Ini merupakan PR bagi pemerintahan kota padang dari sekian carut marutnya pengelolaan parawisata kota padang. Padang bukan lagi kota wisata, mungkin sekedar icon pemerintahan saja.  Siapa yang tidak tau, kalau di padang memiliki potensi wisata yang besar. Ada puluhan objek wisata yang bisa dikembangkan tapi, pengeloalaannya sangat memprihatinkan. karena masih dikelola oleh masyarakat yang penuh pungli di lapangan. menjadikan hal tersebut nilai negatif yang membuat para pengunjung tidak berminat lagi singgah kesana. 

Semoga hal ini dapat kita fikirkan secara bersama-sama, dan harapan akan pemimpin baru dikota padang ini dapat merubah image itu semua. 




Salam

0 Response to "Padang, apakah masih kota bingkuang?"

Post a Comment

Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,


Salam

Irfan Dani, S. Pd.Gr