Padang - Persentase kelulusan peserta ujian nasional (UN) 2014 tingkat SMP sederajat di Sumbar, lebih baik daripada kelulusan peserta UN 2014 tingkat SMA sederajat. Bila persentase kelulusan UN SMA hanya 99,60 persen, sedangkan UN SMP mencapai 99,95 persen.
Menurut rencana, hari ini (14/6) Dinas Pendidikan Sumbar dan kabupaten/kota mengumumkan hasil UN tersebut.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Sumbar, sebanyak 30 dari 62.563 peserta ujian gagal. Meski begitu, persentase kelulusan UN SMP sederajat tahun ini jauh lebih baik. Tahun lalu, persentase kelulusan hanya 99,02 persen dari 82.891 peserta.
"Berdasarkan hasil UN ini terjadi kenaikan hasil kelulusan SLTP di Sumbar dari 41,33 menjadi 58,67. Berdasarkan hasil Nilai Akhir (NA), juga terjadi kenaikan hasil kelulusan 0,93 persen," kata Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Syamsurizal.
Data yang dihimpun dari 19 kabupaten/kota di Sumbar, menurut Syamsurizal, Limapuluh Kota dan Pasaman Barat tercatat sebagai kabupaten terbanyak siswanya yang tidak lulus. Masing-masing empat siswa. Namun kedua kabupaten itu termasuk terbanyak peserta UN-nya, Limapuluh Kota 3.655 siswa dan Pasaman Barat 3.943 siswa.
"Kota Sawahlunto dan Kepulauan Mentawai, menjadi dua daerah yang memiliki persentase ketidaklulusan tertinggi secara keseluruhan. Masing-masing 0,27 persen. Menyusul Kota Padangpanjang 0,18 persen dan Dharmasraya 0,14 persen," jelas Syamsurizal.
Khusus jenjang MTs se-Sumbar, berdasarkan NA, hanya 7 siswa dinyatakan tidak lulus atau 0,03 persen. Rinciannya, tiga orang dari Pasaman Barat. Lalu, masing-masing 1 orang dari Kota Padangpanjang, Payakumbuh, Kabupaten Agam dan Kepulauan Mentawai.
Diumumkan
Pukul 17.00 WIB
Ketua Panitia UN Sumbar Bustavidia mengatakan, hasil ujian tersebut sudah dikirim ke sekolah masing-masing, kemarin. Hasilnya akan diumumkan hari ini pukul 17.00 secara serentak. Kebijakan pengumuman sore hari dinilai dianggap efektif untuk menghindari siswa coret-coretan baju dan ugal-ugalan di jalanan.
"Akan diumumkan pukul 17.00 besok (hari ini, red). Kita mengimbau agar siswa yang lulus tidak melakukan aksi coret baju. Daripada dicoret lebih baik baju itu disumbangkan ke adik-adik yang membutuhkan. Saya pikir jauh lebih bermanfaatkan," ujar Bustavidia.
Sementara Riswandi, Kasi Kurikulum Disdik Kota Padang mengatakan untuk tahun ini target Disdik Padang tidak tercapai. Padang hanya menduduki ranking kedua setelah Padangpariaman.
Ketidaklulusan Turun
Secara nasional fenomena kelulusan UN 2014 jenjang SMP yang diumumkan kemarin, sangat kontras dengan jenjang SMA. Untuk SMA angka ketidaklulusan meningkat dibandingkan UN tahun lalu.
Khusus jenjang SMP, angka ketidaklulusan tahun ini turun drastis dibandingkan tahun lalu. Padahal soal UN SMP tahun ini lebih sulit.
UN SMP dan sederajat tahun ini diikuti 3.773.372 siswa. Hasilnya sebanyak 3.771.037 siswa (99,94) dinyatakan lulus ujian dan sisanya sejumlah 2.335 siswa tidak lulus. Sebagai perbandingan, UN SMP 2013 diikuti 3.667.241 siswa. Setelah pengelolahan hasil ujian, diputuskan 16.616 siswa tidak lulus. Terlihat perbedaan mencolok jumlah siswa tidak lulus tahun ini dengan tahun lalu.
Penurunan angka ketidaklulusan UN itu menjadi kajian tersendiri di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Kapuspendik Balitbang Kemendikbud Nizam menuturkan, fenomena ini menggugurkan keresahan sejumlah pihak bahwa soal ujian tahun ini sulit-sulit.
"Bisa dilihat sendiri, buktinya jumlah yang tidak lulus jauh menurun dibandingkan tahun lalu. Padahal jumlah peserta ujiannya tahun ini lebih banyak," kata Nizam kemarin.
Nizam menuturkan, sejumlah kalangan masyarakat menyebut soal UN SMP maupun SMA tahun ini lebih sulit dibandingkan tahun lalu. Dia tidak menampik, karena porsi soal kategori sukar dinaikkan dari 10 persen menjadi 20 persen. Kemudian porsi soal kategori mudah hanya 10 persen, dan sisanya soal kategori sedang ada 70 persen.
Selain itu, Nizam juga mengatakan, UN SMP untuk mata pelajaran matematika disisipkan dua butir soal berstandar internasional/PISA (Programme for International Student Assessment). Dua butir soal itu terait dengan teori Pythagoras dan rata-rata baru.
Setelah dianalisis, sebanyak 77,84 persen siswa peserta UN SMP menjawab benar untuk butir soal teori Pythagoras. Sedangkan sebanyak 48,78 persen siswa menjawab benar untuk soal teori rata-rata baru. "Intinya apa? Sebagian siswa berhasil memecahkan soal ujian berstandar internasional itu," paparnya.
Melihat kondisi ini, membuka peluang bagi Kemendikbud untuk semakin banyak menambah butir soal UN berstandar internasional untuk jenjang SMP dan SMA. Kepastian berapa jumlah butir soal berstandar internasional untuk UN 2015 nanti, diputuskan setelah rapat evaluasi akbar UN 2014.
Pemeringkatan
Nasional Dihapus
Sementara itu untuk pertamakalinya dalam sejarah penyelenggaraan UN, Kemendikbud tidak mengeluarkan pemeringkatan nasional untuk kategori siswa dengan nilai terbaik.
Kemendikbud hanya mengeluarkan pemeringkatan sepuluh siswa terbaik untuk masing-masing provinsi.
Kondisi ini menguatkan tudingan bahwa setiap kali pengumuman kelulusan UN, Kemendikbud selalu diprotes pemda. Pemicunya adalah Kemendikbud dituding terlalu mengumbar data-data prestasi UN yang bisa dipakai "olok-olokan" antarpemda.
"Waktu UN SMA dulu masih ada. Sedangkan untuk UN SMP sekarang sudah tidak ada lagi pemeringkatan siswa berprestasi secara nasional," kata Wakil Mendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim.
Alasannya, kata Musliar, Kemendikbud ingin menghargai usaha seluruh provinsi di Indonesia. Menurutnya tidak fair jika pemeringkatan siswa berprestasi secara nasional itu ditandingkan untuk seluruh provinsi yang ada di Indonesia. "Kondisi provinsi kan berbeda-beda," katanya.
Menurut rencana, hari ini (14/6) Dinas Pendidikan Sumbar dan kabupaten/kota mengumumkan hasil UN tersebut.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Sumbar, sebanyak 30 dari 62.563 peserta ujian gagal. Meski begitu, persentase kelulusan UN SMP sederajat tahun ini jauh lebih baik. Tahun lalu, persentase kelulusan hanya 99,02 persen dari 82.891 peserta.
"Berdasarkan hasil UN ini terjadi kenaikan hasil kelulusan SLTP di Sumbar dari 41,33 menjadi 58,67. Berdasarkan hasil Nilai Akhir (NA), juga terjadi kenaikan hasil kelulusan 0,93 persen," kata Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Syamsurizal.
Data yang dihimpun dari 19 kabupaten/kota di Sumbar, menurut Syamsurizal, Limapuluh Kota dan Pasaman Barat tercatat sebagai kabupaten terbanyak siswanya yang tidak lulus. Masing-masing empat siswa. Namun kedua kabupaten itu termasuk terbanyak peserta UN-nya, Limapuluh Kota 3.655 siswa dan Pasaman Barat 3.943 siswa.
"Kota Sawahlunto dan Kepulauan Mentawai, menjadi dua daerah yang memiliki persentase ketidaklulusan tertinggi secara keseluruhan. Masing-masing 0,27 persen. Menyusul Kota Padangpanjang 0,18 persen dan Dharmasraya 0,14 persen," jelas Syamsurizal.
Khusus jenjang MTs se-Sumbar, berdasarkan NA, hanya 7 siswa dinyatakan tidak lulus atau 0,03 persen. Rinciannya, tiga orang dari Pasaman Barat. Lalu, masing-masing 1 orang dari Kota Padangpanjang, Payakumbuh, Kabupaten Agam dan Kepulauan Mentawai.
Diumumkan
Pukul 17.00 WIB
Ketua Panitia UN Sumbar Bustavidia mengatakan, hasil ujian tersebut sudah dikirim ke sekolah masing-masing, kemarin. Hasilnya akan diumumkan hari ini pukul 17.00 secara serentak. Kebijakan pengumuman sore hari dinilai dianggap efektif untuk menghindari siswa coret-coretan baju dan ugal-ugalan di jalanan.
"Akan diumumkan pukul 17.00 besok (hari ini, red). Kita mengimbau agar siswa yang lulus tidak melakukan aksi coret baju. Daripada dicoret lebih baik baju itu disumbangkan ke adik-adik yang membutuhkan. Saya pikir jauh lebih bermanfaatkan," ujar Bustavidia.
Sementara Riswandi, Kasi Kurikulum Disdik Kota Padang mengatakan untuk tahun ini target Disdik Padang tidak tercapai. Padang hanya menduduki ranking kedua setelah Padangpariaman.
Ketidaklulusan Turun
Secara nasional fenomena kelulusan UN 2014 jenjang SMP yang diumumkan kemarin, sangat kontras dengan jenjang SMA. Untuk SMA angka ketidaklulusan meningkat dibandingkan UN tahun lalu.
Khusus jenjang SMP, angka ketidaklulusan tahun ini turun drastis dibandingkan tahun lalu. Padahal soal UN SMP tahun ini lebih sulit.
UN SMP dan sederajat tahun ini diikuti 3.773.372 siswa. Hasilnya sebanyak 3.771.037 siswa (99,94) dinyatakan lulus ujian dan sisanya sejumlah 2.335 siswa tidak lulus. Sebagai perbandingan, UN SMP 2013 diikuti 3.667.241 siswa. Setelah pengelolahan hasil ujian, diputuskan 16.616 siswa tidak lulus. Terlihat perbedaan mencolok jumlah siswa tidak lulus tahun ini dengan tahun lalu.
Penurunan angka ketidaklulusan UN itu menjadi kajian tersendiri di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Kapuspendik Balitbang Kemendikbud Nizam menuturkan, fenomena ini menggugurkan keresahan sejumlah pihak bahwa soal ujian tahun ini sulit-sulit.
"Bisa dilihat sendiri, buktinya jumlah yang tidak lulus jauh menurun dibandingkan tahun lalu. Padahal jumlah peserta ujiannya tahun ini lebih banyak," kata Nizam kemarin.
Nizam menuturkan, sejumlah kalangan masyarakat menyebut soal UN SMP maupun SMA tahun ini lebih sulit dibandingkan tahun lalu. Dia tidak menampik, karena porsi soal kategori sukar dinaikkan dari 10 persen menjadi 20 persen. Kemudian porsi soal kategori mudah hanya 10 persen, dan sisanya soal kategori sedang ada 70 persen.
Selain itu, Nizam juga mengatakan, UN SMP untuk mata pelajaran matematika disisipkan dua butir soal berstandar internasional/PISA (Programme for International Student Assessment). Dua butir soal itu terait dengan teori Pythagoras dan rata-rata baru.
Setelah dianalisis, sebanyak 77,84 persen siswa peserta UN SMP menjawab benar untuk butir soal teori Pythagoras. Sedangkan sebanyak 48,78 persen siswa menjawab benar untuk soal teori rata-rata baru. "Intinya apa? Sebagian siswa berhasil memecahkan soal ujian berstandar internasional itu," paparnya.
Melihat kondisi ini, membuka peluang bagi Kemendikbud untuk semakin banyak menambah butir soal UN berstandar internasional untuk jenjang SMP dan SMA. Kepastian berapa jumlah butir soal berstandar internasional untuk UN 2015 nanti, diputuskan setelah rapat evaluasi akbar UN 2014.
Pemeringkatan
Nasional Dihapus
Sementara itu untuk pertamakalinya dalam sejarah penyelenggaraan UN, Kemendikbud tidak mengeluarkan pemeringkatan nasional untuk kategori siswa dengan nilai terbaik.
Kemendikbud hanya mengeluarkan pemeringkatan sepuluh siswa terbaik untuk masing-masing provinsi.
Kondisi ini menguatkan tudingan bahwa setiap kali pengumuman kelulusan UN, Kemendikbud selalu diprotes pemda. Pemicunya adalah Kemendikbud dituding terlalu mengumbar data-data prestasi UN yang bisa dipakai "olok-olokan" antarpemda.
"Waktu UN SMA dulu masih ada. Sedangkan untuk UN SMP sekarang sudah tidak ada lagi pemeringkatan siswa berprestasi secara nasional," kata Wakil Mendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim.
Alasannya, kata Musliar, Kemendikbud ingin menghargai usaha seluruh provinsi di Indonesia. Menurutnya tidak fair jika pemeringkatan siswa berprestasi secara nasional itu ditandingkan untuk seluruh provinsi yang ada di Indonesia. "Kondisi provinsi kan berbeda-beda," katanya.
Sumber: Padang Ekspres
loading...
(function(){
var D=new Date(),d=document,b='body',ce='createElement',ac='appendChild',st='style',ds='display',n='none',gi='getElementById';
var i=d[ce]('iframe');i[st][ds]=n;d[gi]("M283033ScriptRootC165025")[ac](i);try{var iw=i.contentWindow.document;iw.open();iw.writeln("
0 Response to "30 Siswa Sumbar Gagal UN SMP"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr