Tahap perencanaan PTK terdiri atas mengidentifikasi
masalah dan menetapkan masalah, menganalisis dan merumuskan masalah,
serta merencanakan perbaikan.
1.
Mengidentifikasi dan menetapkan masalah
Selama
mengajar kemungkinan guru menemukan berbagai masalah, baik masalah yang
bersifat pengelolaan kelas, maupun yang bersifat instruksional. Meskipun banyak
masalah, ada kalanya guru tidak sadar kalau dia mempunyai masalah. Atau masalah
yang dirasakan guru kemungkinan masih kabur sehingga guru perlu merenung atau
melakukan refleksi agar masalah tersebut menjadi semakin jelas. Atau dapat juga
guru memulai dengan suatu gagasan untuk melakukan perbaikan kemudian mencoba
memfokuskan gagasan tersebut. Untuk melakukan hal ini, guru dapat merenungkan
kembali apa yang telah dilakukan. Jika guru rajin membuat catatan pada akhir setiap
pembelajaran yang dikelolanya, maka ia akan dengan mudah menemukan masalah yang
dicarinya. Atau agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, maka
seorang guru dituntut jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang
dikelolanya sebagai bagian penting dari dunianya. Setelah mengetahui
permasalahan, selanjutnya melakukan analisis dan merumuskan masalah agar dapat
dilakukan tindakan.
2.
Menganalisis dan merumuskan masalah
Sebenarnya
secara tidak sadar guru telah melakukan PTK, yakni ketika guru melakukan
evaluasi, menganalisis hasil evaluasi, dan tindak lanjutnya. Jika masalah sudah
ditetapkan, maka masalah ini perlu dianalisis dan dirumuskan. Tujuannya adalah
agar paham akan hakikat masalah yang dihadapi, terutama apa yang menyebabkan
terjadinya masalah tersebut. Untuk mengetahui penyebabnya, masalah ini harus dianalisis,
dengan mengacu kepada teori dan pengalaman yang relevan.
Misalnya,
permasalahan yang dihadapi guru A, yaitu
rendahnya motivasi sebagian besar siswa
untuk menjawab pertanyaan atau siswa sering tidak dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru. Untuk
menganalisis penyebab permasalahan yang dihadapi oleh guru A, guru dapat
mengacu kepada teori keterampilan bertanya, dan mencari penyebabnya dengan mengajukan pertanyaan
sebagai berikut.
1)
Apakah
rumusan pertanyaan yang dibuat guru cukup jelas dan singkat ?
2)
Apakah
guru memberikan waktu untuk berpikir sebelum meminta siswa menjawab ?
Jika
setelah dianalisis, kedua pertanyaan di atas dijawab dengan ya, tentu harus
dicari penyebab lainnya, misal :
3) apakah penjelasan guru cukup jelas bagi siswa,
4) apakah bahasa yang digunakan guru mudah dipahami,
dan
5) apakah ketika menjelaskan guru memberikan
contoh-contoh.
Jika
umpamanya kedua pertanyaan di atas dijawab tidak, maka kita sudah dapat jawaban
sementara, yaitu :
penyebab siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru
adalah karena pertanyaan yang diajukan guru tidak jelas dan sering panjang dan
berbelit-belit, serta guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir.
Jika ini yang dianggap sebagai penyebab, maka
guru dapat merencanakan tindakan perbaikan, yaitu dengan
menyusun pertanyaan tersebut secara cermat, serta berusaha
memberikan waktu untuk berpikir sebelum meminta
siswa menjawab pertanyaan.
3.
Merencanakan tindakan perbaikan
Berdasarkan
rumusan masalah (juga mencakup penyebab timbulnya masalah), guru mencoba
mencari cara untuk memperbaiki atau mengatasi masalah tersebut. Dengan
perkataan lain, dalam langkah ini, guru merancang tindakan perbaikan yang akan
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk merancang suatu tindakan
perbaikan, guru dapat :
a).
mengacu kepada teori yang relevan, b) bertanya kepada ahli terkait, dan c) berkonsultasi
dengan supervisor, pengawas, kepala sekolah atau ahli terkait mungkin ahli
pembelajaran, mungkin pula ahli bidang studi atau pembelajaran bidang studi.
Rencana tindakan perbaikan dituangkan dalam rencana pembelajaran
Mari
kita ambil kasus guru A, yaitu masalah pertanyan guru yang tidak terjawab oleh
siswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa pertanyaan yang disusun guru terlampau
panjang dan kurang jelas. Di samping itu, guru sering langsung meminta jawaban
setelah mengajukan pertanyaan, dan kadang-kadang langsung mengarahkan pertanyaan
ini pada siswa tertentu, sehingga siswa yang lain tidak memperhatikan
pertanyaan tersebut. Akibatnya, hampir selalu pertanyaan tidak terjawab oleh
siswa. dan guru A sering harus menjawab pertanyaannya sendiri atau melupakan
pertanyaan tersebut. Dari hasil analisis tersebut, penyebab pertanyaan guru A yang tidak terjawab adalah:
a.
Pertanyaan guru A
terlampau panjang dan tidak jelas
b.
Guru A tidak memberi
kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan
c.
Guru A sering mengajukan pertanyaan dengan menunjuk
kepada siswa tertentu.
Apabila dikaji secara cermat ternyata
ketiga penyebab tersebut berkaitan dengan pembelajaran, dalam hal ini keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan bertanya. Oleh karena itu,
tindakan perbaikan yang harus dilakukan guru
adalah meningkatkan keterampilan bertanya. Tindakan perbaikan ini kita
cantumkan dalam rencana pembelajaran yang kita gunakan dalam mengajar. Satu hal
yang sangat perlu kita perhatikan adalah bahwa PTK dilakukan dalam pembelajaran
biasa, tidak ada kelas khusus untuk melakukan PTK karena pada hakikatnya PTK
dilakukan oleh guru sendiri di kelasnya sendiri.
0 Response to "Merencanakan PTK"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr