URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memanfaatkan pengadilan bohong-bohongan. lengkap dengan saksi, jaksa penuntut, pembela, anggota pengadilan dan lain-lain. Ini merupakan metoda yang baik untuk memicu "belajar berbeda pendapat"yakni belajar dengan secara efektif mengemukakan sebuah sudut pandang dan menentang pendapat yang sebaliknya.
PROSEDUR
1.
Buatlah dakwaan yang akan
membantu siswa mengetahui sisi-sisi yang berbeda dari sebuah persoalan.
Contoh-contoh "kejahatan" yang bisa didakwakan kepada seseorang atau
kepada suatu benda adalah: orang berpendidikan atau orang biasa yang moralnya
bobrok; buku kontroversial; teori yang tidak terbukti; nilal-nilal yang tidak
memlliki manfaat; dan proses, hukum, atau institusi yang menyimpang.
2.
Berikan peran kepada siswa.
Tergantung pada jumlah siswa, anda dapat menggunakan semua atau beberapa dari
peran berikut ini, pembela, saksi meringankan, jaksa penuntut umum, saksi
memberatkan, panitera, hakim ketua, dan hakim anggota. Tiap peran bisa diisi
oleh satu orang siswa atau satu tim. Anda bisa menetapkan sendiri jumlah majelis
hakimnya
3.
Berikan waktu kepada siswa
untuk mempersiapkan diri. Ini bisa berlangsung dari beberapa menit hingga satu
jam, tergantung pada kerumitan masalahnya.
4.
Laksanakan pengadilan.
Pertimbangkan untuk menggunakan aktivitas berikut ini: argumen pembuka, kasus
yang diajukan oleh penuntut dan saksi, laporan singkat panitera persidangan,
dan argumen penutup.
5.
Lakukan pertimbangan hakim.
Ini bisa dilakukan secara terbuka, agar semua siswa bisa mendengar bagaimana
bukti ditimbang. Anggota non-hakim bisa diberi tugas untuk mendengarkan
berbagai aspek kasus.
VARIASI
1.
Perluas kegiatan dengan
pentarafan pengadilan ulang.
2.
Hilangkan pengadilan oleh
majelis hakim dan gantikan pengadilan hanya oleh hakim.
Pengajuan Pertanyaan
”Ada pertanyaan?" tanya guru. Seringkali,
setelah ditanya seperti itu siswa justru diam. Sebagian guru menganggap diamnya
siswa menunjukkan bahwa mereka tidak berrninat Sebagian lain mungkin
menyimpulkan bahwa semuanya sudah jelas. Sayangnya. yang sesung-guhnya terjadi
ialah bahwa siswa belum siap mengajukan pertanyaan. Strategi-strategi yang
berikut ini akan membantu anda mengubah keadaan seperti ini. Siswa akan lebih
tertantang untuk membuat pertanyaan karena mereka memlliki kesempatan untuk
memahami materi yang diajarkan.
0 Response to "Pengadilan oleh Majelis Hakim"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr