URAIAN SINGKAT
Sebuah debat bisa menjadi metoda berharga
untuk meningkatkan pemikiran dan perenungan, terutama jlka siswa diharapkan
mengemukakan pendapat yang ber-tentangan dengan diri mereka sendiri. Ini
merupakan strategi debat yang secara aktif melibatkan tiap siswa di dalam
kelas—tidak hanya mereka yang berdebat.
PROSEDUR
1.
Susunlah sebuah pernyataan
yang berisi pendapat tentang isu kontroversial yang terkait dengan mata pelajaran
anda (misalnya., "Media cuma membuat berita, bukan melaporkannya.")
2.
Bagilah siswa menjadi dua
tim debat. Berikan (secara acak) posisi "pro" kepada satu kelompok
dan posisi "kontra" kepada kelompok yang lain.
3.
Selanjutnya, buatlah dua
hingga empat sub kelompok dalam masing-masing tim debat. Misalnya, dalam sebuah
kelas yang berisi 24 siswa anda dapat membuat tiga sub kelompok pro dan tiga
sub kelompok kontra, yang masing-masing terdiri dan empat anggota. Perintahkan
tiap sub kelompok untuk menyusun argumen bagi pendapat yang dipegangnya, atau
menyediakan daftar panjang argumen yang mungkin akan mereka diskusikan dan
pilih. Pada akhir dari diskusi mereka. perintahkan sub kelompok untuk memilih
juru bicara.
4.
Tempatkan dua hingga empat
kursi (tergantung jumlah dari sub kelompok yang dibuat untuk tiap pihak) bagi
para juru bicara dari pihak yang pro dalam posisi berhadapan dengan jumlah
kursi yang sama bagi juru bicara dari pihak yang kontra. Posisikan siswa yang
lain di belakang tim debat mereka. Untuk contoh sebelumnya, susunannya akan
tampak seperti ini:
x x
x x
x x
x pro kon x
x pro kon x
x pro kon x
x x
x x
x x
Mulailah "debat" dengan meminta para Juru bicara
mengemukakan pendapat mereka. Sebutlah proses Ini sebagai "argumen
pembuka."
5.
Setelah semua siswa mendengarkan argumen pembuka,
hentikan debat dan suruh mereka kembali ke sub kelompok awal mereka.
Perintahkan sub-sub kelompok untuk menyusun strategi dalam rangka mengkonter
argumen pembuka dari pihak lawan. Sekali lagi, perintahkan tiap sub kelompok
memllih juru bicara, akan lebih baik bila menggunakan orang baru.
6.
Kembali ke
"debat". Perintahkan para juru bicara, yang duduk berhadap-hadapan,
untuk memberikan "argumen tandingan" Ketika debat berlanjut
(pastikan untuk menyelang-nyeling antara kedua belah pihak), anjurkan siswa
lain untuk memberikan catatan yang memuat argumen tandingan atau bantahan
kepada pendebat mereka. Juga, anjurkan mereka untuk memberi tepuk tangan atas
argumen yang disampaikan oleh perwakilan tim debat mereka.
7.
Bila anda rasa perlu,
akhirilah debat. Tanpa menyebutkan pemenangnya, perintahkan siswa untuk kembali
berkumpul membentuk satu lingkaran. Pastikan untuk mengumpulkan siswa dengan
meminta mereka duduk bersebelahan dengan siswa yang berasal dari pihak lawan
debatnya. Lakukan diskusi dalam satu kelas penuh tentang apa yang didapatkan
oleh siswa dari persoalan yang diperdebatkan. Juga perintahkan siswa untuk
mengenali apa yang menurut mereka merupakan argumen terbaik yang dikemukakan
oleh kedua belah pihak.
VARIASI
1. Tambahkan satu atau
beberapa kursi kosong bagi tim-tim debat. Ijinkan siswa untuk menempati
kursi-kursi kosong ini manakala mereka ingin turut berdebat.
2. Mulailah segera kegiatan ini
dengan argumen pembuka perdebatan. Lakukanlah dengan debat konvensional, namun
sering-seringlah menggilir para pendebatnya.
0 Response to "Debat Aktif"
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di Pustaka Pandani
Silahkan komentar anda,
Salam
Irfan Dani, S. Pd.Gr