Proses osmosis pada tumbuhan dapat terjadi pada perbedaan
konsentrasi juga dapat terjadi pada sel tumbuhan. Sel-
sel tumbuhan memiliki dinding selulosa yang keras dan elastis sehingga dapat
membatasi volume sel serta mempertahankan sel agar tidak pecah.Bila sel
tumbuhan ditempatkan pada lingkungan hipotonik, misalnya aquades, air akan
masuk ke dalam sel. Sel tumbuhan akan terus membengkak sampai selulosa tidak
dapat direntangkan lagi. Namun, sel tersebut tidak pecah. Sel tumbuhan pada
keaadaan ini disebut turgid.
Sel-sel tumbuhan bila di tempatkan pada lingkungan
hipertonik,misalnya pada larutan garam dengan konsentrasi lebih dari 1 % , ini
akan menyebabkan keluarnya air dari vakuola sel. Akibat yang ditimbulkan dari
peristiwa tersebut adalah vakuola dan protoplasma akan mengerut. Jika volume
vakuola berkurang dalam jumlah yang banyak, maka protoplasma akan terlepas dari
dinding sel. Pada waktu terjadi pengkerutan tersebut protoplasma akan mengalami
serangkaian perubahan bentuk mulai dari yang tidak beraturan sampai akhirnya
berbentuk bulat yang dianggap karena pengaruh tegangan permukaan. Gejala
pengkerutan inilah yang disebut Plasmolisis.
plasmolosis mempunyai tingkatan mulai dari insipien
sampai plasmolisis sempurna. Insipien plasmolisi yaitu pada saat mulai
terjadinya plasmolisis yang pengerutan protoplasma hanya dapat diamati pada
satu atau beberapa titik sekitar sel. Sedangkan plasmolisis sempurna yaitu
ketika protoplasma telah terlepas seluruhnya dari dinidng sel. Dengan demikian
jelaslah bahwa penyebab terjadinya plasmolisis yaitu adanya larutan luar yang
lebih pekat dari cairan vakuola. Plasmolisis dapat menyebabkan tumbuhan menjadi
layu [pustaka pandani].
0 Response to "Osmosis pada sel tumbuhan"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr