Jakarta - Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan telah memutuskan penghentian sementara Kurikulum 2013 di 97 persen sekolah di Indonesia. Ia menegaskan bahwa dibutuhkan kematangan serta pengujian yang mendalam sebelum kurikulum ini kembali diterapkan.
"Jangan sampai eksperimen yang belum teruji diterapkan. Kita harus tanyakan kesiapan guru dan murid bukan kepala dinas," kata Anies dalam diskusi perspektif dengan topik "Mencari Kurikulum yang Maksimum" di Gado-Gado Boplo, Jakarta Pusat, Sabtu (13/12/2014).
Hal tersebut ditegaskannya agar proses belajar mengajar ke depannya bisa lebih baik karena dilakukan secara matang sehingga guru ataupun murid tidak menjadi korban ketidaksiapan kurikulum ini.
Untuk menerapkan Kurikulum ini, tambahnya, harus melihat kondisi guru serta murid sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru. Serta, tidak terkesan dipaksakan untuk dapat diterima oleh guru dan murid.
"Meski baik di kertas belum tentu baik kalau tidak diuji di lapangan," ujar dia.
Selain itu, mantan Rektor Paramadina ini menambahkan bahwa saat ini dibutuhkan peningkatan ruang kreativitas bagi guru dan murid dengan adanya evaluasi terhadap Kurikulum 2013 ini. Peningkatan ruang kreativitas tersebut ditingkatkan agar peserta didik lebih mandiri.
"Kita berencana memiliki sekolah rintisan dan kualitas pendidikan yang baik. Sekolah itu harus sebagai ekosistem pendidikan dan peningkatan kualitas. Evaluasi K-13 bisa dilakukan dengan melibatkan guru," tandas Anies.
Sumber: Metronews
0 Response to "Kurikulum 2013, Anies: Kita Harus Tanya Kesiapan Guru dan Murid"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr