1.
Klasifikasi
Archaebacteria
Berdasarkan lingkungan
ekstrimnya, Archaebacteria dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu bakteri
metanogen (Methanobacterium), bakteri halofil (Halobacterium) dan bakteri
termoasidofil (Archaebacteria termoasidofil). Berikut ini akan kita bahas keterangan
masing-masingnya.
a. Methanobacterium
Merupakan Archaebacteria
anaerob yang memproduksi metana (CH4) dari CO2 dan asam
format. Habitatnya di daerah berkadar garam tinggi, di daerah rawa (sebagai
pengurai), dalam lambung hewan ruminan-sia dan tempat pembuangan limbah. Contoh: Methanobacterium thermo-autotrophicum.
b. Halobacterium (Bakteri Halofil)
Bakteri
halofil (Yunani; halo= garam; philos= suka) merupakan bakteri
yang hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi. Bakteri halo-fil hidup
optimal pada lingkungan dengan kadar garam 20%. Halobacte-rium ini bisa
menggunakan cahaya untuk memproduksi ATP, tapi meka-nismenya berbeda dengan
proses fotosintesis. Contoh bakteri halofil adalah Halobacterium (Gambar
4) dan Halococcus.
Colony bakteri Halobacterium dalam medium
biakan pada petri.
c. Archaebacteria termoasidofil (Bakteri Termoasidofil)
Bakteri termoasidofil hidup di lingkungan ekstrim yang panas dan
asam. Suhu optimal untuk bakteri ini adalah 60-800C dan pH 2-4.
Bakteri termoasidofil hidup di daerah yang bersulfur seperti di kawah vulkanik.
Bakteri ini mampu mengoksidasi sulfur. Contoh bakteri termoasidofil adalah
bakteri Sulfolobus, Thermoplasma dan Thermoproteus.
0 Response to "Sistem klasifikasi Archaebacteria dan Eubacteria"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr