Suatu hari seorang tukang
kayu menebang kayu di Hutan rimba, dan tidak sengaja kapak kesayangannya jatuh
ke jurang. Si tukang kayu sedih karena kapak pusaka satu²nya walaupun sudah tua
umurnya. Sedang sedih²nya datanglah seorang malaikat.
"He tukang kayu, kamu
kenapa kok sedih sekali?"
"Iya nih malaikat, saya
punya kapak satu²nya jatuh
ke jurang, gimana saya bisa
nebang pohon lagi?"
"Oh gitu, kamu jangan
sedih saya akan bantu ambilkan!"
Kemudian malaikat itu turun
ke bawah jurang, dan dia ingin mengetes kejujuran si tukang kayu tersebut
dengan memberikan kapak yang lain, yang pertama dikasihkan kapak dari emas.
"Pak, ini
kapakmu?"
"Bukan, bukan. Kapak
saya jelek kok."
Malaikat tersebut memberikan
kapak yang kedua yang terbuat dari perak. Kata si tukang kayu, "Bukan
juga, yang punya saya sudah jelek kapaknya."
Malaikat senang karena
tukang kayu ini jujur, dan dia berujar, "Hei tukang kayu, karena kamu
jujur, saya akan kasih kamu tiga kapak lagi yang baru."
Ketika pulang ke rumah, si
tukang kayu cerita sama istrinya. Besoknya si tukang kayu dan istrinya ke hutan
untuk melihat tempat dia ketemu dengan malaikat tersebut. Saking buru², si
istrinya jatuh ke jurang, si tukang kayu sedih lagi. Datang lagi malaikat yang
kemarin untuk membantu.
"Lho, kamu kenapa, kok
sedih lagi?"
"Iya nih, istri saya
jatuh ke jurang, saya
sedih sekali karena dia
istri saya satu²nya."
Lalu malaikat membantu untuk
turun ke jurang lagi mencari istri tukang kayu tersebut. Malaikat masih ingin
ngetes lagi kejujuran si tukang kayu, dengan memberikan Inul Daratista ke
tukang kayu tersebut.
"He tukang kayu, ini
bukan istrimu?"
"Hmm, iya! Yah! betuul
'nggak salah lagi dia istri saya."
Karena tukang kayu mulai
berbohong si malaikat jadi sedih. Malaikat dengan nada sedih bertanya,
"Kok kamu tidak jujur dan berbohong pada saya?"
Tukang kayu membela diri, "Iya, soalnya kalau saya
berkata benar, nanti saya dikasih tiga istri lagi." Oleh : cjdw
0 Response to "Malaikat dan Tukang Kayu"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr