Cabai (Lado) |
Menanggapi hal ini Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno meminta agar pedagang untuk sementara waktu tidak menjual cabai produksi Sumbar ke provinsi tetangga. “Kita mengimbau kepada para pedagang agar tidak menjual produksi cabainya ke luar daerah Sumbar. Dengan menjual ke luar Sumbar memang menguntungkan, namun, menyengsarakan rakyat, karena suplai cabai tak mencukupi,” tuturnya.
Selain itu, Gubernur juga meminta warga Sumbar untuk mengurangi konsumsi cabai. Mengingat harga cabai yang terus melejit. “Kita minta kepada warga Sumbar untuk mengurangi konsumsi cabai. Apalagi dengar-dengar cabai sudah menembus angka Rp100.000,” ujarnya.
Mengurangi makan cabai adalah solusi yang tepat untuk kondisi saat ini. “Dengan mengurangi makan cabai tentu tidak membuat kita mati. Semakin banyak yang mengurangi makan cabai tentu stok cabai akan tetap ada,” paparnya.
Gubernur juga berharap dari Dinas Pertanian Sumbar agar menjaga stok cabai di pasaran dengan mengimbau, mengajak petani untuk memproduksi cabai, sehingga kelangkaan cabai di pasar tidak terus terulang.
Lebih lanjut dijelaskan Gubernur, agar kondisi seperti ini tidak terus terulang agar ada sinergitas antara pemerintah dengan pedagang dan begitu juga dengan petani.
“Harga mahal itu hanya di tingkat pedagang sedangkan di tingkat petani tetap juga susah, jadi sia-sia kita memberikan pelatihan kepada petani,” tutupnya.
Sementara itu ketua Tim Pemantau dan Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Ali Asmar ditemui di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar Rabu (12/11) siang mengatakan, naiknya harga cabai beberapa hari belakangan karena tidak masuknya pasokan cabai dari Medan, yang biasanya menjadi subsitusi apabila cabai produksi Sumbar berkurang.
“Ini karena pasokan cabai dari Medan tidak masuk, sehingga suplai cabai di Sumbar tidak ada, kalau cabai dari Medan masuk, harga akan kembali normal,” ujarnya.
Sementara itu terkait dengan harga yang saat ini mulai merangkak naik, dikatakan Ali Asmar, TPID terus memantau lonjakan-lonjakan harga yang terjadi di pasaran untuk mengantisipasi terjadinya inflasi. “Setelah itu, TPID akan mengambil langkah-langkah yang tepat guna mengendalikan harga yang sudah lebih dulu naik,” ujarnya.
Selama ini pedagang sayur mayur Sumbar sering menjual produksi pertanian seperti cabai ke luar Sumbar, seperti ke Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. Pemicunya karena memang harga jual sayur mayur di daerah tersebut lebih tinggi dari harga jual di Sumbar. Sebab Riau dan Kepri bukanlah daerah penghasil sayur mayur. Nyaris sebagian besar komoditi tersebut didatangkan dari luar daerah. Sumbar termasuk salah satu pemasok terbesar, selain Sumatera Utara (Sumut) dan daerah Jawa.
Para pedagang cabai di Kota Padang dan beberapa kota di Sumbar mengatakan naiknya harga cabai, karena minimnya pasokan dari daerah-daerah sentra cabai, seperti dari Bukittinggi, Padang Panjang, Alahan Panjang, Payakumbuh, Tanah Datar dan daerah lainnya. Biasanya ketika pasokan cabai minim dari daerah lokal, masih ada pasokan dari Medan dan Pulau Jawa. Namun akhir-akhir ini pasokan dari Medan dan Pulau Jawa juga sangat minim, bahkan nihil. Penyebab semua itu, karena banyak petani cabai yang gagal panen.
Sumber: haluan
0 Response to "Irwan Prayitno: Untuk Sementara, Jangan Jual Cabai Keluar Sumbar"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr