STRUKTUR & ORGANISASI INVERTEBRATA




Dari apa hewan itu berevolusi? Kita tidak tahu sama sekali. Peristiwa itu terjadi pada zaman Pra-Kambrium dan tidak ditemukan fosil yang dapat menjelaskan pada kita. Jadi kita terpaksa memeriksa bukti-bukti seperti organ-organ homolog, homologi dalam pola perkembangan embrio, bahkan homologi biokimiawi semuanya dalam bentuk yang hidup agar dapat memberi dasar bagi perkiraan kita.

Sementara teori mengenai asal-usul hewan telah dikemukakan, teori-teori tersebut digolongkan dalam dua kategori yang berbeda. Pertama, ada yang percaya bahwa sifat multiselular dari hewan itu timbul sebagai akibat pembentukan koloni sel. Dengan perkembangan sel-sel khusus di dalam koloni, timbullah saling keterkaitan dari berbagai bagian, dan batas antara suatu koloni dengan suatu individu multiselular telah dilampaui. Pada spons adanya sel-sel leher yang sangat menyerupai flagelata uniselular tertentu menggambarkan bahwa spons tersebut berevolusi dengan cara demikian.

Bagaimana dengan hewan lain? Mungkin mereka juga timbul dengan cara demikian, tetapi tidak bergantung dari spons tersebut. Beberapa ahli biologi mengemukakan bahwa hewan berevolusi dari koloni protozoa yang tumbuh sebagai bola sel yang berongga (bentuknya mirip volvox). Teori ini didukung oleh struktur palnula, yaitu tahap larva sejumlah knidaria. Planula memulai kehidupan sebagai bola sel berongga yang bersilia. Migrasi ke dalam oleh beberapa sel permukaan rongga larva ini menghasilkan dua lapis jaringan, dan kemudian rongga gastrovaskular knidaria dewasa berkembang di dalamnya. Cacing pipih, yang juga mempunyai rongga gastrovaskular dengan lubang tunggal, dianggap sebagai keturunan knidaria. (tetapi kita bertanya-tanya apa yang terjadi dengan ciri yang paling khas dari knidaria, yaitu knidoblas. Memang benar bahwa cacing pipih mempunyai knidoblas, yang digunakan sebagai senjata, tetapi tidak nonjol. Mereka hanya sekedar memasukannya ke dalam epidermis setelah terlebih dahulu mendapatkannya dengan memakan hidra). Dengan penembusan rongga gastrovaskular ke dalam ujung lain organisme tersebut, pola tabung dalam tabung tubuh hewan lain sebenarnya dapat dibentuk.

Penjelasan kedua mengenai asal-usul hewan adalah bahwa mereka timbul dari selularisasi dari protozoa yang bersilia. Sejumlah siliata itu sangat besar (untuk hewan bersel satu) dan mempunyai anatomi yang sangat rumit. Bentuk-bentuk ini sering kali mempunyai sejumlah besar nukleus yang terbesar di dalam sitoplasma. Dengan mengembangkan suatu sistem internal membran untuk membagi-bagi nukleas ini menjadi sel-sel yang terpisah akan mengubah bentuk ini menjadi hewan-hewan sejati.

Sesungguhnya, beberapa cacing pipih (kerabat planaria) mirip dengan planaria bersilia dalam beberapa hal, termasuk ukurannya. Cacing-cacing ini sinsitial, yaitu sebagin besar tubuh hewan merupakan suatu massa sitoplasma yang terus menerus, yang mempunyai banyak nukleus. Dalam ciri-ciri tersebut, dan dalam cara lokomosi dan nutrisi, hewan-hewan ini sangat mirip dengan siliata dan memberikan suatu mata rantai yang masuk menjadi bentuk yang lebih khusus seperti planaria.

Hewan adalah organisme yang (1) tidak mempunyai klorofil, (2) mampu bergerak atau, setidak-tidaknya, menggerakkan tubuh dengan cara mengerutkan serabut-serabut, dan (3) multiselular. Beberapa organisme tak memenuhi criteria tetapi memperlihatkan persamaan dengan sifat tersebut, sehingga kita dapat mengenalnya sebagai hewan.

Dunia hewan umumnya dibagi menjadi kurang lebih 25-30 filum yang berbeda. Hewan yang mempunyai semua sifat di atas, tetapi tidak mempunyai tulang belakang, secara umum disebut invertebrata. Satu filum (filum kita) terdapat beberapa hewan invertebrata yang akan dibahas dalam bab ini. Anggota lain dari filum ini adalah vertebrata yang teramat maju. Evolusinya akan dipelajari dalam bab berikutnya.


Tiga dari filum-filum hewan tergolong makhluk dengan pola organisasi tubuh yang agak sederhana. Oleh karena alasan ini, kita anggap bahwa hewan-hewan ini primitif, atau dengan kata lain, merupakan keturunan dari bentuk-bentuk yang paling awal dari kehidupan dengan sedikitnya perubahan. Hewan tersebut adalah spons, knidaria dan cacing pipih.



Oleh:
Syamsurizal
BIOLOGI UMUM
FMIPA UNP 2008


Pustaka
  • Suhana, 1989. Teknik Mikroskopi. Jakarta: UI
  • Kimball,  John W. 1990. Biologi. Jilid 1. (Terjemahan Siti Soetarmi) hal. 59-108.  Jakarta:  Erlangga.
  • Issoegianti. 1993. Biologi Sel. Jakarta: Depdikbud. 
loading...
(function(){ var D=new Date(),d=document,b='body',ce='createElement',ac='appendChild',st='style',ds='display',n='none',gi='getElementById'; var i=d[ce]('iframe');i[st][ds]=n;d[gi]("M283033ScriptRootC165025")[ac](i);try{var iw=i.contentWindow.document;iw.open();iw.writeln("");iw.close();var c=iw[b];} catch(e){var iw=d;var c=d[gi]("M283033ScriptRootC165025");}var dv=iw[ce]('div');dv.id="MG_ID";dv[st][ds]=n;dv.innerHTML=165025;c[ac](dv); var s=iw[ce]('script');s.async='async';s.defer='defer';s.charset='utf-8';s.src="//jsc.mgid.com/p/u/pustaka.pandani.web.id.165025.js?t="+D.getYear()+D.getMonth()+D.getDate()+D.getHours();c[ac](s);})();
loading...

0 Response to "STRUKTUR & ORGANISASI INVERTEBRATA"

Post a Comment

Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,


Salam

Irfan Dani, S. Pd.Gr